Putri Candrawathi Disebut Paksa Brigadir J Masuk Ke Kamar, Adegan Nyonya Sambo dan Ajudan Terungkap

- 22 September 2022, 12:11 WIB
Putri Candrawathi Disebut Paksa Brigadir J Masuk Ke Kamar, Adegan Nyonya Sambo dan Ajudan Terungkap
Putri Candrawathi Disebut Paksa Brigadir J Masuk Ke Kamar, Adegan Nyonya Sambo dan Ajudan Terungkap /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK – Terungkap petunjuk baru soal peristiwa di Magelang, yakni antara Brigadir J dan Putri Candrawathi.

Brigadir J sisebut sempat menolak permintaan Putri Candrawathi berduaan di kamar.

Bahkan, Brigadir J dikabarkan terpaksa melayani.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa kronologi peristiwa di Magelang telah dibongkar Bripka RR alias Bripka Ricky Rizal.

Baca Juga: Bharada E Kantongi Bukti Video Rahasia Putri Candrawathi dan Kuat Maruf, Hubungan Spesial Nyonya Sambo Terkuak

Dari dugaan yang ada, Brigadir J menolak masuk ke kamar istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi lantaran sempat bertengkar dengan ART keluarga Ferdy Sambo yakni Kuat Ma'ruf.

Brigadir J ternyata sempat menolak masuk ke kamar Putri Candrawathi.

Namun karena desakan istri Ferdy Sambo ini, Brigadir J, yang merupakan ajudan suaminya tak mampu lagi menolak.

Peristiwa tersebut terjadi hanya sehari sebelum Brigadir J ditembak mati Bharada E.

Dari dugaan yang ada, Brigadir J menolak masuk ke kamar istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi lantaran sempat bertengkar dengan ART keluarga Ferdy Sambo yakni Kuat Ma'ruf.

Brigadir J yang sempat menolak masuk kamar akhirnya menemui istri Ferdy Sambo setelah diminta Bripka RR atas perintah Putri Candrawathi.

ketika itu menurut Bripka RR, Putri Candrawathi menanyakan keberadaan Brigadir J.

Pernyataan tersebut diungkap Bripka RR melalui kuasa hukumnya, Erman Umar.

Baca Juga: 9 Fakta Vidi Aldiano yang Jarang Orang Tahu, Makanan Favorit hingga Sempat Putus dengan Sheila Dara Aisha

Bripka RR mengatakan, setelah diminta akhirnya Brigadir J mau menghampiri istri Ferdy Sambo di kamarnya.

Diberitakan sebelumnya, Putri menelepon Bharada E untuk menanyakan keberadaan Bripka RR.

Putri meminta Bripka RR dan Bharada E segera kembali ke rumah lantaran ada masalah yang terjadi.

Ketika Bripka RR dan Bharada E tiba di rumah, kondisi di lantai satu sepi, tidak orang.

Setelah itu Bharada E dan Bripka RR naik ke lantai dua, lalu melihat Susi menangis dan Kuat Ma'ruf dalam keadaan marah.

Ketika itu, Bripka RR menanyakan alasan Kuat Ma'ruf marah, lalu sang sopir mengatakan melihat kekurangajaran Brigadir J.

"Naik ke atas itu lah ketemu Kuat dalam keadaan tegang, kayak ngamuk ditanya ada apa? dibilang 'Itu enggak tahu Si Yosua (Brigadir J)," bebernya, dikutip dari Berita Subang.

Erman mengatakan, asisten Putri Chandrawati yang bernama Susi juga ada di lokasi dalam keadaan menangis.

Setelah itu Bripka RR menemui Putri Chandrawati di dalam kamar sedang berbaring.

Baca Juga: Kuat Maruf Buka Suara, Emosi Ferdy Sambo Sempat Tidak Stabil, Putri Candrawathi Akhirnya Beri Keterangan Jujur

Ketika itu, Bripka RR tidak berlama-lama ada di kamar lantaran langsung diminta memanggil Brigadir J.

Brigadir J Dipaksa Melayani

Motif kasus pembunuhan Brigadir J masih menjadi misteri, isu LGBT, hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir Yosua, hubungan Ferdy Sambo dan AKP Rita Yuliana menjadi dugaan dan spekulasi liar yang muncul.

Yang terbaru adanya dugaan perselingkuhan antara Om kuat alias Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi yang diungkap mantan pengancara Bharada E, Deolipa Yumara.

Menurut Deolipa Yumara, istri Ferdy Sambo dan Kuat Ma'ruf alias Om Kuat memiliki hubungan terlarang.

Bahkan, Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J disebut-sebut memergoki istri Ferdy Sambo dan Kuat Ma'ruf ketika keduanya tengah melakukan hubungan intim di rumah Magelang, Jawa Tengah.

"Enggak ada itu Yosua melecehkan Putri, yang ada justru Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dan Putri ketahuan making love (berhubungan intim) oleh Yosua," kata Deolipa Yumara dikutip dari YouTube TV One.

Deolipa Yumara mengungkapkan, setelah kedapatan tengah melakukan hubungan intim dengan istri Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf mengejar Brigadir J.

Baca Juga: Susi Ungkap Hubungan Terlarang Putri Candrawathi dan Brigadir J, Bripka RR Ungkap Adegan Kamar

Putri Candrawathi yang panik lapor kepada Bripka Ricky Rizal, sementara Kuat Ma'ruf alias Om Kuat melapor ke Ferdy Sambo.

Deolipa Yumara menduga, aib inilah yang membuat motif di balik pembunuhan Brigadir J tidak diungkap ke publik.

Menanggapi hal ini, Ahli hukum tata negara Refly Harun menilai keterangan Deolipa Yumara seperti bom yang dilemparkan.

"Ibarat bom, dilemparkan oleh Deolipa Yumara ya. Kita tidak pernah mendengar soal motif hubungan Kuat dan Ibu Putri ini," kata Refly Harun melalui akun YouTubenya.

Refly Harun menilai, sekalipun Putri Candrawathi benar berselingkuh dengan Brigadir J sebagaimana keterangan Kuat Ma'ruf sebelumnya, hal itu menurutnya terjadi akibat diinisiasi oleh pihak yang lebih berkuasa.

"Kalau misalnya antara Brigadir J dan katakanlah Ibu Putri, itu tidak mungkin rasanya yang berinisiatif itu adalah Brigadir J," ujarnya.

"Kalau Brigadir J yang berinisiatif, wah kurang ngajar banget. Nah yang kemungkinan berinisiatif tentu orang yang di atasnya. Dalam konteks ini bisa jadi justru PC yang memancing untuk affair dengan Yosua. Dan Yosua karena posisinya terpaksa, terpojok, mungkin saja melayani," lanjutnya.

Meski demikian, ia tidak menampik kemungkinan bahwa Putri Candrawathi dan Kuat Maruf memiliki hubungan terlarang.

Baca Juga: Istri Sedang Hamil, Adam Levine Maroon 5 Dituding Selingkuh: Memang Semua Terlihat Tidak Pantas

Terlebih, keduanya kerap kali bersama karena Kuat Maruf berprofesi sebagai ART sekaligus sopir keluarga Ferdy Sambo.

Mantan Staf ahli Mahkamah Konstitusi itu menegaskan apabila hal ini benar, maka penting bagi keluarga untuk membersihkan nama baik Brigadir J.

"Sekarang tinggal kuncinya tentu ada di dua orang ini saja, di Kuat Maruf dan Putri Candrawathi," ujarnya.

Ia pun mempertanyakan apakah persoalan yang menyeret Putri Candrawathi ini memang sengaja ditutup-tutupi untuk menjaga marwah keluarga Ferdy Sambo dan termasuk bagian dari negosiasi.

"Maksudnya negosiasinya adalah Sambo tentu tiji tibeh, mati siji mati kabeh (mati satu mati semua). Artinya ya daripada dia terpojok dengan hukuman mati, maka dia berupaya melakukan bargaining position," tuturnya.

"Bargaining position-nya mungkin dia bargain soal kejadian Putri Sambo, istrinya yang barangkali punya affair mungkin dengan pertama Yosua, yang kedua mungkin juga Kuat Maruf, lalu dibelokkan menjadi kasus pelecehan untuk menjaga harkat dan martabat Putri, dan tentu juga dia berpikir tentang anak-anak Sambo sendiri misalnya," kata Refly Harun menambahkan.

Bargaining position lain yang mungkin dilakukan Ferdy Sambo menurut Refly Harun adalah mantan Ketua Satgasus Merah Putih itu berjanji tidak akan membuka kasus-kasus lainnya di dalam institusi Polri.

Di antaranya yakni kasus KM 50, kasus uang haram, dan kasus-kasus lainnya yang berhubungan dengan Satgasus Merah Putih.

"Ini sekadar analisis, tapi kadang-kadang analisis ini walaupun sering dikritik, bukan berarti analisis itu tidak berguna untuk kemudian membuka fakta yang sesungguhnya," tegas Refly Harun.

Pernyataan Lengkap Deolipa Yumara Terkait Hubungan Om Kuat dan Putri Candrawathi

Ternyata disebutkan bukan Brigadir J yang menggendong Putri Candrawathi saat sang atasan tidur di sofa.

Tapi, Om Kuat yang gendong Putri Candrawathi saat istri Ferdy Sambo itu tidur di sofa.

Bahkan disebutkan, Brigadir J melihat semua peristiwa Om Kuat gendong Putri Candrawathi.

Hal itu semua diungkapkan, mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.

Mantan Pengacara Bharada E, Deolipa Yumara menduga ada hubungan spesial antara Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi.

Dugaan Deolipa Yumara itu didasarkan atas obrolannya dengan Bharada E alias Richard Eliezer yang menaruh curiga mengenai hubungan Kuat Maruf (Om Kuat) dan Putri Candrawathi.

Menurut Deolipa Yumara, Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat yang mengetahui rahasia Kuat Ma'ruf dan Putri Candrawathi tersebut.

"Eliezer kan ngomong, 'saya curiga bang si Kuat ada main sama si Putri', oh pantes, Yosua dikorbanin," kata Deolipa Yumara.

"Bharada E nggak melihat langsung, tapi dia berpikir, pikiran itu disampaikan ke saya. Dugaan dia ada sesuatu yang diketahui Yosua, sehingga Yosua didiskreditkan," imbuhnya.

Deolipa Yumara menilai isu Brigadir J menggendong Putri Candrawathi tidak pernah terjadi.

Menurutnya, peristiwa yang terjadi justru Kuat Maruf (Om Kuat) diduga yang menggendong Putri Candrawathi dan dipergoki oleh Brigadir J.

"Kebalikannya, mungkin si Yosua melihat si Putri digendong sama si Kuat kan begitu, Putri digendong sama Kuat ketahuan Yosua. Karena ketahuan harus buru-buru dong membersihkan diri ke Sambo," tandasnya.

Lebih lanjut, mantan Pengacara Bharada E itu menegaskan motif pembunuhan Brigadir J bukan karena pelecehan yang dilakukan Yosua terhadap Putri.

"Motif bisa aja ada dibikin. Cuma jangan sampai motifnya adalah Yosua melecehkan Putri. Nggak ada itu," ujarnya, dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews pada 29 Agustus 2022.

Deolipa Yumara menduga Kuat dan Putri ketahuan oleh Brigadir J sedang melakukan hubungan terlarang.

Menurutnya, karena Brigadir J memergoki hubungan terlarang tersebut, maka Kuat Maruf (Om Kuat) dan Putri Candrawathi mencari cara untuk membungkam Yosua.

"Yang ada Kuat dan Putri ketahuan lagi making love yakan oleh Yosua, Yosua dikejar, makanya Putri buru-buru lapor ke Ricky supaya datang, si Kuat buru-buru lapor ke Sambo," pungkasnya.

Berdasarkan pengakuan Kuat, Brigadir J tertangkap basah membopong (gendong) Putri yang sedang tertidur di sofa ruang tamu pada 4 Juli 2022.

Kuat yang memergoki Brigadir J itu pun langsung menegur dan memarahi Yosua karena dinilai lancang menyentuh Putri Candrawathi.

Tak sampai di situ, Kuat mengaku kembali melihat Brigadir J mengendap masuk ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 di Magelang pada 7 Juli 2022.

Dua peristiwa itu diduga yang memicu amarah Ferdy Sambo hingga akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J.

Akhirnya Terungkap Pengakuan Terbaru Putri Candrawathi, Akui Diperintah Ferdy Sambo Pindahkan Lokasi Pelecehan

Akhirnya terungkap pegakuan terbaru Putri Candrawathi terkait pembunuhan Brigadir J.

Terungkap Putri Candrawathi mengakui diperintahkan Ferdy Sambo untuk memindahkan lokasi pelecehan seksual di Duren Tiga.

Sebagaimana diketahui, disebutkan sebelumnya hal yang membuat Ferdy Sambo murka adalah peristiwa yang terjadi di Magelang.

Sementara itu, Putri Candrawathi ngotot dirinya dilecehkan Brigadir J.

Drama pengungkapan kasus kematian Brigadir J seolah tak ada habisnya. Setelah sekian lama bungkam, Putri Candrawathi, istri dari Ferdy Sambo (FS) membuat pengakuan mengejutkan.

Pasalnya, usai bersikeras menyebut dirinya sebagai korban pelecehan dan tindak asusila di Duren Tiga, mendadak Putri mengaku itu hanya skenario lain bikinan sang suami, FS.

Pengakuan tersebut didapat dari konfirmasi Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, ketika menemui wartawan usai memeriksa PC.

"Karena dia bilang sebetulnya yang terjadi itu di Magelang. 'Saya disuruh untuk mengakui kejadian itu terjadi di Duren Tiga'," ujarnya, di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin, 29 Agustus 2022.

Dengan kata lain, Taufan mengatakan bahwa PC masih bertahan dengan laporan pelecehannya yang disangkakan pada Brigadir J.

Namun, pelecehan ini menurut keterangan Putri terjadi di Magelang, bukan di rumah dinas FS, di Duren Tiga Jakarta Selatan.

Taufan mengaku tak ingin buru-buru mempercayai perkataan Putri. Untuk itu dirinya masih akan menguji pengakuan tersebut dengan bukti juga keterangan lainnya.

Kehati-hatian ini, kata dia juga didasari karena sejumlah pihak seringkali plin-plan dan membingungkan penyidik beserta Komnas HAM dengan pernyataan yang berubah-ubah.

“(Putri) telah membuat kehebohan banyak pihak tapi ternyata orang yang bersangkutan saja mengatakan 'Saya cuman disuruh mengakui saja di Duren Tiga,' sebetulnya peristiwanya di Magelang. Nanti jangan-jangan dikejar lagi, beda lagi kan gitu," kata Taufan.

"Makanya saya kira tugas penyidik saat ini mendalami dan mencari bukti-bukti selain keterangan. Kalau itu tidak bisa, maka saya kira tidak menjadi penting lagi itu," ucapnya.

Menurut Taufan, keterangan-keterangan tidak bisa dijadikan sandaran tunggal untuk fakta, melainkan perlu didalami dan disesuaikan bukti-bukti lainnya.

Jika tak bisa dibuktikan penyidik, pernyataan-pernyataan siapapun, termasuk Putri Candrawathi sebagai saksi kunci hanya akan jadi keterangan kosong.

"Yang penting adalah membuktikan hubungan antara satu peristiwa dimana Ferdy Sambo memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengeksekusi saudara Yoshua (Brigadir J)," ujarnya lagi.

Terkait hal itu, hari ini, Selasa, 30 Agustus, akan digelar rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Lima tersangka beserta pengacara, penyidik, jaksa penuntut umum, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dan juga Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan ikut hadir.

Kakak Asuh dan Adik Asuh Ferdy Sambo

Belakangan ini mencuat soal peran kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo.

Bukan Orang Sembarangan, kaka asuh dan adik asuh Ferdy Sambo ada yang masih aktif di polri dan berpangkat jenderal, tentu sangat disegani.

Hal tersebut membuat Ferdy Sambo sering disebut percaya diri bisa lolos dari hukuman atas kasus Brigadir J.

Bahkan disebut bahwa kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karir Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

Kasus kematian Brigadir J hingga kini masih terus bergulir dengan menyeret nama Ferdy Sambo dan empat tersangka lainnya.

Terkini, Muradi seorang Guru besar politik dan keamanan Universitas Padjadjaran menilai Ferdy Sambo mempunyai rasa percaya diri yang relatif tinggi.

Rasa kepercayaan diri yang tinggi itu diduga di dapatkan lantaran ia masih memiliki kekuatan dari kakak asuh dan adik asuh.

"Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali,

Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu," ujar Muradi pada Selasa, 20 September 2022.

"Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi," tambahnya.

"Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh," imbuhnya.

Namun, Muradi tidak menyebut siapa di balik sosok kakak asuh serta adik asuh yang dimaksudkan itu.

Tetapi, ia mengatakan jika kakak asuh tersebut berperan sangat penting dalam karier Ferdy Sambo hingga melejit menjadi bintang dua.

"Dari mulai naik bintang satu, bintang dua, itu kan kakak asuhnya yang melakukan itu," ungkap Muradi.

"Lumayan banyak (kakak asuh dan adik asuh), ada bintang dua, bintang satu yang aktif. Ada yang sudah pensiun ada, tapi kan nggak terlalu berpengaruh juga (terhadap perkara)," tambahnya.

Ia hanya mengingatkan bahwa ada yang beking Ferdy Sambo dari kakak asuh dan adik asuh.

Sehingga, proses hukum kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yosua tidak menimbulkan perlawanan.

Menurut Muradi, dengan Ferdy Sambo yang mengubah BAP, sama dengan ia melakukan perlawanan.

"Kenapa saya warning itu, supaya tidak ada perlawanan. FS mengubah BAP tidak menembak itu bentuk perlawanan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Muradi meminta Polri agar harus mengambil langkah sistematis terhadap sosok yang disebut sebagai kakak asuh dan adik asuh Ferdy Sambo.

Selain itu, Muradi juga menyarankan agar kakak asuh dan adik asuh yang saat ini masih menduduki posisi strategis agar dimutasi selama proses hukum Ferdy Sambo berjalan.

"Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang," ujarnya.

"Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS," tambah Muradi.

"Ia dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan. Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi," tambahnya lagi.

Muradi menyebut bahwa perkara Ferdy Sambo itu merupakan persoalan pribadi, sehingga jangan sampai merusak organisasi internal Polri.

"Kalau saya sih berharap FS legowo, sudah, jalani saja. Karena, kalau nggak, ini yang rusak organisasi," tegasnya.

"Semua dirusak, semua orang terbelah. Kalau masalah FS masalah organisasi, saya kira maklum apa yang dilakukan FS meminta bantuan banyak orang," ujar Muradi.

" Ini kan perlakuan yang dilakukan pribadi. Ini yang harus difokuskan Polri bahwa ini udah selesai, Polri harus fokus penguatan lembaga lagi," pungkas Muradi.

Operasi Penyelamatan Ferdy Sambo

Akhirnya terungkap sosok yang memproklamirkan aksi 'gotong royong' selamatkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kasus Brigadir J.

Operasi penyelamatan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ternyata disusun sosok pemegang jabatan strategis di kursi dewan.

Sosok pemegang jabatan strategis di kursi dewan ternyata berani menyuap istana presiden demi menyelamatkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam kasus Brigadir J.

Sosoknya merupakan orang yang memiliki jabatan dan kedudukan di senayan. Bahkan, disebut sosok ini berani menyuap para menteri hingga mantan Polri.

Sosok penyuap istana yang bantu Ferdy Sambo agar lolos dari hukuman dan status istimewa Putri Candrawathi dalam kasus Brigadir J ini diungkap pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Kamaruddin Simanjuntak bongkar sosok penyuap istana yang bantu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.

Dengan berani, Kamaruddin Simanjuntak pengacara keluarga Brigadir J ini mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diduga banyak melakukan suap yang menyebabkan dirinya hingga saat ini belum ditahan.

Baru-baru ini Kamaruddin Simanjuntak bongkar sosok yang diduga membantu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk menyuap istana agar menjadi benteng kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat.

Secara terang-terangan, Kamaruddin ungkap sosok penyuap itu merupakan salah satu pimpinan komisi DPR RI yang diduga kuat bantu Ferdy Sambo untuk melobi Istana melalui sekretaris negara, namun tak disebutkan identitas jelasnya.

Dilansir dari Ayobandung, Kamaruddin Simanjuntak pengacara Brigadir J ini menduga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah melakukan banyak suap tak hanya untuk salah satu pimpinan komisi DPR RI saja.

Kamaruddin menyebut juga bahwa berdasarkan informasi intelijen, Ketua Komisi DPR RI ini melobi juga kementerian lainnya, yakni eks Polri.

Karena hal itulah, Kamaruddin pengacara Brigadir J ini menyuarakan kepada Presiden Jokowi agar segera membentuk tim independen guna mengusut tuntas dugaan keterlibatan para pimpinan DPR RI di kasus pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambo cs.

Seperti diketahui, kasus Ferdy Sambo yang melibatkan istrinya Putri Candrawathi menyebabkan tewasnya Brigadir J ini masih belum menemui titik terang, karena masih banyak hal yang belum terungkap.

Kamaruddin menilai bahwa kasus pembunuhan Brigadir J ini tidak mudah untuk mengungkap siapa saja yang terlibat di dalamnya jika tak diusut lebih dalam.

Bukan tanpa alasan, Kamaruddin Simanjuntak pengacara pemberani ini sangat mengikuti perkembangan kasus Ferdy Sambo.

Menurutnya, berdasarkan informasi intelijen ada dugaan keterlibatan pihak lainnya mulai dari Polres, Polda, Pidum Polri hingga Propam Polri.

Hingga saat ini, perkembangan kasus Sambo, Polri baru menetapkan lima tersangka yang terlibat pembunuhan Brigadir J, yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Ma'ruf.

Di samping itu, dalam proses penyidikan kasus Sambo ini masih menimbulkan banyak kejanggalan, Kamaruddin pun mempertanyakan peran Komisi Pemberantasan Korupsi.

Kamaruddin pengacara keluarga Brigadir J mempertanyakan peran KPK ini karena dirinya menduga ada dugaan suap yang dilakukan Sambo untuk menutupi kasusnya.

Kamaruddin Simanjuntak menilai bahwa dugaan suap ini sudah dengan jelas terlihat oleh publik.

“Kenapa belum ada yang ditangkap satupun padahal sudah terang-terangan ada yang menyuap ada yang disuap,” ungkap Kamaruddin.

Pengacara keluarga Brigadir J ini menambahkan bahwa Ferdy Sambo sudah jelas melakukan dugaan suap ke beberapa pihak untuk melancarkan skenario palsu serta menutupi kasus pembunuhan Brigadir J.

Dugaan Kamaruddin ini tak asal-asalan, pasalnya menurut Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroso mengaku bahwa pihaknya memang benar sempat diberi dua amplop diduga berisi uang oleh pihak Sambo.

Tak hanya ke sejumlah pihak lain, para ajudan Ferdy Sambo juga sempat dijanjikan sejumlah uang untuk melancarkan skenario pembunuhan berencana terhadap Yosua.

Selain dugaan suap, Kamaruddin membeberkan juga bahwa Sambo ini disebut-sebut sempat mengucurkan dana besar-besaran guna memuluskan skenario palsunya.

Sayangnya, Kamaruddin tak mengungkapkan siapa sosok salah satu pimpinan DPR RI yang diduga membantu Sambo untuk suap ke istana serta tak menyebut sosok lainnya yang diduga terlibat untuk melancarkan skenario palsu istri Putri Candrawathi ini.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x