Network
PORTAL NGANJUK – Tidak ada satu pun makhluk Allah SWT yang tahu kapan terjadinya kiamat. Hari kiamat atau biasa disebut dengan Yaumul Qiyamah merupakan hari kehancuran alam semesta dan segala kehidupannya di dalamnya.
Namun Allah SWT telah memberikan beberapa tanda- tanda terjadinya kiamat di dunia.
Syekh Ali Jaber menyebutkan apabila tanda-tanda muncul pada istri maka segeralah bertobat.
Syekh Ali Jaber mengatakan bahwa tanda ini merupakan suatu bentuk isyarat kiamat semakin dekat.
Baca Juga: Tetapkan Dea OnlyFans Sebagai Tersangka Pornografi, Polisi Kantongi Beberap Bukti Kuat
Lantas tanda-tanda seperti apa yang dimaksud?
Syekh Ali Jaber menjelaskan, Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa kiamat tidak akan lama lagi akan terjadi jika muncul tanda ini pada seorang istri.
Dikutip oleh PORTAL NGANJUK dari Kanal YouTube Muslim – Saluaran Dakwah
Tidak hanya kemunculan Imam Mahdi, Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat yang menjadi tanda datangnya kiamat.
Syekh Ali Jaber mengatakan ada tanda kiamat yang saat ini muncul. Tanda-tanda ini ada pada seorang istri.
“Diantaranya kesibukan kita dalam usaha, sakit kita repot dan saking sibuknya mencari usaha dan bisnis, tidak mencukupi upaya sendiri. Malah melibatkan istri,” ujar Syekh Ali Jaber.
“Itu sudah disebutkan Rasulullah SAW tanda hari kiamat,” ujar Syekh Ali Jaber.
Bahkan sekarang ini banyak ditemukan segala urusan rumah tangga dan keuangan dipegang oleh istri.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Film Bertemakan Hacker, Berikut uUlasannya
Syekh Ali Jaber mengatakan bahwa ketika istri mulai mencari nafkah dan mengatur peran rumah tangga menggantikan suami maka itu sudah menjadi tanda kiamat.
“Ini bukan persoalan boleh atau tidak boleh bekerja. Berarti kalau hal itu sudah muncul, kiamat di depan mata,” kata Syekh Ali Jaber.
“Bahwa ketika datangnya hari kiamat sudah dekat, orang mengucapkan salam secara khusus (kepada yang dikenal saja), maraknya perdagangan hingga seorang isteri membantu suaminya dalam melakukan bisnis (perniagaan), putusnya hubungan silaturrahim, kesaksian (sumpah) palsu, menyembunyikan persaksian yang benar, dan banyaknya tulisan.” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth dan diriwayatkan dari banyak jalur yang isinya mencakup hadist ini secara umum).***
