Network
PORTAL NGANJUK – Anggota Parlemen Ukraina Inna Sovsun mengatakan dunia perlu ‘berhenti menyangkal’ bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah teroris ketika invasi Rusia ke Ukraina terus berlanjut.
Melansir dari laman Newsweek pada Minggu, 13 Maret 2022, Putin menghadapi kritik yang bertubu-tubi atas invasi tersebut.
Termasuk kritik untuk serangan yang dilakukan terhadap warga sipil dan Penculikan Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov.
Sementara itu, pasukan Rusia terus maju menuju ibu kota Ukraina Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymir Zelenksy mengatakan bahwa seluruh Ukraina adalah ‘garis depan’.
Sovsun muncul di Fox News pada Sabtu, 12 Maret 2022, dimana dia mengecam Vladimir Putin atas tindakan invasi yang dilakukan, menjulukinya sebagai ‘teroris’ dan ‘Hitler zaman kita’.
Baca Juga: 5 Arti Mimpi Tentang Pacar Menurut Primbon Jawa, Ada Yang Harus Lebih Waspada
Secara khusus, Sovsun mengkritik kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menggunakan kekuatan militer Rusia.
Merujuk pada laporan bahwa Fedorov telah diculik dan disiksa, klaim ini belum diketahui secara pasti hingga artikel diterbitkan.
“Itu tingkat kejahatan yang lain, Putin adalah seorang teroris. Ini adalah negara teroris yang sedang kita bicarakan,” kata Sovsun.
Sovsun meminta Eropa Barat untuk masuk memberikan bantuan memperingatkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Presiden Rusia perlu dihentikan dan mengatakan bahwa Vladimir Putin akan melangkah lebih jauh daripada Ukraina.
“Ini adalah kenyataan yang sangat menakutkan untuk diterima, tetapi saya pikir seluruh dunia harus berhenti menyangkal hal itu. Tidak ada batasan baginya. Tidak ada batas kekejamannya,” kata dia.
Pejabat Ukraina telah memohon kepada Eropa Barat dan Amerika Serikat untuk menerapkan zona larangan di atas negara itu.
Akan tetapi, negara-negara lain enggan untuk terlibat secara langsung dengan Rusia karena dikhawatirkan kemungkinan eskalasi akan terjadi.
“Dia benar-benar orang gila yang tidak memiliki kendali atas keputusannya. Dan hanya ada sedikit orang Rusia yang mampu menghentikannya dari hal terburuk yang akan terjadi,” imbuhnya.
Banyak yang turut menentang tindakan yang dilakukan Putin, mengecam invasi militer karena menyaksikan segudang serangan terhadap warga sipil.
Serangan tersebut menargetkan rumah sakit dan sekolah, beberapa menuduh Rusia telah melakukan kejahatan perang.
Beberapa ahli juga ikut menggemakan peringatan yang diucapkan oleh Sovsun, bahwa Putin tidak akan berhenti di Ukraina.
Mantan komandan North Atlantic Treaty Organization (NATO) James Stravidis pekan lalu mengatakan bahwa dia yakin mata Putin tertuju pada negara-negara non-Nato lainnya, seperti Modolva atau Georgia.
Baca Juga: Arti Mimpi Bersetubuh dengan Wanita Cantik, Waspadalah Bisa Jadi Kamu Akan Mendapatkan Sial
Pada hari Sabtu, 12 maret 2022, pasukan Rusia terus berupaya untuk mengepung Kyiv, dengan para pemimpin Ukraina mengatakan warga mereka siap untuk melanjutkan pertempuran.
“Pasukan Rusia menderita kerugian besar. Kami bahkan sekarang dapat berbicara tentang pukulan terbesar bagi pasukan Rusia dalam puluhan tahun,” kata Zelensky dalam sebuah pidato video.
Zelensky juga menyerukan pembebasan bagi Fedorov serta membandingkan penculikan itu dengan ‘tindakan teroris ISIS’.
Awalnya Wali Kota Fedorov ditahan di sebuah gedung kantor pemerintah dengan sekitar sepuluh tentara Rusia, yang diduga menutup kepalanya dengan tas dan mengeluarkannya ketika dia tidak bekerja sama.
“Seluruh negara melihat bahwa Melitopol tidak menyerah kepada penjajah, dan ini tidak akan diubah dengan menekan Wali Kota atau menculik Wali Kota,” kata Presiden Ukraina pada hari
