Serta kementerian dan lembaga terkait. Kementerian Agama berperan sebagai fasilitator bagi para ulama, ahli, dan cendekiawan untuk bermusyawarah dan berdiskusi.
"Sidang Isbat selama ini menjadi sarana bertukar pandangan para ulama, cendekiawan, maupun para ahli terkait penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Hasil sidang isbat ini akan segera diinformasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai pedoman," tutur Adib.
Terkait kemungkinan adanya potensi perbedaan, Adib menyebut potensi itu bisa saja ada. Sebelumnya juga pernah terjadi perbedaan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Baca Juga: Tenang! Meskipun Weton Tak Cocok dalam Perhitungan Jodoh Tetap Bisa Nikah, Berikut Solusinya
Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan metode penetapan. Ada yang menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal, ada yang menggunakan Imkanur-Rukyat.
"Jika pun ada beda awal Ramadan, sudah semestinya kita mengedepankan sikap saling menghormati agar tidak mengurangi kekhusyukan dalam menjalani ibadah puasa," tegasnya.***