Om Kuat Akhirnya Jujur Soal Skenario Ferdy Sambo hingga Pengakuan Bripka RR Soal Kematian Brigadir J

12 September 2022, 20:34 WIB
Akhirnya terungkap pengakuan Om Kuat dan Bripka RR. /Pikiran-Rakyat.com/

PORTAL NGANJUK - Sudah hampir mencapai dua bulan, kasus mengenai tewasnya Brigadir J masih terus dilakukan penyelidikan.

Perlahan-lahan kasus Brigadir J mulai menemui titik terang.

Salah satu tersangka, Om Kuat akhirnya jujur mengenai skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo dalam kasus Brigadir J.

Baca Juga: Link Nonton Anime Orient: Awajishima Gekitou-hen Season 2 Episode 10 Sub Indo, Simak Sinopsis dan Jadwal

Sebagai informasi, Om Kuat atau Kuat Maruf adalah sopir pribadi dari istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Saat peristiwa di Magelang dan Duren Tiga, disebut bahwa Om Kuat berada di lokasi kejadian.

Kini akhirnya Om Kuat mengatakan secara jujur soal skenario sang atasan mengenai kematian Brigadir J.

Baca Juga: Link Nonton Anime Classroom of the Elite Season 2 Episode 11 Sub Indo Gratis dan Resmi

Polisi akhirnya mengungkap hasil uji kebohongan yang sebelumnya diperiksa menggunakan alat yang disebut lie detector terhadap lima tersangka.

Dari kelima tersangka, yang tiga tersangka sudah memberikan keterangan secara jujur, akan tetapi untuk dua tersangka lainnya masih dirahasiakan oleh Polri.

Dua tersangka tersebut adalah Putri Chandrawathi dan Ferdy Sambo yang telah menjalani pemeriksaan lie detector pada Senin, 5 September 2022.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Voxtimor, Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi mengungkapkan bahwa hasil peemriksaan ketiga tersangka (Bharada E, Bripka RR, Om Kuat) tidak menunjukkan indikasi penipuan (no deception indicated).

"Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur," ungkpanya.

Lalu sehari kemudian pada tanggal 6 September 2022, Putri Candrawathi bersama saksi bernama Susi menjalan pemeriksaan dengan alat pendeteksi kebohongan.

Akan tetapi hasilnya masih dirahasiakan kepada publik lantaran demi keadilan atau pro justitia.

Diketahui bahwa Ferdy Sambo sempat terguncang bahkan menangis. Dikutip dari Uncle Wira, Ferdy Sambo menangis usai mendengar pengakuan sang istri dan harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Kala itu di rumah Saguling, Ferdy Sambo sedang penuh amarah dan mengeluarkan perintah kepada Bripka RR untuk menembak Brigadir J.

Hal tersebut disampaikan oleh Erman Umar, pengacara Bripka RR.

Melalui keterangan dari Erman Umar, Bripka RR menjelaskan bahwa pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat dan diperoleh keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Namun sebelum perintah tembak mati Brigadir J, awalnya Ferdy Sambo sempat menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

"Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil oleh Ferdy Sambo dan ditanya.'Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?" ungkap Erman.

Lalu Bripka RR menjawab jika dirinya tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara istri jenderal dan Brigadir J.

Bripka RR lalu melihat perangai Ferdy Sambo yang begitu marah bahkan menangis.

 

Ferdy Sambo marah dan mengatakan jika istrinya dilecehkan dan hal tersebut dikatakannya sambil menangis dan juga emosi.

Setelah itu Ferdy Sambo sempat mengatakan apakah berani jika Bripka RR menembak Yosua, dan Bripka RR menjawab tidak, karena RR tidak kuat mentalnya.

Lalu Bripka RR diminta Ferdy Sambo untuk memanggil Bharada E, dan dia pun turun ke lantai 1 dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap sang jenderal.

Lalu Bripka RR mengatakan dia diminta Om Kuat menghampiri Brigadir J yang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi FS terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

Akhirnya Bripka RR membongkar adegan Putri Candrawathi di kamar.

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Bripka RR akhirnya melihat Brigadir J kembali hendak ke kamar PC di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya tetapi dilarang Om Kuat.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky sempat bertanya ke Yosua tapi dia tidak tahu alasan Om Kuat marah kepadanya dan akhirnya Ricky membujuk Yosua untuk menemui PC dan akhirnya selang beberapa lama dia mau bertemu dan menuju ke kamar lantai 2.

Setelah itu Yosua dan PC bertemu dan mengobrol berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Lalu Yosua tidur satu kamar dengan Bharada E, sedang RR dan KM tidur di ruang tengah.

Panjaitan membeberkan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia. "Walau mengelak bahwa itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Berikut isi SP3 Laporan PC yang dibacakan J.Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews 6 September 2022.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak meminta tolong dan berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Temuan Komnas HAM soal pelecehan seksual itu lalu mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai pengacara dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabareskrim Polri. Ibu putri sudah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual PC di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Bripka RR diketahui mulai sadar dan mengatakan jujur tentang skenario Ferdy Sambo dan sempat ingin ajdi justice collaborator.***

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler