PORTAL NGANJUK - Saat ini telah dirayakan Hari Ulang Tahun (HUT) RI yang ke 77, pengibaran bendera merah putih tentu akan dilaksanakan di berbagai daerah dengan ciri khas masing-masing.
Jelang HUT RI dan pengibaran bendera yang memiliki simbol merah putih, netizen mencoba mencari tahu hukum bagi kaum muslim atau penganut agama islam untuk hormat kepada bendera.
Bukan tanpa alasan, HUT RI bagi sebagian umat islam di Indonesia muncul keraguan soal hormat kepada bendera merah putih, diklaim sebagai kemusyrikan kepada Allah SWT.
Lantas bagaimana keterangan lebih jelas mengenai kasus seperti ini, simak penjelasannya disini.
Bagi kalian yang beragama islam pasti merasa resah dengan banyaknya netizen yang bertanya soal hukum hormat kepada bendera saat HUT RI ke 77.
Baca Juga: Cek Fakta: Jenderal Andika Perkasa Amankan Ratusan Ton Narkoba Milik Ferdy Sambo, Hoaks atau Fakta?
Mengangkat tangan sebagai bentuk hormat apakah melanggar ketentuan agama, lantas bolehkan dilakukan?
Bagi yang belum tahu harus menyimak artikel ini agar bisa memahami makna dan hukum hormat kepada bendera merah putih.
Sebenarnya untuk hukumnya sendiri masih diperdebatkan oleh para ulama, ada sejumlah yang melarang, serta ada yang membolehkannya.
“Tidak boleh menghormati bendera, bahkan ini termasuk bid’ah yang dibuat-buat,” Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah 1/236.
Memang ada sekelompok umat islam yang mengatakan bahwa itu termasuk bid’ah, namun tidak semua semacam itu, seperti yang dilakukan oleh Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Ubaikan.
Dijelaskan bahwa boleh hormat kepada bendera asalkan tidak sampai mempengaruhi tahap ibadah, serta untuk saat ini hormat adalah hal yang lazim dilakukan sebagai bentuk kedaulatan negara.
Baca Juga: Nonton Anime Tensei Kenja no Isekai Life Episode 7 Sub Indo RESMI Bukan dari Otakudesu Summer 2022
Tentu saja niat untuk hormat ke bendera hanyalah sekedar mencintai tanah air, mengingat perjuangan para pahlawan, bukan karena ingin beribadah.
Jika melihat pada zaman dulu, bendera adalah simbol mempersatukan seluruh elemen pasukan saat berperang, jika bendera jatuh maka itu adalah simbol kekalahan.
Jika ada orang yang sedang hormat kepada bendera, mereka bukan mengagungkan seperti masuk dalam ibadah, hanya menghormati seperti biasa atau disebut syiar (lambang).
Tidak diperkenankan hormat ke bendera dengan niat mengagungkan sebagai ibadah, jika demikian bisa dimasukkan dalam kategori syirik.
Setelah menilai masyarakat yang hormat kepada bendera, mereka tidak sampai ke level syirik, hanya fokus karena dilihat sebagai lambang sebuah negara.
Perlu diketahui ternyata di Indonesia hormat kepada bendera tidak selalu mengangkat tangan dan diletakkan di area pelipis.
Penghormatan kepada bendera merah putih bisa dilakukan dengan berdiri tegap serta meluruskan kedua tangan ke arah bawah, masing-masing berada di samping badan.
Kejadian itu pernah dilakukan oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pernah hormat namun tidak mengangkat tangannya.
Ternyata keputusan yang diambil tidak menyalahi aturan, yang terpenting pada posisi siap, tidak memakai atribut di kepala, kecuali kopiah, sorban, tudung, serta ketentuan dari adat maupun kebiasaan setempat.
Jika melihat dari penjelasan itu tentu saja Jusuf Kalla tidak melanggar aturan, memang untuk hormat dengan model tangan berada di pelipis telah menyatu dengan budaya atau aturan sebuah organisasi.
Bila mengetahui seseorang tidak hormat dengan tidak mengangkat tangan jangan langsung dituduh anti NKRI, bisa saja memang dia paham dan memilih hormat dengan sikap siap, tangan berada di samping badang.
Setelah mengetahui fakta ini diharapkan masyarakat lebih toleransi dan menghargai hak sesama, jangan sampai persoalan hormat ke bendera menjadi persoalan besar.
Baca Juga: Link Nonton dan Download Anime Overflow Full Episode 1-8 RESMI Bukan Nekopoi dan Animasu
Demikian penjelasan mengenai hukum hormat kepada bendera merah putih untuk agama islam.***