Network
PORTAL NGANJUK – Sabar, menjadi salah satu tindakan yang banyak diterapkan umat muslim saat menunaikan ibadah puasa, sabar untuk menahan lapar, sabar menahan amarah, dan sabar dalam aspek lain yang bisa menimbulkan batalnya puasa.
Namun apa ‘sabar’ itu? Dan bagaimana bisa satu tindakan ‘sabar’ bisa mencegah batalnya puasa?
Definisi Sabar, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya tahan menghadapi cobaan atau tabah. Orang yang berjiwa sabar, maka tidak mudah dikuasai amarah dan putus asa.
Sikap sabar, bisa membuat manusia menahan diri dari nafsu dan perbuatan merendahkan harkat martabat kemanusiaan.
Allah SWT, pun juga memerintahkan hamba-Nya untuk bersabar. Tertulis dalam Al-Quran dalam firmanNya, surat Al-Baqarah ayat 153:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” (QS Al-Baqarah ayat 153).
Syekh Nawawi al-Bantani, berpendapat jika sikap sabar pada konteks ayat tersebut dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah SWT, yakni meninggalkan maksiat, serta bersabar saat ditimpakan ujian. Sedangkan arti kata dari ‘wash-shalah’ adalah memperbanyak shalat sunnah di malam dan siang hari.
Hal tersebut sejalan dengan ibadah puasa, yang mana konsep ibadah tersebut menahan diri dari beberapa hal, seperti menahan lapar dan haus, menahan amarah dan perbuatan maksiat, dan sejenisnya.
Tanpa menerapkan sikap sabar umat muslim mustahil bisa menjalankan ibadah puasa nya, karena dengan adanya sikap sabar umat muslim akan sulit menahan lapar, dan akan dikendalikan amarah jika terlibat konflik.
Maka sangat penting umat muslim menerapkan kesabaran tersebut, untuk memperlancar menjalankan ibadah puasa ramadhan.
Selain itu, sabar juga banyak manfaatnya jika dilihat dari segi kesehatan mental. Apabila konsep sabar dilihat manfaatnya dari segi kesehatan mental, dapat dilihat dampak baik yang timbul bagi seseorang.
Hal tersebut disebabkan, karena kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi saat itu.
Setiap orang memiliki tujuan dan keinginan tertentu. Diantaranya ada yang berhasil memperoleh tanpa harus bekerja keras, ada yang berhasil dengan kerja keras, bahkan tak jarang ada yang gagal walaupun sudah melakukan berbagai usaha.
Untuk merespon kondisi tersebut, bersabar adalah salah satu sikap supaya kesehatan mental kita tetap terjaga. Ini manfaat jika kita bersabar dalam menghadapi cobaan:
- pengendalian Diri
Dalam perspektif psikologi, pengendalian diri merupakan konsep sabar yang mana seseorang akan berusaha mengatur dirinya untuk tetap menjaga kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri.
Jika seseorang mampu mengendalikan diri sendiri dengan baik, maka akan selalu berusaha untuk mengoreksi diri dalam setiap ucapan dan tindakan yang hendak dilakukan, tentunya dia tidak akan menjadi pribadi yang dikendalikan oleh amarah dan putus asa.
- Mampu Menerima Kenyataan
Jika membentengi dengan sikap sabar, akan lebih mudah menerima kenyataan hidup. Terlebih jika kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan harapan. Salah jika mengatakan bersabar tidak boleh merasakan perasaan sedih, karena sedih adalah salah satu fitrah dasar manusia saat kecewa dan sejenisnya.
Namun menerima kenyataan daripada selalu diliputi perasaan sedih, merupakan salah satu solusi terbaik untuk menenangkan diri.
Selain itu, kesabaran dapat melahirkan ketenangan jiwa, karena mampu menerima kenyataan dengan lapang dada dan kerelaan hati. Namun tentu tidak melupakan sikap usaha untuk memperbaiki masalah dan senantiasa berdo’a kepada Allah SWT.
- Kemampuan Berpikir Tenang dan Hati-Hati
Sikap sabar juga bisa melahirkan pikiran yang tenang dan kehati-hatian dalam berucap dan bertindak. Semua masalah yang akan dihadapi, seseorang akan lebih mudah bersikap dan berpikir positif terhadap berbagai persoalan, serta tidak mudah menarik kesimpulan sederhana.
Sikap sabar akan menghindari seseorang dari penilaian subjektif dan sederhana yang bisa mempengaruhi emosi kita.
Baca Juga: Ramai Desakan Bubarkan DPR dan Parpol, Mahfud MD: Lebih Baik Punya Walaupun Jelek
- Memupuk Pribadi yang Pemaaf
Memaafkan, merupakan kalimat yang mudah untuk diucapkan namun sulit dilakukan. Namun sulit bukan berarti mustahil untuk dilakukan, dan seseorang yang memaafkan adalah mereka yang memiliki kesabaran tinggi, sehingga mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Sikap pemaaf sendiri juga tertulis dalam firman-Nya, surat Al-Hijr ayat 85:
وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS Al-Hijr ayat 85).
Selain tercantum dalam ayat Al Qur'an, dalam kesempatannya berceramah. Ustadz Adi Hidayat pun menyampaikan keistimewaan sabar dalam menghadapi ujian kehidupan.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, jika menginginkan perasaan tenang dalam menghadapi cobaan hidup maka cara menghadapinya adalah bersabar.
“Apabila dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan sabar, maka hebatnya dia akan gembira dengan kedatangan tantangan dalam hidupnya,” ucap Ustadz Adi Hidayat dilasir dalam portalsulut.com dari kanal YouTube Kajian Islam Official.
Keutamaan bersabar sangat besar manfaatnya, dalam menjalani kehidupan maupun saat momen puasa ramadhan kali ini. Selain bisa mendapatkan ketenangan hati, bersabar sangatlah berdampak untuk umat Islam menjalankan ibadah puasa.***
