Hubungan Spesial 14 Tahun Putri Candrawathi dan Om Kuat Terungkap, Susi Pergoki Nyonya Sambo Digendong Sopir

- 6 September 2022, 17:13 WIB
Hubungan Spesial 14 Tahun Putri Candrawathi dan Om Kuat Terungkap, Susi Pergoki Nyonya Sambo Digendong Sopir
Hubungan Spesial 14 Tahun Putri Candrawathi dan Om Kuat Terungkap, Susi Pergoki Nyonya Sambo Digendong Sopir /Antara News/

PORTAL NGANJUK – Hingga kini masih banyak misteri dan kejanggalan terkait apa sebenarnya yang terjadi sebelum Brigadir J dieksekusi.

Diketahui bahwa Brigadir J yang tewas ditembak awalnya melakukan perjalanan dengan Ferdy Sambo ke Magelang.

Perjalanan itu adalah untuk merayakan hari istimewa istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawati.

Namun saat di Magelang, ada dugaan jika Putri Chandrawathi dilecehkan oleh Brigadir J.

Walaupun banyak yang janggal dalam dugaan pelecehan seksual ini, namun hal itulah yang menjadi cikal bakal Brigadir J dieksekusi.

Dilansir dari YouTube Dua Sisi TV One, amarah Ferdy Sambo tersulut ketika ada laporan bahwa Brigadir J melecehkan Putri Candrawathi istrinya.

Ferdy Sambo yang sudah kesetanan kemudian mengatur rencana pembunuhan pada sang ajudan.

Sementara itu, Kuat Ma'ruf alias om Kuat yang adalah supir dari Putri Candrawathi marah saat menemukan atasannya menangis di kamar mandi.

Tangisan di kamar mandi ini terjadi karena Putri Candrawathi diduga sudah dilecehkan Brigadir J.

Mendapati hal ini, om Kuat yang sudah bekerja selama 14 tahun dengan Ferdy Sambo murka.

Sudah bukan rahasia jika 0m Kuat punya hubungan spesial dengan Putri Candrawathi.

Hubungan spesial yang dimaksudkan adalah rasa kekeluargaan yang tercipta selama belasan tahun Om Kuat bekerja di keluarga Ferdy Sambo.

Om Kuat tak sendirian saat menemukan Putri Candrawatahi menangis di kamar mandi.

Ada pula asisten rumah tangga (ART) lainnya yang bernama Susi melihat sang atasan menangis.

Bahkan, Susi juga menyaksikan bila Putri Candrawathi digendong oleh sang sopir yang adalah Om Kuat.

Usai menggendong Putri Candrawathi, Om Kuat juga sempat mengejar Brigadir J dengan pisau.

Aksi kejar-kejaran antara Om Kuat dan Brigadir J juga disaksikan oleh Susi.

Setelah tragedi ini, rombongan Putri Candrawathi akhirnya bertolak ke Jakarta dan disanalah tragedi pembunuh Brigadir J berlangsung.

Sebagai informasi, motif peristiwa berdarah Duren Tiga pada Jumat 8 Juli 2022 belum terungkap sepenuhnya.

Meski pengakuan Putri Candrawathi sudah disampaikan.

Padahal, rekonstruksi yang turut dihadiri Putri Candrawathi telah dilakukan dan diperagakan langsung yang bersangkutan.

Sebagaimana diketahui, ada pengakuan istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi yang menjadi penyebab peristiwa yang mengerikan kepada Brigadir J.

Sampai saat ini Putri Candrawathi masih bersikukuh dengan keterangan bahwa dirinya dilecehkan oleh Brigadir J.

Sehingga membuat Ferdy Sambo kalap dan peristiwa menewaskan Brigadir J terjadi.

Bahkan sebagaimana dikutip dari Vox Timor.Pikiran-Rakyat.com, pengakuan Putri Chandrawathi karena dilecehkan oleh Brigadir J ini kembali disampaikan saat bertemu dengan Komnas Perempuan.

Bahkan Komnas Perempuan memberikan penjelasan tentang posisi Kuat Maruf dan Putri Candrawathi di kamar itu.

Hal itupun disampaikan langsung oleh Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi, usai bertemu dengan Putri Chandrawathi.

Menurut Siti Aminah, terjadi kekerasan seksual dalam bentuk perkosaan.

"Kekerasan seksualnya berbentuk perkosaan atau persetubuhan," kata Siti Aminah.

Baca Juga: Heboh Ruangan Rahasia di Rumah Ferdy Sambo yang Disebut Untuk Menyiksa Anggota Polisi, Begini Kata Polri

Bahkan, Siti Aminah menegaskan dengan menceritakan jika kejadian pelecehan itu dilakukan pada sore hari di Magelang.

Komisioner Perempuan ini bahkan menceritakan benang merah yang ditemukan oleh Komnas HAM demi menguatkan apa yang disampaikan.

Saat itu kata Siti Aminah, Putri Candrawathi ditemukan depan pintu kamar mandi pasca pemerkosaan.

Menurutnya, dalam kondisi Putri Candrawathi yang mengenaskan ini, dia kemudian ditemukan oleh sang Asisten Rumah Tangga yang bernama Susi kemudian saat itulah dibantu Om Kuat masuk ke kamar.

"Kemudian dibantu oleh Kuat untuk masuk kembali ke kamar," terang Siti Aminah.

Hal tersebutlah yang kemudian dilaporkan Putri Candrawathi kepada Ferdy Sambo sehingga yang membuatnya kalap dan langsung emosi.

Baca Juga: Ketua Komisi I DPR Minta Kasus Ketidakharmonisan Jenderal Andika Perkasa Dengan KSAD Dudung Dihentikan

Dari situlah yang dianggap pemicu hingga kemudian terjadilah peristiwa yang di alami Brigadir J anak buahnya itu.

Pernyataan ini kemudian menjadikan alasan netizen menyerang keterangan Komnas Perempuan ini.

Sebelumnya diketahui, pasca rekonstruksi yang dilakukan oleh Polri terkait kasus pembunuhan Birgadir J di rumah Ferdy Sambo, beberapa fakta akhirnya terkuak.

Bahkan salah satu fakta yang menarik adalah dimana ada sosok yang hendak melarikan diri dari rumah Ferdy Sambo, pasca Brigadir J ditembak.

Sosok tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dilansir dari program Dua Sisi TV One, Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan jika ada satu sosok yang mencoba kabur dari TKP penembakan Brigadir J.

Orang yang mencoba kabur tersebut adalah Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi Terulang Lagi di Lampung Lebih Kejam Dari Ferdy Sambo, Di Bunuh Depan Anak Istrinya

Menurut Kapolri, peranan Kuwat Maruf alias Om Kuat dalam pembunuhan ini sebagai orang yang mengancam Brigadir J.

Om Kuat ternyata mengancam korban yakni Brigadir J sehari sebelum terjadinya penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo Jalan Duren Tiga Jakarta Selatan.

Bahkan, ancaman pembunuhan yang dilakukan Om Kuat pada Brigadir J itu menggunakan dua bilah pisau.

Dalam rekonstruksi terungkap, Om Kuat menyerahkan dua bilah pisau dan handy talky (HT) kepada saksi yang bernama Prayogi.

Prayogi adalah ajudan Ferdy Sambo yang lain.

Om Kuat melarang Yosua naik ke atas menemui Putri Candrawathi, karena membuat Putri sakit.

Jika naik ke atas dia akan dibunuh.

Baca Juga: Isu Ketidakharmonisan Jenderal Andika Perkasa Dengan KSAD Dudung, Di Hujani Interupsi Anggota DPR

Usai mengancam Brigadir J, Om Kuat juga diketahui mencoba melarikan diri usai penembakan Brigadir J.

Ancaman Om Kuat kepada Brigadir J juga dibenarkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

"Kan sudah banyak beredar info keterangan pacar almarhum J yang menyatakan diancam skuad-skuad lama," kata dia.

"Si Om Kuat orang lama bawa pisau (mengancam kalau almarhum J naik ke atas)," kata Agus.

Agus menerangkan hal ini dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa oleh Polri.

Agus menyebut pisau tersebut hanya digunakan Om Kuat untuk mengancam Brigadir J.

Tapi tidak sampai dilakukan kontak fisik dengan pisau tersebut.

Entah ini ada hubungan atau tidak, Brigadir J pernah menyampaikan curhatan lewat panggilan telepon kepada kekasihnya.

Baca Juga: Polisi Bongkar Penyelundupan BBM yang Rugikan Negara Rp 11 Miliar, Pelaku Terancam Hukuman …

Brigadir J menyebut istilah 'skuat atau squad lama' yang mengancamnya.

Om Kuat termasuk skuad lama karena telah 14 tahun bekerja pada Ferdy Sambo dan telah menjadi orang kepercayaan.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkap adanya ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J.

Kamaruddin bercerita, pada akhir Juni 2022 atau sekira satu minggu sebelum insiden penembakan, Brigadir J curhat kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak, bahwa ia akan pergi meninggalkan orang tersayangnya tersebut.

Brigadir J berpamitan kepada Vera bahkan memohon maaf atas segala kesalahannya sembari menangis.

Bahkan berpesan kepada Vera agar mencari laki-laki sebagai penggantinya.

Saat itu, Vera Simanjuntak menduga bahwa kekasihnya tersebut tengah sakit.

Brigadir J kemudian menceritakan soal ancaman pembunuhan yang diterimanya.

Vera pun menanyakan dari siapa ancaman tersebut berasal, skuad lama atau skuad baru.

“Diantara mereka ini sudah paham yang mana skuad lama yang mana skuad baru,” kata Kamaruddin.

Skuad yang dimaksud menurut Kamaruddin adalah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo.

Kamaruddin lalu menyebut, ancaman tersebut muncul diduga karena Brigadir J berprestasi dan disayang oleh atasannya.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat mengaku emosional karena mengetahui peristiwa yang disebutnya tidak senonoh di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

"Setelah dia mengetahui ada peristiwa yang tidak senonoh itu," ucapnya.

"Nggak tahu, dia cuma marah, nggak (ada perintah), itu memang pisau yang tergeletak disitu tapi itu rangkaian peristiwa saja," ujarnya.

Pisau Kuat Maruf terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar di rumah dinas Ferdy Sambo.

Dalam reka ulang adegan digambarkan, Om Kuat mulanya berada di ruang tengah lantai satu rumah Sambo saat Brigadir J ditembak.

Dia melihat langsung proses eksekusi di mana Sambo memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E menembak Yosua.

Selain Kuat, di ruangan itu terdapat ajudan Putri Candrawathi yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka, Ricky Rizal atau Bripka RR.

Sesaat setelah Brigadir J tewas, Kuat keluar dari rumah Sambo.

Dia menuju jalan di depan rumah mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) itu.

Kuwat Maruf Ditenggarai Berniat Kabur saat Mau Ditangkap

Kuat merupakan asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo yang merangkap sopir pribadi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Warga sipil itu ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan penetapan tersangka Ferdy Sambo.

Hal ini tampak saat dia akan ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Dibalik sikapnya yang garang, Om Kuat ternyata pengecut karena sempat mau melarikan diri.

Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Dalam pemaparannya Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan pengakuan Bharada E yang menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.

Keterangan dituangkan di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kemudian Bharada E meminta perlindungan untuk jadi justice collaborator.

Setelah itu, polisi menangkap dua tersangka Bripka Ricky Rizal dan asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Om Kuat.

"Om Kuat sempat akan melarikan diri, namun diamankan dan berhasil ditangkap," katanya.

Berdasarkan keterangan Bharada E, Brigadir Ricky dan Kuat Maruf akhirnya Ferdy Sambo mengakui perbuatannya. ***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah