Selain di Kamar Mandi, Bripka RR Bocorkan Adegan Tikar di Magelang, Putri Candrawathi Minta Jangan Ribut

- 11 September 2022, 09:13 WIB
Selain di Kamar Mandi, Bripka RR Bocorkan Adegan TIkar di Magelang, Putri Candrawathi Minta Jangan RIbut
Selain di Kamar Mandi, Bripka RR Bocorkan Adegan TIkar di Magelang, Putri Candrawathi Minta Jangan RIbut /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK – Putri Candrawathi hingga kini masih bersikukuh tentang pendapatnya sebagai korban pelecehan seksual yang terjadi di Magelang.

Pelecehan tersebut menurut Putri Candrawathi dilakukan oleh Brigadir J saat berada di Magelang.

Bahkan hal inilah yang kemudian memicu amarah Ferdy Sambo dan merencanakan pembunuhan bagi Brigadir J.

Baca Juga: Awas! Umat Muslim Perlu Hati-hati dengan 6 Bumbu Dapur Ini, Masakan Bisa Jadi Haram

Namun fakta demi fakta teru terungkap tentang kebenaran sebenarnya dari isu pelecehan seksual yang dikatakan oleh Putri Candrawathi.

Salah satu tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J yakni Bripka RR, mulai buka suara tentang kebenaran dari kasus pembunuhan Brigadir J.

Dikutip dari channel Youtube Uncle Wira, Bripka RR mengaku tak tahu apa yang membuat Putri Candrawathi menangis di kamar mandi.

Namun ia mengaku jika sempat diminta oleh Putri Candrawathi memanggil Brigadir J saat berada di Magelang.

Tak hanya itu, Bripka RR mengatakan jika dirinya sempat membujuk Brigadir J untuk masuk ke kamar Putri Candrawathi.

Karena sebelumnya Brigadir J diketahui tak mau bertemu dengan istri Ferdy Sambo itu.

Baca Juga: BSU Rp600 Cair, Berikut Ini Cara Cek Daftar Penerima Bantuan di bsu.kemnaker.go.id

Bripka RR juga sempat menanyakan ke Brigadir J tentang masalahnya dengan Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.

Tetapi Brigadir J mengatakan bingung kenapa Om Kuat begitu marah kepadanya.

Selain adegan di kamar Putri Candrawathi, Bripka RR juga mengatakan adanya adegan di tikar saat berada di Magelang.

Adegan tikar yang dimaksud adalah saat dirinya tidur bersama Om Kuat dikamar lantai satu.

Sayangnya, Bripka RR tak berani menanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara Brigadir J dan Om Kuat waktu itu.

Bripka RR juga diketahui mendengar jika Putri Candrawathi meminta agar Om Kuat tidak ribut.

Baca Juga: Tidak Bisa Berbohong! Putri Candrawathi Selesai Diperiksa Pakai Alat Lie Detector, Polisi Bocorkan Hasilnya

Ia mengatakan jika Putri Candrawathi mencoba menengahi keributan antara Brigadir J dan Om Kuat.

Setelah itu, mereka kemudian menyiapkan diri untuk kembali ke Jakarta.

Kapolri Sebut Om Kuat Sosok Pengecut

Pasca rekonstruksi yang dilakukan oleh Polri terkait kasus pembunuhan Birgadir J di rumah Ferdy Sambo, beberapa fakta akhirnya terkuak.

Bahkan salah satu fakta yang menarik adalah dimana ada sosok yang hendak melarikan diri dari rumah Ferdy Sambo, pasca Brigadir J ditembak.

Sosok tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Dilansir dari program Dua Sisi TV One, Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan jika ada satu sosok yang mencoba kabur dari TKP penembakan Brigadir J.

Orang yang mencoba kabur tersebut adalah Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.

Menurut Kapolri, peranan Kuwat Maruf alias Om Kuat dalam pembunuhan ini sebagai orang yang mengancam Brigadir J.

Baca Juga: Biadab! Sungguh Tega Oknum Polisi Cabuli Calon Polwan, Seketika Impiannya Pupus

Om Kuat ternyata mengancam korban yakni Brigadir J sehari sebelum terjadinya penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo Jalan Duren Tiga Jakarta Selatan.

Bahkan, ancaman pembunuhan yang dilakukan Om Kuat pada Brigadir J itu menggunakan dua bilah pisau.

Dalam rekonstruksi terungkap, Om Kuat menyerahkan dua bilah pisau dan handy talky (HT) kepada saksi yang bernama Prayogi.

Prayogi adalah ajudan Ferdy Sambo yang lain.

Om Kuat melarang Yosua naik ke atas menemui Putri Candrawathi, karena membuat Putri sakit.

Jika naik ke atas dia akan dibunuh.

Usai mengancam Brigadir J, Om Kuat juga diketahui mencoba melarikan diri usai penembakan Brigadir J.

Baca Juga: Berikut Pidato Perdana Pangeran Charles Usai Dinobatkan Sebagai Raja

Ancaman Om Kuat kepada Brigadir J juga dibenarkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

"Kan sudah banyak beredar info keterangan pacar almarhum J yang menyatakan diancam skuad-skuad lama," kata dia.

"Si Om Kuat orang lama bawa pisau (mengancam kalau almarhum J naik ke atas)," kata Agus.

Agus menerangkan hal ini dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa oleh Polri.

Agus menyebut pisau tersebut hanya digunakan Om Kuat untuk mengancam Brigadir J.

Tapi tidak sampai dilakukan kontak fisik dengan pisau tersebut.

Entah ini ada hubungan atau tidak, Brigadir J pernah menyampaikan curhatan lewat panggilan telepon kepada kekasihnya.

Brigadir J menyebut istilah 'skuat atau squad lama' yang mengancamnya.

Baca Juga: Berikut Peran Penting Literasi Dalam Tercapainya Kualitas Pendidikan

Om Kuat termasuk skuad lama karena telah 14 tahun bekerja pada Ferdy Sambo dan telah menjadi orang kepercayaan.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkap adanya ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J.

Kamaruddin bercerita, pada akhir Juni 2022 atau sekira satu minggu sebelum insiden penembakan, Brigadir J curhat kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak, bahwa ia akan pergi meninggalkan orang tersayangnya tersebut.

Brigadir J berpamitan kepada Vera bahkan memohon maaf atas segala kesalahannya sembari menangis.

Bahkan berpesan kepada Vera agar mencari laki-laki sebagai penggantinya.

Saat itu, Vera Simanjuntak menduga bahwa kekasihnya tersebut tengah sakit.

Baca Juga: Membaca Memiliki Banyak Manfaat Daripada Menonton, Ini Buktinya

Brigadir J kemudian menceritakan soal ancaman pembunuhan yang diterimanya.

Vera pun menanyakan dari siapa ancaman tersebut berasal, skuad lama atau skuad baru.

“Diantara mereka ini sudah paham yang mana skuad lama yang mana skuad baru,” kata Kamaruddin.

Skuad yang dimaksud menurut Kamaruddin adalah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo.

Kamaruddin lalu menyebut, ancaman tersebut muncul diduga karena Brigadir J berprestasi dan disayang oleh atasannya.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat mengaku emosional karena mengetahui peristiwa yang disebutnya tidak senonoh di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

"Setelah dia mengetahui ada peristiwa yang tidak senonoh itu," ucapnya.

"Nggak tahu, dia cuma marah, nggak (ada perintah), itu memang pisau yang tergeletak disitu tapi itu rangkaian peristiwa saja," ujarnya.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Om Kuat Dijanjikan Dapat 500 Juta Dari Putri Candrawathi, Pesona Om Kuat Bius Nyonya sambo?

Pisau Kuat Maruf terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar di rumah dinas Ferdy Sambo.

Dalam reka ulang adegan digambarkan, Om Kuat mulanya berada di ruang tengah lantai satu rumah Sambo saat Brigadir J ditembak.

Dia melihat langsung proses eksekusi di mana Sambo memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E menembak Yosua.

Selain Kuat, di ruangan itu terdapat ajudan Putri Candrawathi yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka, Ricky Rizal atau Bripka RR.

Sesaat setelah Brigadir J tewas, Kuat keluar dari rumah Sambo.

Dia menuju jalan di depan rumah mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) itu.

Kuwat Maruf Ditenggarai Berniat Kabur saat Mau Ditangkap

Kuat merupakan asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo yang merangkap sopir pribadi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Warga sipil itu ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan penetapan tersangka Ferdy Sambo.

Hal ini tampak saat dia akan ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Dibalik sikapnya yang garang, Om Kuat ternyata pengecut karena sempat mau melarikan diri.

Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Dalam pemaparannya Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan pengakuan Bharada E yang menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.

Keterangan dituangkan di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kemudian Bharada E meminta perlindungan untuk jadi justice collaborator.

Setelah itu, polisi menangkap dua tersangka Bripka Ricky Rizal dan asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Om Kuat.

"Om Kuat sempat akan melarikan diri, namun diamankan dan berhasil ditangkap," katanya.

Berdasarkan keterangan Bharada E, Brigadir Ricky dan Kuat Maruf akhirnya Ferdy Sambo mengakui perbuatannya.

Sebelumnya diketahui, isu hubungan terlarang antara Putri Candrawathi dan Kuat Ma'aruf alias Om Kuat sempat berhembus kencang.

Isu ini diungkapkan oleh eks pengacara Bharada E yakni Deolipa Yumara ditengah kisruh pembunuhan Brigadir J.

Ditengah isu ini ada satu saksi yang turut tahu tentang kebenaran hubungan antara Om Kuat dan Putri Candrawathi.

Saksi ini adalah salah satu ART Ferdy Sambo yakni Susi.

Yah, saat berada di Magelang, Susi ikut hadir disana dalam rangka merayakan HUT Anniversary pernikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Saat berada di Magelang, Susi ikut menyaksikan insiden yang melibatkan Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Insiden yang katanya pelecehan seksual ini, membuat Putri Candrawathi menangis di kamar mandi.

Akibatnya, Om Kuat lalu murka dan mengejar Brigadir J dengan pisau.

Benar atau tidaknya isu hubungan terlarang tersebut pasti diketahui oleh Susi.

Pada malam itu juga Susi adalah orang yang melihat Om Kuat menggendong Putri Candrawathi ke kamarnya.

Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto ikut bersuara mengenai tudingan dari mantan pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara terkait dugaan perselingkuhan antara Istri mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi dengan sopirnya Om Kuat.

Jenderal bintang tiga polri ini menegaskan apa yang dilontarkan oleh Deolipa terlalu jauh dan tidak sesuai dengan fakta.

"Kalau isu dengan Kuat kok jauh ya, karena Kuat baru seminggu masuk setelah hampir dua tahun karena pendemi COVID-19 (yang bersangkutan kena COVID). Hal ini terkonfirmasi saksi-saksi lainnya," kata Komjen Agus.

Sebelumnya, Deolipa menyebut bahwa Bharada E menceritakan tentang hubungan asmara Putri dan Kuat.

Dugaan adanya 'hubungan terlarang' yang dijalin antara Putri Candrawathi dengan Om Kuat.

Deolipa menyebut bahwa motif Ferdy Sambo menghabisi Brigadir J karena diduga Brigadir J mengetahui aib Putri Candrawathi dan Om Kuat.

Deolipa mengatakan berdasarkan perbincangannya bersama Bharada E saat itu, Brigadir J diduga mengetahui hal terlarang yang dilakukan oleh Putri Candrawathi dan Om Kuat di Magelang.

"Bharada E tidak merasakan langsung ya, tapi dia berpikir. Boleh dong berpikir? Jadi dugaan dia, ada sesuatu yang terjadi (antara Putri dan Kuat) dan diketahui Yosua (Brigadir J)," kata Deolipa.

Menurut cerita yang didapat Deolipa dari Bharada E, saat di Magelang itu hanya ada empat orang, yakni Brigadir J, Susi (ART), Om Kuat (ART), Putri Candrawathi. 

Karena Susi dianggap tidak ada kaitannya dengan kasus pembunuhan Brigadir J, maka, kata Deolipa, dua orang saja yang diduga merencanakan pembunuhan.

"Susi enggak ikutan karena dia di bawah. Nah tinggal tiga kan, tapi yang dua ini (Kuat Maruf dan Putri Candrawathi) sepakat ngebunuh si Yosua (Brigadir J), itu saja logikanya," kata Deolipa.

Tak hanya itu, kecurigaan soal adanya dugaan hubungan terlarang antara Kuat Maruf dan Putri Candrawathi juga, kata Deolipa, sempat dibicarakan Bharada E.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah