Setelah Ditahan, Pernyataan Jujur Putri Candrawathi Tentang Perbuatan Brigadir J Mencuat, Muncul Petunjuk Baru

3 Oktober 2022, 16:14 WIB
Setelah Ditahan, Pernyataan Jujur Putri Candrawathi Tentang Perbuatan Brigadir J Mencuat, Muncul Petunjuk Baru /Sumber Istimewa

PORTAL NGANJUK – Putri Candrawathi telah resmi ditahan pada 30 September 2022 lalu.

Usai istri Ferdy Sambo resmi ditahan, pernyataan putri candrawathi soal perbuatan Brigadir J mulai mencuat ke publik.

Semua adegan yang dilakukan sang ajudan diceritakan kepada Ferdy Sambo, hingga sang suami menjadi sedih dan membuat masyarakat penasaran mengenai kronologi dan pebuatan Brigadir J.

Baca Juga: Polisi Ungkap Jadwal Pemeriksaan Rizky Billar atas Dugaan KDRT, Kondisi Terbaru Lesty Kejora Jadi Sorotan

Kini teka-teki dan misteri perbuatan Brigadir J kepada Putri Candrawathi mulai bisa terbongkar.

Putri Candrawathi diketahui kini telah memberikan pengakuan jujur mengenai kronologi perbuatan Brigadir J Kepadanya yang membuat trauma.

Ferdy Sambo pun merasa terpukul dan sedih mengetahui keterangan dari sang istri, terungkap beberapa fakta baru tak terduga.

Sang supir pribadi, Kuat Maruf atau Om Kuat juga mulai memberi pengakuan soal skenario yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Om Kuat adalah sopir pribadi dari Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

Saat peristiwa di Magelang dan Duren Tiga, disebut bahwa Kuat Ma'ruf berada di TKP.

Kini akhirnya Om Kuat atau Kuat Ma'ruf berkata jujur soal skenario Ferdy Sambo sang atasan.

Brigadir J Disebut Memegang Paha, Bagian Sensitif dan Payudara Putri Candrawathi

Kini beredar isi SP3 laporan pengakuan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Dalam SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku payudara, paha hingga kemaluannya diraba Brigadir J.

Bahkan, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Brigadir J disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

SP3 laporan istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Johnson Panjaitan kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.

Disisi lain, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menyebut ada kurang lebih 6 kejanggalan dalam dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh Putri candrawathi.

Baca Juga: Kakak Rizky Billar Buka Suara hingga Polres Jaksel Beberkan Dugaan KDRT Lesti Dipicu Perselingkuhan

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan tanggapan terkait hasil temuan dan rekomendasi yang disampaikan oleh Komnas HAM dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Salah satu yang disoroti dalam hasil temuan tersebut yakni mengenai adanya dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi alias PC, oleh Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual saat di Magelang.

“Ada 7 kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan 6,” ujar Edwin.

Berikut 6 kejanggalan dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap PC:

  1. Ada Saksi, Kuat Ma’ruf dan Susi

Peristiwa pelecehan seksual kecil kemungkinannya terjadi lantaran ada Kuat dan Susi saat kejadian di Magelang.

“Waktu peristiwa itu, yang diduga ada perbuatan asusila itu kan masih ada Kuat Ma’ruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu kecil kemungkinan terjadi peristiwa,” ucap Edwin.

  1. PC Bisa Teriak

Lantaran masih ada Kuat dan Susi, jika memang masih terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual, Edwin menyebut setidaknya PC bisa teriak saat itu.

“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tuturnya.

  1. Relasi Kuasa

Dalam kasus dugaan pelecehan terhadap PC, terdapat kaitan erat dengan relasi kuasa antara Brigadir J dengan PC.

“Relasi kuasa tidak terpenuhi karena J adalah anak buah dari FS. PC adalah istri Jenderal," sebutnya.

  1. PC Menanyakan Keberadaan Brigadir J

Setelah terjadi adanya dugaan pelecehan seksual, terdapat percakapan antara PC dengan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR

“PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua. Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual tapi korban masih tanya di mana Joshua,” paparnya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Bertemu

Brigadir J dan PC setelah peristiwa dugaan pelecehan seksual masih bertemu di rumah Magelang. Pertemuan keduanya menurut LPSK terasa janggal.

"Kemudian Yosua dihadapkan ke ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang itu di kamar dan itu kan juga aneh. Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan," bebernya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Berada di Satu Rumah

Kejanggalan lain dalam dugaan pelecehan tersebut yakni keberadaan mereka yang terlihat di CCTV dalam satu rumah saat di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC," ungkapnya.

“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil. Janggal. Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," sambungnya.

Edwin menambahkan, dirinya akan menambahkan kejanggalan lain jika penyidik sudah merampungkan penyidikannya.

“Kejanggalannya karena ada tujuh, tapi yang ketujuh saya gak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” tuturnya.***

Peristiwa Berdarah di Duren Tiga Mulai Terungkap

Polisi akhirnya menyampaikan hasil uji kebohongan, terhadap lima tersangka.

Dari lima orang tersangka yang menjalani pemeriksaan, 3 diantaranya memberikan keterangan secara jujur, namun dua lainnya masih tidak diungkap oleh Polisi.

Tiga orang yang disebut berkata jujur adalah Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Dikutip dari Voxtimor, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi menyebutkan Hasil pemeriksaan ketiganya tak menunjukkan indikasi penipuan atau no deception indicated.

“Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur,” kata kepada wartawan.

Sehari setelahnya, giliran tersangka Putri Candrawathi dan saksi bernama Susi yang menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.

Namun, hasil pemeriksaannya tidak dibuka untuk publik dengan alasan demi keadilan atau pro justitia.

Ferdy Sambo Marah dan Syok Hingga Menangis

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir J, Ferdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR menjawab apa yang dia lihat, yakni ketidaktahuan soal peristiwa yang dilaporkan Kuat Maruf maupun Putri Candrawathi. “Enggak tahu” kata Erman Umar menirukan jawaban dari Bripka RR pada Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo marah, sambal mengatakan jika istrinya dilecehkan.

Baca Juga: Top 5 Asuransi Jiwa dan Kesehatan Terbaik di Indonesia: Prudential Ditempel Ketat Axa Mandiri dan Allianz

“Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu,” ucap Erman mengulang perkataan Ferdy Sambo saat bertanya sambal marah pada Bripka RR.

“Dan itu sambil (Ferdy Sambo) nangis dan emosi,” kata Erman Umar.

“Saya enggak tahu Pak,” kata Erman mengulang perkataan Bripka RR.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky, dikutip dari YouTube Uncle Wira yang tayang pada Kamis 8 September 2022.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Bripka Ricky sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi Ferdy Sambo terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

Baca Juga: Kapolda Jatim Beberkan Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata Karena...

“’Saya melihat bapak (Ferdy Sambo) memang guncang. Saya melihat bapak menangis,” kata Bripka RR.

“Enggak biasa (Ferdy Sambo) begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan ucapan Bripka RR.

Istri Ferdy Sambo tersebut dikabarkan memiliki kuasa penuh atas kebutuhan Ferdy Sambo, para ajudan hingga dugaan mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin Ferdy Sambo.

Bahkan Putri Candrawathi disebut lebih berbahaya dari Ferdy Sambo.

Pengacara Brigadir J, Johnson Panjaitan menduga Putri Candrawathi ikut mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh suaminya.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini terungkap soal rekening gendut para ajudan yang disebut disetor oleh Putri Candrawathi.

Belakangan motif pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi kembali dimunculkan.

Padahal, sebelumnya laporan pelecehan seksual terhadap Brigadir J sudah dihentikan oleh tim penyidik karena tidak ditemukannya unsur pidana.

Hal ini dicurigai oleh koordinator kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak sebagai upaya untuk menyelamatkan Ferdy Sambo.

Sementara itu, pengacara Brigadir J, Johnson Simanjuntak mengatakan motif di balik pembunuhan Brigadir J sudah sangat berbau busuk.

"Sudah dijelaskan juga bahwa tidak ada motif itu (pelecehan seksual), cuma waktu itu sudah sangat bau busuk dan becek motif itu," kata Johnson Panjaitan.

Kemudian, Johnson kembali menyinggung pengusiran dirinya dan pengacara Brigadir J yang lain dari lokasi rekonstruksi pada Selasa, 30 Agustus 2022 lalu.

Ia mengaku menyayangkan hal itu karena pihaknya telah berkomitmen untuk mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan semua pihak yang memperjuangkan marwah institusi Polri.

"Setelah Kapolri ngomong dimana-mana dan mendapat dukungan dari masyarakat, kami pun berkomitmen mendukung Kapolri dan semua pihak yang ingin institusi ini berdiri tegak dan marwahnya ada," tegasnya.

"Bukan orang-orang yang hanya menjalankan rekonstruksi dan mengusir kami yang memperjuangkan itu. Kami juga memperjuangkan itu. Jadi itu bukan lembaga nenek moyangnya. Jadi jangan suka-suka, ngomong sembarangan, manis-manis tapi menipu," ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut, Johnson Panjaitan juga menyinggung Komnas HAM yang terkesan mendukung motif pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Ia mengaku heran dengan sikap Komnas HAM yang menurutnya sejak awal sudah membahas motif di balik pembunuhan Brigadir J.

Baca Juga: Bukti Kuat Dugaan Rizky Billar Selingkuh Dengan Devina Kirana Terungkap, Punya Kode Khusus di Instagram

"Komnas (HAM) yang gak punya laboratorium forensik, cuma mungkin dapat data dari baca-baca saja, bahkan dia juga tahu di mana TKP sudah hancur-hancuran, alat bukti hilang," tuturnya.

"Saya ngomong gini karena ini sudah terbukti karena salah satunya obstruction of justice. Extra judicial killing itu berlanjut dengan obstruction of justice, bukan pelecehan seksual. Ingat itu," kata Johnson Panjaitan menambahkan, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Jumat, 16 September 2022.

Johnson Panjaitan menegaskan, legitimasi, nyawa, dan kewibawaan Komnas HAM sedang dipertaruhkan dalam kasus ini.

Menurutnya, hal-hal itu dibangun dari darah dan air mata orang-orang yang saat ini tak kunjung ditemukan.

Pengacara Brigadir J itu juga merasa heran dengan dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi yang terus berubah-ubah tempat kejadian perkaranya.

Terlebih, laporan pelecehan seksual itu sudah dihentikan penyidikannya oleh tim penyidik.

"Yang pro justitia sudah di-SP3, gak ada jalannya pro justitia, tahu-tahu yang gak pro justitia ngomong soal pelecehan. Canggih kan permainan ini?" ucapnya.

"Yang lebih canggih lagi orang yang sudah jadi tersangka, jadi kayak bintang film. Istri orang kaya, dari keluarga terhormat dan sejahtera, calon Kapolri di masa depan, pelukan, ciuman sambil rekonstruksi. Betapa pedihnya saya," sambungnya.

Johnson menuturkan, ketika melihat itu, ia hanya membayangkan tangis ibu Brigadir J sehingga tidak bisa menyampaikan hal yang penting dari rekonstruksi tersebut ke media.

Karenanya, menurutnya Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan jaringan mereka berhasil menekannya.

"Menurut saya Sambo dan istrinya dan jaringannya itu berhasil menekan saya karena saya gak bisa jawab dengan jernih sebagaimana yang selalu teman-teman komunikasikan dengan saya," tuturnya.

"Kalau ditanya substansi, pasti saya jawab substansi. Tapi akibat rekonstruksi yang kayak begitu, saya gak bisa melayaninya," lanjutnya.

Johnson Panjaitan pun meyakini Tuhan akan menjawab doa para ibu yang didiskriminasi dan ditahan, kebalikan dari Putri Candrawathi yang tak kunjung ditahan lantaran kondisi kesehatan yang kurang stabil dan masih memiliki anak kecil.

"PC itu menunjukkan bagaimana kelasnya dia, kemudian memunculkan lagi isu pelecehan seksual hanya dari sebuah pengakuan atau cerita-cerita entah dimana itu. Entah berdasarkan BAP atau bagaimana," tuturnya.

Johnson Panjaitan mengingatkan, Ferdy Sambo cs bisa membuat peradilan sesat sehingga akhirnya kebenaran sulit didapatkan.

Terlebih, kebohongan dalam pemeriksaan polisi juga didukung oleh Undang-Undang.

Kemudian, kuasa hukum Brigadir J itu mencurigai bahwa Putri Candrawathi ikut mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh suaminya.

"Di dalam praktik, secara resmi memang Kadiv Propamnya Sambo, tapi yang mengontrol semua apa segala macam, uang rumah tangga, termasuk ajudan dan lain sebagainya kan Putri," ujarnya.

"Pertanyaan saya, apakah Putri juga mengatur semua Satgasus, kebutuhan-kebutuhan Satgasus?" imbuhnya.

Namun, pengacara Brigadir J itu mengatakan keterlibatan Putri Candrawathi sulit dibuktikan karena DPR tidak menggunakan hak konstitusionalnya untuk memeriksa hal ini.

Dugaan Aliran Dana Haram

Bripka RR jujur soal rekening gendut ajudan Ferdy Sambo.

Bahkan, secara terang-terangan menyebut angka yang fantastis dalam rekening para ajudan Ferdy Sambo.

Pengakuan itu disampaikan Bripka RR kepada pengacaranya, Erman Umar.

Tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Bripka Ricky Rizal mengungkap fakta baru soal rekening gendut para ajudan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Melalui kuasa hukum Erman Umar, Bripka Ricky mengaku dititipkan uang oleh istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan nominal Rp300 juta.

Menurut Bripka Ricky, uang tersebut dipergunakan untuk kehidupan anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang masih bersekolah di Magelang, Jawa Tengah.

Selain Bripka Ricky, Putri Candrawathi juga menitipkan uang melalui rekening Brigadir J.

Meski demikian, Bripka Ricky mengaku tak mengetahui secara pasti berapa besaran yang dititipkan kepada Brigadir J.

Sepengetahuannya, uang tersebut dipergunakan untuk keperluan para ajudan di rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Jakarta.

Ia menuturkan, Putri Candrawathi lah yang memegang ATM dan buku tabungan dari rekening-rekening itu.

Baca Juga: Heboh! Irfan Hakim Bongkar Pesan Rahasia Rizky Billar dan Lesty Kejora di Tahun 2020, Isinya Membuat Miris

Kesaksian Bripka Ricky itu diketahui dibuat setelah ia dipertemukan dengan sang istri.

Menanggapi hal ini, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun justru mempertanyakanan motif Putri Candrawathi menggunakan nama para ajudannya untuk membuat rekening di bank.

"Menarik ya kenapa kemudian Putri harus menggunakan nama orang-orang di sekitarnya dalam membuka rekening bank. Ini pertanyaan," kata Refly Harun.

"Karena ATM dan sebagainya dia yang kuasai, termasuk buku tabungannya,

Kenapa? Ini sangat simple, karena tentu sumber keuangannya tidak bisa dipertanggungjawabkan dengan profil gaji yang katakanlah cuma Rp30-Rp35 juta bagi seorang Irjen," sambungnya, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun.

Karenanya, Refly Harun juga mempertanyakan asal uang dengan jumlah fantastis yang dimiliki Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi itu.

Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menuturkan, akan ada perkembangan yang menarik setelah Bripka Ricky berbalik arah dan mengungkapkan fakta-fakta terkait pembunuhan Brigadir J.

"Dia paling tidak melalui kuasa hukumnya mengatakan dua hal, satu tidak tahu soal pelecehan di Magelang,

Tapi dia mengindikasikan justru Putri yang cari Yosua dan yang kedua setelah pembunuhan mereka dikumpulkan di Provos untuk dijelaskan skenario Sambo," tuturnya.

"Salah satu skenario Ricky Rizal adalah ketika tembak menembak, dia sembunyi di belakang kulkas,

Sangat lucu, coba bayangkan, membuat hal-hal seperti ini yang lucu. Masa Bripka anak buahnya tembak menembak, dia ketakutan sendiri?" tambah Refly Harun.

Lebih lanjut, ia membandingkan sikap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap kasus Ferdy Sambo dengan kasus penembakan 6 laskar FPI dan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

"Beda banget ya ketika ACT brrrttt semuanya, ketika FPI brrrttt semuanya. Bahkan orang yang pernah menyumbang FPI pun bisa kena rekeningnya. Paling tidak sempat diapakan dulu," tegasnya.

Refly Harun menilai, PPATK sangat lamban dalam menangani aliran dana di kasus Ferdy Sambo meski menurutnya mudah untuk mencari jaringan mantan Ketua Satgasus Merah Putih itu.

"Padahal kalau kita lihat bagaimana jaringan Ferdy Sambo, mudah sekali melacaknya," ucap Refly Harun.

Peristiwa Pelecehan

Temuan Komnas HAM soal pelecehan seksual itu lalu mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai pengacara dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabarskrim Polri. Ibu putri sudah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Anehnya, soal peristiwa di Magelang. Tidak ada laporan, tiba-tiba diungkapkan Komnas HAM.

"Gak ada pelaporan, tiba-tiba muncul. Jika dilihat dengan sungguh-sunggu, maka berkasnya hancur," tegas Panjaitan.

Panjaitan membeberkan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia. "Walau mengelak bahwa itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Panjaitan mengaku, sudah memiliki SP3 laporan Putri Candrawathi.

Berikut isi SP3 Laporan Putry Candrawatri yang dibacakan J.Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

Bripka RR Bongkar Adegan Putri Candrawathi di Kamar

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Bripka RR akhirnya melihat Yosua kembali hendak ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.

"Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman.

Setelah itu, Bripka Ricky juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat.

Saat itu Bripka RR melihat Putri Candrawathi sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.

Ricky pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Yosua mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Setelah itu, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Pertemuan Yosua dan Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Ricky sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Peristiwa Magelang

Hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J saat di Magelang semakin mencuat setalah Komnas HAM mengungkapkan dalam salah satu rekomendasi yang mengatakan bahwa ada dugaan terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Erman memaparkan bahwa kliennya Bripka RR (Ricky Rizal) menjelaskan peristiwa saat di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Dalam pengakuannya Bripka RR menjelaskan saat Putri Candrawathi dan Brigadir J dalam kamar di Magelang.

Kedatangan Brigadir J ke dalam kamar Putri Candrawathi karena sore itu dia di tanyai oleh istri Ferdy Sambo.

“Sebelumnya Bripka RR keluar dengan Bharada E untuk mengantarkan makanan ke sekolah anak Ferdy Sambo di Magelang,” jelas Erman.

Saat mengantar itu, Putri Candrawathi menghubungi dan meminta Bripka RR untuk segera pulang.

Setibanya di rumah, Bripka RR segera menuju lantai atas untuk menemui Putri Candrawathi, namun sempat bertemu dengan Kuat Maruf yang dalam kondisi marah.

Kemudian Bripka RR bertemu dengan Putri Candrawathi, di mana ibu PC menanyakan di mana Brigadir J.

“Bripka RR kemudian menemui Brigadir J dan menanyakan kenapa Kuat marah, namun Brigadir J menjawab bahwa dia juga tidak mengerti kenapa kuat marah kepadanya dengan nada emosi,” terang Erman.

“Saya juga gak tau tu bang, kenapa om Kuat marah-marah,” jelas Erman.

Kerena saat itu Brigadir J di tanyakan oleh Putri Candrawathi, maka Bripka RR menyarankan agar Brigadir J segera menemui ibu PC.

“Bripka RR ikut menemani Brigadir J ke lantai atas namun tak masuk ka kamar menemui ibu Putri, dan dia menunggu di depan pintu, namun dia juga tidak mendengarkan apa yang pembicaraan dari dalam kamar,” tambah Erman dikutip dari Vox Timor.

Masih dengan Erman, setelah Brigadir J keluar kamar, Bripka RR kembali menanyakan apa tentang apa yang terjadi.

“Brigadir J menjawab tidak ada apa-apa dan kondisinya sudah lebih tenag serta tidak emosi lagi, namun Brigadir J tidak memberitahukan apa yang dibicarakan dengan Putri Candrawathi kepada Bripka RR,” tambah Erman.

Bripka Ricky Rizal atau Bripa RR dikatakan mulai sadar dan bicara jujur untuk bongkar skandal pembunuhan berencana Ferdy Sambo terhadap Brigadir J ditengarai setelah didatangi istri dan keluarganya hingga dirinya menangis.

Bahkan Bripka RR sempat ingin jadi Justice Collabolator (JC) atas skandal pembunuhan berencana tersebut.

Adegan Mobil Putri Candrawathi Mencuat

Koleksi mobil mewahnya diduga menjadi tempat untuk bermesraan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi.

Om Kuat yang merupakan sopir Putri Candrawathi diisukan jadi selingkuhan istri Ferdy Sambo.

Bahkan Kuat Ma'ruf dikabarkan menjadi sosok 'Kadiv Propam' sesungguhnya di hati Putri Candrawathi.

Putri Candrawathi dikabarkan memiliki koleksi tas mewah seperti yang dipakai saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.

Ferdy Sambo juga terlihat memiliki sederet mobil mewah dari merek ternama dan jika dihitung semuanya bernilai hampir RP 1 triliun.

Imbas kasus kematian Brigadir J, sosok Ferdy Sambo kian disorot. Tak cuma perjalanan kariernya, kehidupan pribadi Ferdy Sambo termasuk harta kekayaannya juga terus disorot.

Yang terbaru, Ferdy Sambo dituding memiliki setumpuk uang dolar yang ditaruh dalam koper-koper dan juga brankas.

Uang-uang tersebut tersimpan rapi di kediaman Ferdy Sambo, di Jalan Bangka XI A No. 7, Jakarta Selatan.

Hal tersebut tersebar usai sebuah video di akun @Miss_warawiri viral di Twitter. Akun tersebut menyebut uang tersebut ditaksir berkisar Rp900 miliar.

"Uang 900 miliar yang disimpan Ferdy Sambo di rumahnya. Mana ya Ade Armando cs ini??? Dah mati ya??? Ayo donk berkicau,

Kadiv Humas kemana??? Kok bilangnya uang yg ditemukan di rumahnya FS adalah berita HOAX," kata akun tersebut.

Tak cuma uang bernilai fantastis, kekayaan Ferdy Sambo yang lainnya juga mulai terungkap.

Salah satunya soal kepemilikan sederet mobil mewah yang terparkir di garasi rumah Ferdy Sambo dikutip dari Pikiran Rakyat:

  1. Lexus NX

Ferdy Sambo rupanya memang penyuka mobil pabrikan Jepang, selain Lexus RX, dan Lexus LM, Ferdy Sambo juga disebut-sebut memiliki mobil Lexus NX.

Harga mobil Lexus NX ini pun dibanderol dengan harga tidak main-main, mencapai Rp1,35 miliar.

  1. Lexus RX

Ferdy Sambo juga mempunyai mobil mewah Lexus RX. SUV super mewah ini kerap digunakan oleh taipan-taipan kelas atas.

Mobil super mewah dari Jepang ini pun dibanderol dengan harga yang cukup mahal sekitar Rp1,5 miliar.

  1. Lexus LM

Ferdy Sambo kedapatan mempunyai MPV super mewah dari Jepang, Lexus LM, yang tertangkap kamera sedang ditumpangi oleh sang istri, Putri Candrawathi.

Dilansir dari kanal YouTube Auto Populer mobil Lexus LM bukan mobil yang murah. Mobil ini dibanderol dengan harga Rp2,9 hingga Rp3,5 miliar.

  1. Toyota Land Cruiser

Selain Lexus, Ferdy Sambo juga memiliki mobil pabrikan Jepang lainnya. Suami Putri Candrawathi kedapatan memiliki Toyota Land Cruiser.

Mobil ini dibanderol dengan harga Rp2,2 sampai Rp2,3 miliar.

Punya mobil dan properti yang banyak, kekayaan Sambo ditaksir mencapai setengah triliun.

Om Kuat Maruf dan Putri Candrawathi Tunggangi Mobil Mewah Sambo

Isu kedekatan antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi semakin liar di media internet.

Kuat Maruf dan Putri Candrawathi diduga mempunyai hubungan spesial yang dilontarkan oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Dalam rekonstruksi ulang yang dilaksanakan oleh Polri di Magelang terlihat Kuat Maruf dan Putri Candrawathi berada dikamar dan disaksikan oleh Bripka Ricky Risal.

Bripka Ricky yang merupakan salah satu tersangka yang menewaskan Brigadir J berada di TKP Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dilansir dari Vox Timor, Bripka Ricky mengaku seharusnya dia bersama Kuat Maruf tidak ada di TKP.

Rencana awal, Bripka Ricky dan Kuat Maruf kembali ke Magelang Jawa Tengah.

Berdasarkan pada keterangan Bripka Ricky yang disampaikan pengacaranya, Erman Umar sebagaimana dikutip Voxtimor dari berbagai sumber.

Putri Candrawathi Salah Satu Eksekutor Penembakan Brigadir J?

Kasus penembakan terhadap Brigadir Yoshua atau Brigadir J hingga kini terus menimbulkan berbagai spekulasi.

Kali ini tentang keterlibatan Putri Candrawathi yang merupakan istri dari Ferdy Sambo yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka.

Putri Candrawathi diduga juga turut menjadi eksekutor penembakan terhadap Brigadir J selai Bharada E.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Komnas HAM yakni Ahmad Taufan Damanik yang memiliki kecurigaan bahwa ada lebih dari 1 eksekutor dalam kasus Brigadir J.

Sebelumnya Bharada E memberikan kesaksian dalam keterangannya bahwa selain dirinya, Ferdy Sambo juga ikut menembak Brigadir J.

Sementara keterangan Ferdy Sambo sendiri bahwa dirinya saat itu hanya memerintahkan Bharada E untuk menembak dan tidak ikut menjadi eksekutor penembakan.

Namun tidak cukup sampai disitu, Kini nama Putri candrawathi ikut terseret dan diduga menjadi salah satu eksekutor penembakan.

Dilansir Teras Gorontalo dari kanal Youtube Uncle Wira pada 11 September 2022, lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua kini terus mencuat.

Adanya dugaan mengejutkan ketua Komnas HAM bahwa istri Ferdy Sambo juga sebagai eksekutor lain penembakan Brigadir J.

Putri Candrawathi diduga turut menembak selain Ferdy Sambo dan berada E atau Richard Eliezer.

Diketahui berdasarkan pemeriksaan ada lebih dari satu peluru yang ditembakkan ke tubuh Brigadir J dan diduga adanya pihak ketiga selain Ferdy Sambo dan Bharada E yang turut melepaskan tembakan.

Pengakuan mengejutkan ketua Komnas HAM menduga Putri candrawathi juga eksekutor lain penembakan Brigadir J.

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik memberikan tanggapan bahwa ada kemungkinan istri Ferdy Sambo turut melakukan penembakan.

"Terbuka peluang Bagi putri Candrawati ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat" kata Ahmad Taufan Damanik.

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan ada kemungkinan bahwa Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga Jakarta Selatan.

Menurut Taufan kemungkinan tersebut berdasarkan dari hasil proses ekshumasi atau otopsi ulang dan sejumlah bukti dari uji balistik.

Uji tersebut membuktikan bahwa lebih dari satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J.

"Tidak mungkin dari senjata yang satu, pasti dari ada lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga" kata Taufan.

Taufan menambahkan kalau kita baca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis, dugaan pihak ketiga itu sah-sah saja.

"Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga" kata Ahmad Taufan Damanik.

Taufan menduga adanya pihak ketiga atau eksekutor lain yang ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Orang yang melakukannya lanjut Taufan bisa jadi adalah Putri Candrawathi.

"Iya termasuk Putri menembak makanya saya katakan juga berkali-kali mungkin bisa dibaca recordnya CCTV diambil, saya katakan bahwa saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan" ujar Taufan.

Pihak Taufan juga mendorong penyidik untuk mendalami sejumlah bukti yang sudah ditemukan itu.

Taufan juga meminta penyidik tidak hanya berlandaskan atas dasar keterangan-keterangan saksi semata.

"Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata mereka katakan ada bukti lain sebab bisa jadi ada satu problem yang luar biasa disitu, yakni dihilangkannya CCTV di dalam rumah" kata Ahmad Taufan Damanik.

Sebelumnya diberitakan Komnas HAM, bahwa mereka menduga secara kuat ada eksekutor lain yang terlibat dalam peristiwa pembunuhan berencana salah satu ajudan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo yaitu Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

"Kami menduga kuat ada eksekutor lain selain Bharada E." kata ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta Jumat tanggal 19 Agustus Tahun 2022.

Dugaan tersebut terungkap dari hasil autopsi ulang atau ekshumasi jenazah Brigadir J.

Menurutnya jika besaran lubang peluru berbeda maka ada dugaan eksekutor lain.

"Tunggu saja hasil autopsi ulang dan uji balistik kalau terbukti besaran lubang bekas peluru di tubuh Joshua adalah karena jenis peluru berbeda maka pasti eksekutornya bukan hanya Bharada E" ujar Taufan.

Disisi lain, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban menyebut ada kurang lebih 6 kejanggalan dalam dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan oleh Putri candrawathi.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan tanggapan terkait hasil temuan dan rekomendasi yang disampaikan oleh Komnas HAM dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Salah satu yang disoroti dalam hasil temuan tersebut yakni mengenai adanya dugaan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi alias PC, oleh Brigadir J saat berada di Magelang, Jawa Tengah.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual saat di Magelang.

“Ada 7 kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan 6,” ujar Edwin.

Berikut 6 kejanggalan dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap PC:

  1. Ada Saksi, Kuat Ma’ruf dan Susi

Peristiwa pelecehan seksual kecil kemungkinannya terjadi lantaran ada Kuat dan Susi saat kejadian di Magelang.

“Waktu peristiwa itu, yang diduga ada perbuatan asusila itu kan masih ada Kuat Ma’ruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu kecil kemungkinan terjadi peristiwa,” ucap Edwin.

  1. PC Bisa Teriak

Lantaran masih ada Kuat dan Susi, jika memang masih terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual, Edwin menyebut setidaknya PC bisa teriak saat itu.

“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tuturnya.

  1. Relasi Kuasa

Dalam kasus dugaan pelecehan terhadap PC, terdapat kaitan erat dengan relasi kuasa antara Brigadir J dengan PC.

“Relasi kuasa tidak terpenuhi karena J adalah anak buah dari FS. PC adalah istri Jenderal," sebutnya.

  1. PC Menanyakan Keberadaan Brigadir J

Setelah terjadi adanya dugaan pelecehan seksual, terdapat percakapan antara PC dengan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR

“PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua. Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual tapi korban masih tanya di mana Joshua,” paparnya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Bertemu

Brigadir J dan PC setelah peristiwa dugaan pelecehan seksual masih bertemu di rumah Magelang. Pertemuan keduanya menurut LPSK terasa janggal.

"Kemudian Yosua dihadapkan ke ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang itu di kamar dan itu kan juga aneh. Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan," bebernya.

  1. Brigadir J dan PC Masih Berada di Satu Rumah

Kejanggalan lain dalam dugaan pelecehan tersebut yakni keberadaan mereka yang terlihat di CCTV dalam satu rumah saat di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC," ungkapnya.

“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil. Janggal. Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," sambungnya.

Edwin menambahkan, dirinya akan menambahkan kejanggalan lain jika penyidik sudah merampungkan penyidikannya.

“Kejanggalannya karena ada tujuh, tapi yang ketujuh saya gak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” tuturnya.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler