PORTAL NGANJUK - Saat ini masyarakat tengah diberi informasi yang cukup mengejutkan mengenai rencana dari pemerintah.
Mayoritas masyarakat menggunakan kompor gas yang memakai LPG 3 kg untuk kebutuhan memasak ataupun berjualan.
Kini diketahui bahwa pemerintah berencana untuk mengurangi jumlah LPG 3 kg dan masyarakat akan dialihkan untuk penggunaan kompor listrik.
Lalu apa sebenarnya alasan dibalik pemerintah mengurangi subsidi LPG 3 kg ini? Simak selengkapnya dibawah ini.
Dikutip PORTAL NGANJUK melalui Seputar Tangsel bahwa Pemerintah bersiap-siap untuk mengurangi peredaran Liquefied Petroleum Gas atau LPG 3 kg yang selama ini masuk dalam kategori subsidi.
Selanjutnya, masyarakat miskin pengguna LPG 3 kg itu diarahkan untuk beralih menggunakan kompor listrik atau kompor induksi.
Otomatis, untuk jumlah tabung gas melon di pasaran pun juga bakal dilakukan secara bertahap.
Rencana mengenai program konversi kompor gas menjadi kompor listrik atau kompor induksi bagi rumah tangga ini disampaikan pemerintah melalui Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Arifin Tasrif, saat ini Pemerintah bersama PT PLN (Persero) tengah bekerjasama dalam menggencarkan program tersebut.
Konversi dari kompor gas menjadi kompor listrik atau kompor induksi tersebut disebutnya sebagai salah satu langkah mengurangi bantuan atau subsidi LPG 3 kg.
Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini pun berharap supaya beban subsidi LPG 3 kg yang mayoritas masih diimpor dapat terus ditekan tahun demi tahunnya.
"Diminimalkan, tapi ini kan it takes time (butuh) beberapa tahun,” ucap Arifin Tasrif kepada awak media, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Arifin Tasrif juga belum dapat memastikan apakah LPG 3 kg bakal dihapus seiring banyaknya produk alternatif.
Pasca konversi ke kompor listrik, pemerintah juga mengandalkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) menjadi produk substitusi impor LPG.
Arifin meyakini, proyek itu bakal mampu mengurangi beban keuangan negara.***