PORTAL NGANJUK — Virus Marburg perlu diwaspadai masyarakat karena tingkat fatalitas kematian yang sangat tinggi mencapai 88 persen.
Meskipun hingga kini virus Marburg belum terdeteksi di Indonesia, tetapi pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengambil langkah antisipatif.
Pada bulan Februari lalu, Kemenkes telah melaksanakan penilaian resiko cepat virus Marburg.
Hasilnya, kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia masih tergolong rendah.
Meskipun tergolong rendah, Kemenkes tetap mengingatkan masyarakat agar tidak lengah dalam menghadapi kemungkinan penyebaran virus Marburg.
"Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg," kata Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril.
Virus Marburg termasuk penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.
Virus Marburg juga masih satu famili dengan virus Ebola.