Pamerkan Pesona Masjid Raya Al Jabbar, Kang Emil Bakal Main Sinetron 'Surga dalam Pelukan'

5 Januari 2023, 14:47 WIB
Pamerkan Pesona Masjid Raya Al Jabbar, Kang Emil Bakal Main Sinetron 'Surga dalam Pelukan' /Instagram @ridwankamil/

PORTAL NGANJUK - Usai pembangunan Masjid Raya Al Jabbar selesai, kini diketahui bahwa Ridwan Kamil akan turut menyorot keindahan masjid tersebut.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sedang mengasah kemampuan aktingnya di sinetron religi.

Nantinya Ridwan Kamil akan berperan dalam sinetron yang berjudul "Surga dalam Pelukan".

"Surga dalam Pelukan" sendiri adalah sinetron yang diproduksi oleh Rumah Produksi PT Aria Puspa Nusantara, dan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar).

Baca Juga: Ini Dia, 7 Tempat Wisata di Cilacap Paling Hits Buat Liburan, Cocok Untuk Berkumpul Bersama Keluarga!

Sinetron religi ini dijadwalkan pada tahun 2023 tepatnya saat memasuki bulan suci Ramadhan.

“Kami juga akan memproduksi sinetron atau sinetron religi dan ditayangkan selama bulan puasa tahun depan. Insyaallah Gubernur Ridwan Kamil juga akan ikut dalam rangkaian religi ini,” kata Direktur PT Aria Puspa Nusantara, Tuti Turimayanti, di Bandung.

"Sinetron berjudul Surga dalam Pelukan ini terdiri dari 30 episode dan 70% setting sinetron ini mengungkap kemegahan Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat yang baru saja diresmikan", imbuh Tuti.

Baca Juga: Ini Dia, 7 Tempat Wisata di Banyumas Paling Hits Buat Liburan, Cocok Untuk Berkumpul Bersama Keluarga!

Nantinya, saat pemutaran di bulan Ramadhan akan menghadirkan artis-artis ternama dan artis-artis yang terlibat dalam produksi film Milenial Kabayan, seperti Ceu Edoh, Andini, Farihin dan lainnya.

"Saat ini kami sedang mempersiapkan para pemain, termasuk direktur dan lainnya," katanya.

Sinetron akan diproduksi dalam waktu dekat pada tahun 2023, dan produksi film juga akan dilakukan bersamaan dengan syuting serial Millenial The FTV Kabayan.

"Mudah-mudahan Januari 2023 bisa segera diproduksi untuk melihat tayangannya. Karena  Januari ini kami masih memproduksi film Kabayan Millenial The Series yang baru selesai 3 episode dari 12 episode," ucapnya.

Sementara itu, Ceu Edoh, salah satu pemeran Aria Production, mengaku sangat mengapresiasi kekuatan produksi Aria Production yang terus mengedepankan kearifan lokal melalui produksi film.

Ceu Edoh bersyukur bahwa dirinya selalu terlibat dalam produksi film.

“Alhamdulillah saya selalu bermain dan akan selalu bermain secara profesional,” ujarnya.

Pembukaan Masjid Raya Al-Jabbar ini menuai komentar dari masyarakat dan menilai bahwa hal ini mendapat keuntungan dan kerugian yang timbul.

Sebab, tidak sedikit yang mengkritik bahwa pembangunan masjid ini telah menelan biaya sebesar 1 triliun rupiah dibandingkan untuk perbaikan angkutan umum. 

Pengamat tata kota Jejen Jaelani pun mengomentari fenomena ini.

Menurut Jejen, dana Rp 1 juta itu bisa digunakan untuk memperbaiki jalan, membangun ruang publik yang terbuka untuk umum atau menciptakan lalu lintas yang ramah, yang telah dibahas dalam beberapa bulan terakhir.

“Namun, ini sulit  karena ternyata pemerintah jadi mengambil arah lain yaitu perlu membangun angkutan umum, fasilitas umum, jalan atau PDAM”, ujarnya.

Jejen juga berbicara tentang citra dan identitas memimpin pembangunan dari Masjid Raya Al Jabbar.

“Tapi kita juga harus ingat bahwa di sisi pemerintah, menurut saya  secara simbolis, ini tentang citra, tentang identitas, tentang kepentingan politik,” ujarnya.

Menurutnya, membangun masjid bisa menguntungkan, ketika ditanya tentang prestasinya di kantor, dengan bangga dia menyebut membangun tempat yang unik dan berkesan.

“Kalau orang lain buat pelebaran jalan itu sepele, tapi kalau membangun sesuatu yang hebat bisa dilihat, kalau ditanya prestasi, sebut saja membangun masjid dengan anggaran Rp 1000 miliar dengan desainnya yang berbeda", katanya.

“Bisa dilihat bahwa menurut citra penguasa itu bermanfaat bagi politisi, pemerintah, bagi citra juga menguntungkan”, jelasnya.

Pasalnya, dalam budaya Indonesia yang mayoritas beragama Islam, masjid dianggap sebagai pusat kehidupan dan tempat ibadah yang penting, lanjut Jejen.

“Jadi kalau ada yang membangun masjid  pasti image-nya positif, meski masih ada kritik dari beberapa pihak, tapi tetap dilihat positif dibandingkan membangun angkutan umum,” imbuhnya lagi.***

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler