Vera Simanjuntak Buka Suara Ungkap Peristiwa Sebelum Brigadir J Tewas, Adegan Paha Putri Candrawathi Terungkap

3 Oktober 2022, 10:22 WIB
Vera Simanjuntak Buka Suara Ungkap Peristiwa Sebelum Brigadir J Tewas, Adegan Paha Putri Candrawathi Terungkap /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK – Sosok Vera Simanjuntak yang merupakan kekasih Brigadir J belakangan ini menjadi sorotan masyarakat.

Hal itu karena kekasih Brigadir J tersebut akhirnya mulai buka suara soal peristiwa sebelum Yosua tewas.

Kini akhirnya terungkap adegan paha Putri Candrawathi yang selama ini menjadi misteri, beberapa pengakuan Vera Simanjuntak berikut ini membuat masyarakat sangat tidak menyangka.

Baca Juga: Update Kasus Lesti Kejora yang Diduga Mengalami KDRT Rizky Billar, Catat Jadwal Pemeriksaan Disini

Bahkan ketika bercerita, kekasih Brigadir J tersebut hingga merasa emosional dan meneteskan air mata.

Bahkan adegan paha antara Brigadir J dan Putri Candrawathi mulai terungkap dan membuat masyarakat penasaran.

Banyak fakta dan petunjuk mengejutkan baru yang berhasil dibongkar Vera Simanjuntak.

Polisi kini telah menetapkan 5 tersangka dalam kasus pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir J ini.

Kelima tersangka tersebut adalah, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka RR, Bharada E, dan juga Kuat Maruf.

Sebelumnya Putri Candrawathi tidak ditahan Karena alasan kemanusiaan.

Namun pada Jumat 30 September, secara mendadak akhirnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi mengumumkan Putri Candrawathi ditahan di Rutan Mabes Polri.

Hal tersebut sontak mengagetkan publik, Putri Candrawathi pun yang dari semula datang menggunakan pakaian branded, kini berganti baju oranye bertuliskan Napi 077.

Dikutip dari akun youtube Anjas Asmara di Thailand, menyebut saat Putri Candrawathi melapor di kepolisian, tidak ada satupun media yang mengetahui kedatangannya.

Hal tersebut juga terjadi pada beberapa kedatangan sebelumnya.

Baca Juga: Bukti Dugaan Rizky Billar Selingkuh Dengan Devina Kirana Akhirnya Terbongkar, Disebut Punya Cincin Kembar

Hal tersebut menunjukkan bahwa Putri Candrawathi itu memang bukan perempuan sembarangan dan dirinya punya jaringan networking yang luar biasa.

Anjas meyakini, selama beberapa bulan Putri Candrawathi belum ditahan pasti telah melakukan banyak hal.

Selanjutnya saat Vera Simanjuntak yang merupakan kekasih Brigadir J diwawancara Rosiana Silalahi di salah satu acara tv,

Ada beberapa data menurutnya apakah jangan-jangan bahwa motif Brigadir J dihabisi itu sebenarnya bukanlah hal yang tiba-tiba tetapi sudah terjadi sejak lama.

Dirinya berhasil merangkum tiga data yang berasal dari 3 waktu berbeda-beda.

Mulai keterangan Brigadir J saat curhat kepada kekasihnya di hari Jumat 8 Juli 2022 tepat di hari pembunuhan tersebut,

Selanjutnya juga dihari Kamis 7 Juli saat di Magelang serta di tanggal 19 dan 21 Juni 2022 yang notabene ini berarti sebulan sebelum terjadinya pembunuhan tersebut.

Menurut Anjas, ini mengindikasikan bahwa Brigadir J itu sudah lama menderita sebenarnya di tempat dia bekerja, ada yang bilang bahwa indikasi yang dilakukan kepada Brigadir J itu sudah dilakukan sejak lama.

Baca Juga: Geger Dugaan Kuat Motif Rizky Billar Cekik Lesti hingga Kerongkongan Bergeser, Netizen Kaitkan Soal Karier

Di video tersebut dirinya juga coba membahas lebih detail data kualitatif dari Vera Simanjuntak.

Data pertama, di tanggal 8 Juli hari Jumat ini adalah di hari kejadian pembunuhan tersebut beberapa menit sebelum dieksekusi Vera Simanjuntak mengatakan bahwa dia mendapatkan miss call di jam 16.10 tetapi tidak diangkat karena dia sedang di pasar.

Kemudian Vera Simanjuntak menelpon kembali dan akhirnya bisa berkomunikasi dengan Brigadir J itu di jam 16.31.

Dalam percakapan itu Brigadir J hanya mengatakan "Bentar ya, bentar nanti Abang (Brigadir J) kabarin lagi".

Ini adalah kata-kata terakhir dari Brigadir J untuk kekasihnya Vera Simanjuntak.

"Perkataan Brigadir J itu diprediksi bahwa saat itu sedang terjadi ya kalau aku lihat dari rekonstruksi yang lalu berarti Brigadir J ini sedang mau beralih dari rumah pribadi menuju ke rumah dinas,

Dan saat itu juga sudah dilakukan rencana ya bahwa Ferdy Sambo itu sudah meminta Bripka RR untuk menghabisi Brigadir J tapi dia menolak dan dialihkan perintah tersebut ke Bharada E," sebut Anjas Asmara di Thailand.

Selain itu, menurutnya Kuat Maruf juga adalah orang yang berperan penting di situasi tersebut.

Lanjutnya, sehari sebelum kejadian tepatnya di tanggal 7 Juli 2022 ini lokasi pada saat si Brigadir J dan Putri Candrawathi serta yang lainnya berada di Magelang sekitar jam 8 malam.

Saat itu Brigadir J menelpon Vera Simanjuntak dan di angkat tapi telponnya kembali dimatikan.

Kemudian Vera Simanjuntak melihat ada miscall beberapa kali di hp-nya dan sekitar jam setengah 9 malam akhirnya mereka bisa berkomunikasi pada saat di Magelang.

Yang dikatakan Brigadir J adalah "lagi di mana dek?". Itu adalah gambaran apa yang terjadi.

Kata dia kalau dihubungkan dengan data yang berasal dari sejumlah media massa misalnya dari tempo ya dan juga Kompas dan banyak lagi yang bersumber pada persidangan kode etik Ferdi sambo,

Diketahui bahwa mereka mengklaim bahwa brigadir J itu melakukan tindakan pelecehan atau perkosaan kepada putri Candrawathi di tanggal 7 Juli 2022 tersebut.

Baca Juga: Link Nonton Anime Spy X Family Season 2, Gratis, Sub Indonesia dengan Kualitas 720p, Simak Selengkapnya!

Namun dari testimoni yang ia dapatkan, percakapan antara Vera Simanjuntak dan Brigadir J itu yakni,

"Kurang ajar mereka ini, ibu sakit aku dituduh bikin ibu sakit, aku diancam, berani kau naik ke atas kubunuh kau, yang ngancam skuat-skuat disini,"

Dirinya menginterpretasikan bahwa kalau di lihat Kuat Maruf lah yang secara eksplisit mengatakan dia ini kurang ajar dia yang ngebuat Ibu Putri sakit di sini

Sementara, dalam percakapan Brigadir J dengan Vera Simanjuntak dengan tegas Brigadir J mengatakan "saya dituduh buat bikin ibu sakit".

Kemudian Vera Simanjuntak tanya, "Emangnya Abang ngapain Ibu, abang memukul Ibu?".

Dijawab oleh Brigadir J lagi "Nggak lah dek"

Lalu dijawab Vera lagi "Kalau gitu jangan takut dong kalau nggak salah" dan disambar dengan jawaban "iya dek" oleh Brigadir J.

Kalau Brigadir J masih hidup dia pasti bisa menjelaskan apa saja yang sebenarnya terjadi, tetapi karena dia sudah meninggal dunia makanya alat-alat bukti ini termasuk keterangan saksi harus kita logikakan.

Menurutnya, jelas tidak mungkin seorang Brigadir J akan melakukan hal seperti itu untuk atasannya.

"Saya lagi di Magelang D nanti saya kabari lagi", dia bilang dia tidak salah tapi dituduh itu adalah percakapan terakhir di hari Kamis 7 Juli 2022 pada saat Brigadir J di Magelang yang jelas membantah tuduhan tersebut.

Tapi kalau dari Kuat maruf mengatakan, memang Brigadir J yang membuat dia Putri Candrawathi sakit.

Kemudian, lanjutnya, kalau kita mundur ke belakang lagi sebulan sebelumnya percakapan di tanggal 19 dan 21 Juni 2022 antara Vera Simanjuntak dan juga Brigadir J video call jam setengah 12 malam, ini adalah capture di mana kita melihat tersebar ada wajah sedih dan menangis dari Brigadir J.

Ria video call dan menangis kata-katanya intinya seperti ini, "Ada yang mau Abang ceritain, Abang ada masalah dek tapi nggak bisa ngomong masalah ini ke keluarga inti, bahkan juga ke adik,"

Kemudian Vera Simanjuntak bilang "Cerita lah Bang, dan disambar Brigadir J "Nggak lah dek biarlah Abang yang nanggung derita ini".

Baca Juga: Lebih dari 150 Orang Meninggal Usai Derbi Jatim, Menpora: Semoga Kejadian Ini Tak Terulang

Menurutnya, ini menandakan bahwa sebulan sebelumnya pun Brigadir J sudah mengalami tekanan dan tidak nyaman sampai dia berani menceritakan ini ke kekasihnya, artinya sudah dalam level yang sangat berat permasalahannya.

Selanjutnya Brigadir J bilang ke Vera Simanjuntak, "Kenapa kau masih nunggu Abang Dek?"

Vera mengatakan, "Karena sayang lah," kata Vera sembari menangis

Terus Brigadir J mengatakan begini ke Vera "Bukalah De hatimu buat laki-laki lain, nikah pun nanti kau bahagia punya anak, kalau abang biarlah tetap sendiri".

Ini bagian yang menurutnya ada beberapa interpretasi yah bahwa Brigadir J memiliki permasalahan, dugaannya yang kemungkinan besar ini juga akan bisa menyakiti hatinya Vera.

Kenapa dia tidak menceritakan masalah ini karena kemungkinan besar juga bisa menyakiti hatinya Vera.

Dirinya mengatakan, kalau memang Brigadir J punya permasalahan hanya urusan kerjaan saja, mungkin ada yang iri yang satu sama lain, kenapa Vera Simanjuntak diminta untuk mencari pria lain?.

Kemudian dugaan yang kedua, diduga Brigadir J tidak mau membuat Vera itu bahaya posisinya karena kalau dia menikah dengan Vera Simanjuntak sementara posisi Brigadir J tengah di ancam dibunuh, maka dia bisa saja beranggapan jangan-jangan Vera akan dibunuh juga karena mengetahui banyak hal. Itu adalah dua Possibility terbesarnya.

Bahkan pada suatu wawancara di acara Rossi ya salah satu stasiun TV ini pun Rossi ngomong ke ibundanya Brigadir J,

"Apakah ibu sudah siap mendengarkan hal-hal motif-motif yang berhubungan dengan aib-aib yang pasti akan disampaikan dari para tersangka terlepas itu benar atau tidak?"

Dan dikatakan di situ bahwa ibunda Brigadir J siap akan mendengar semuanya.

Sementara, si Vera Simanjuntak dalam obrolannya di tanggal 19 dan 21 Juni tersebut dengan Brigadir J mengatakan "aku maunya nikah sama abang" dan Brigadir J cuma diam dan bilang "Ya udahlah, ya udah dulu ya Dek aku mau tidur dadaku sesak dek"

Mulai dari Juni hingga di Juli di hari kejadian kalau dilihat ada rangkaian peristiwa yang brigadir J itu sudah merasa bahwa dirinya tidak aman lagi.

Motifnya ini berhubungan dengan sesuatu hal yang memang sudah dialami Brigadir J sebulan sebelum kejadian tersebut.

Dirinya melihat kecenderungan dari timnya Ferdy Sambo ini tengah berusaha untuk menjadikan pasal ini tidak ada pembunuhan berencana agar hukumannya tidak hukuman mati, seumur hidup atau 20 tahun penjara.

"Kalau pembunuhan yang biasa aja tanpa rencana itu kan hukumannya sekitar 15 tahun penjara, belum dipotong remisi dipotong ini dan itu, pasti bakal banyak sekali potongannya dan ini yang berusaha diwujudkan," kata Anjas Asmara di Thailand.

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Bupati Malang Siap Tanggung Biaya Evakuasi dan Perawatan Para Korban Kericuhan

Melalui data-data ini, menurutnya akan sangat menguatkan timnya dari Brigadir J korban untuk membantah ada arahan dari timnya Ferdy Sambo jika ini sifatnya spontanitas.

Karena sudah sebulan sebelumnya, sudah terjadi permasalahan dab bahkan Brigadir J pun sudah diancam itu di tanggal 7 Juli lewat statement testimoni dari Vera Simanjuntak

Menurutnya ini adalah hal yang sangat menguatkan untuk membuat para tersangka akan terkena pasal pembunuhan berencana kecuali untuk si Bharada E.

Tetapi untuk Kuat Maruf dan Putri Candrawathi, Bripka RR terus sama Ferdy Sambo dengan data-data ini maka dipastikan bakal menerima hukuman berat

Dalam pasal 340 pembunuhan berencana lebih detailnya pasti dibutuhkan waktu yang tenang untuk merencanakan dan ada jedanya antara waktu eksekusi semisal satu hari perencanannya. Menurutnya itu sudah confirm sekali pembunuhan berencana.

Tetapi menurutnya, saat ini yang sedang dimainkan oleh timnya Ferdy Sambo adalah perencanaannya itu cuma 30 menit dari rumah pribadi menuju ke rumah dinas di Jakarta Selatan.

"Nah dengan 30 menit ini berarti masih ada Possibility, ini bisa saja rencananya otodidak atau sifatnya spontan karena cuma 30 menit," kata Anjas

Tetapi kalau yang terbukti adalah mulai dari juni sampai satu hari hari sebelumnya pembunuhan, berarti jelas sudah bisa dipastikan ini adalah pembunuhan berencana

Dirinya berharap cepat atau lambat motif sebenarnya akan segera terbongkar.

Diketahui, bahwa Brigadir J memang tidak bahagia dan tidak nyaman sejak bulan Juni 2022 pada saat dia menceritakan hal tersebut kekasihnya Vera Simanjuntak.

Dirinya meyakini itu karena pada saat seorang pria dengan jabatannya sebagai anggota kepolisian atau Polri pasti punya mental yang kuat, tetapi menurutnya Brigadir J sudah sampai di level dia tidak kuat dan menceritakan ke pacarnya.

Dengan adanya data-data ini, dia memastikan sudah beberapa bulan sebelumnya telah terjadi hal-hal yang membuat Brigadir J merasa tidak nyaman dan akhirnya dia curhat ke orang yang dia percaya atau kekasihnya Vera Simanjuntak.

Brigadir J Disebut Memegang Paha, Bagian Sensitif dan Payudara Putri Candrawathi

Kini beredar isi SP3 laporan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Dalam SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku payudara, paha hingga kemaluannya diraba Brigadir J.

Bahkan, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Brigadir J disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

SP3 laporan istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Johnson Panjaitan kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Peristiwa Berdarah di Duren Tiga Mulai Terungkap

Polisi akhirnya menyampaikan hasil uji kebohongan, terhadap lima tersangka.

Dari lima orang tersangka yang menjalani pemeriksaan, 3 diantaranya memberikan keterangan secara jujur, namun dua lainnya masih tidak diungkap oleh Polisi.

Tiga orang yang disebut berkata jujur adalah Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Dikutip dari Voxtimor, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi menyebutkan Hasil pemeriksaan ketiganya tak menunjukkan indikasi penipuan atau no deception indicated.

“Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur,” kata kepada wartawan.

Sehari setelahnya, giliran tersangka Putri Candrawathi dan saksi bernama Susi yang menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.

Namun, hasil pemeriksaannya tidak dibuka untuk publik dengan alasan demi keadilan atau pro justitia.

Ferdy Sambo Syok Hingga Menangis

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir J, Ferdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR menjawab apa yang dia lihat, yakni ketidaktahuan soal peristiwa yang dilaporkan Kuat Maruf maupun Putri Candrawathi. “Enggak tahu” kata Erman Umar menirukan jawaban dari Bripka RR pada Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo marah, sambal mengatakan jika istrinya dilecehkan.

“Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu,” ucap Erman mengulang perkataan Ferdy Sambo saat bertanya sambal marah pada Bripka RR.

“Dan itu sambil (Ferdy Sambo) nangis dan emosi,” kata Erman Umar.

“Saya enggak tahu Pak,” kata Erman mengulang perkataan Bripka RR.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel),

Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky, dikutip dari YouTube Uncle Wira yang tayang pada Kamis 8 September 2022.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Bripka Ricky sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi Ferdy Sambo terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

“’Saya melihat bapak (Ferdy Sambo) memang guncang. Saya melihat bapak menangis,” kata Bripka RR.

“Enggak biasa (Ferdy Sambo) begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan ucapan dari Bripka RR.***

 

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler