Tak Hanya Kakak Asuh, Ferdy Sambo Punya Adik Asuh Yang Buatnya Percaya Diri Soal Kasus Pembunuhan Brigadir J

20 September 2022, 18:50 WIB
Tak Hanya Kakak Asuh, Ferdy Sambo Punya Adik Asuh Yang Buatnya Percaya Diri Soal Kasus Pembunuhan Brigadi J /Pikiran Rakyat/

PORTAL NGANJUK - Kasus kematian Brigadir J hingga kini masih terus bergulir dengan menyeret nama Ferdy Sambo dan empat tersangka lainnya.

Terkini, Muradi seorang Guru besar politik dan keamanan Universitas Padjadjaran menilai Ferdy Sambo mempunyai rasa percaya diri yang relatif tinggi.

Rasa kepercayaan diri yang tinggi itu diduga di dapatkan lantaran ia masih memiliki kekuatan dari kakak asuh dan adik asuh.

Baca Juga: Kuat Ma'ruf Ternyata Hampir Tewas di Tangan Brigadir J, Om Kuat Selamat Berkat Peran Besar Bharatu Prayogi

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," ujar Muradi pada Selasa, 20 September 2022.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi," tambahnya.

"Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," imbuhnya.

Baca Juga: Putri Candrawathi Tuding Brigadir J Masuki Kamarnya dan Merabai Paha, Kronologi Adegan Ranjang Kini Mencuat

Namun, Muradi tidak menyebut siapa di balik sosok kakak asuh serta adik asuh yang dimaksudkan itu.

Tetapi, ia mengatkan jika kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karier Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu," ungkap Muradi.

"Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif. Ada yang sudah pensiun ada, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," tambahnya.

Ia hanya mengingatkan bahwa ada yang beking Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh.

Sehingga, proses hukum kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yosua tidak menimbulkan perlawanan. 

Menurut Muradi, dengan Ferdy Sambo yang mengubah BAP, sama dengan ia melakukan perlawanan.

"Kenapa saya warning itu, supaya tidak ada perlawanan. FS mengubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Muradi meminta Polri agar harus mengambil langkah sistematis terhadap sosok yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo. 

Selain itu, Muradi juga menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang saat ini masih menduduki posisi strategis agar dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.

"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang," ujarnya.

"Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS," tambah Muradi.

"Ia dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," tambahnya lagi.

 Muradi menyebut bahwa perkara Ferdy Sambo itu merupakan persoalan pribadi, sehingga jangan sampai merusak organisasi internal Polri.

"Kalau saya sih berharap FS legowo, sudah, jalani saja. Karena, kalau nggak, ini yang rusak organisasi," tegasnya.

"Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang," ujar Muradi.

" Ini kan perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini udah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," pungkas Muradi.***

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler