Terbongkar! Ternyata ada Dua Sosok Orang Terdekat Ferdy Sambo Dibalik Kasus Tewasnya Brigadir J

- 24 September 2022, 15:11 WIB
Terbongkar! Ternyata ada Dua Sosok Orang Terdekat Ferdy Sambo Dibalik Kasus Tewasnya Brigadir J
Terbongkar! Ternyata ada Dua Sosok Orang Terdekat Ferdy Sambo Dibalik Kasus Tewasnya Brigadir J /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK – Hingga kini kasus tewasnya Brigadir J masih menyisakan banyak teka-teki.

Namun perlahan tapi pasti, beberapa bukti-bukti baru mulai dapat mengungkap kejanggalan kasus ini.

Kasus pembunuhan Brigadir J ini pun terus masih terus mengundang perhatian publik.

Hampir lebih dari 3 bulan penyelesaian kasus ini, namun belum menemui titik terang.

Publik bertanya-tanya siapa sebenarnya dalang atau otak di balik kasus ini selain Ferdy Sambo.

Baru-baru ini terkuak, ternyata ada dalang atau otak lainnya di balik kematian Brigadir J.

Pernyataan ini datang dari Irjen Purnawirawan Ricky Sitohang yang juga ternyata mengikuti perkembangan kasus ini.

Ricky Sitohang menyebut ada dua orang terdekat Ferdy Sambo yang menjadi dalang dibalik terbunuhnya Brigadir J.

Baca Juga: Wajib Tahu! Simak 5 Tips Untuk Ketahui Jika Seseorang Telah Blokir Nomor WhatsApp Anda

Dua orang tersebut yakni Nyonya Putri Candrawathi dan Kuat Maruf atau Om Kuat yang juga sopir sekaligus asisten rumah tangga mereka.

"Kalau dilihat pokok ceritanya, analisis saya sementara biang keroknya ada dua orang Kuat Maruf dan Putri Candrawathi," ungkap Ricky Sitohang pada akun youtube Uya Kuya TV.

Menurut Ricky Sitohang, kalau saja Kuat Maruf atau Om Kuat ini tidak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan, Ferdy Sambo pasti tidak akan berbuat demikian.

Begitupun dengan Putri Candrawathi, kalaupun dia menjaga martabat Ferdy Sambo harusnya dua meluruskan masalah dan tidak ikut didalamnya.

"Apapun peristiwanya harus dibuktikan, tapi kalau Kuat Maruf tidak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan kepada Sambo enggak begitu,

Putri juga kalau jaga martabat Ferdy Sambo, akan meluruskan dan tidak ikut didalamnya," kata Ricky Sitohang.

Ricky Sitohang juga mengatakan dirinya tidak mempercayai bahwa fakta dibalik kasus kematian Brigadir J adalah dugaan pelecehan seksual.

"Saya mengatakan jauh dari kemungkinan tidak akan berani seorang Yosua (BrigadirJ) melakukan pelecehan," Kata Ricky Sitohang.

Baca Juga: Viral Video Gudang Penimbun BBM Bersubsidi Terbakar, Diduga Milik Anggota Jatanras Polda Sumsel

Menurutnya suatu hal ironis jika Brigadir J dan dan Kuat Maruf bisa masuk ke kamarnya Putri Candrawarhi.

Selain itu, dalam video yang berdurasi lebih dari 50 menit tersebut Ricky Sitohang menyebut, dirinya heran dengan melesatnya jabatan Ferdy Sambo.

Dirinya heran pangkat yang diberikan kepada Ferdy Sambo dengan cepat menjadi Jenderal bintang dua.

Padahal kata dia masih banyak senior yang pangkatnya masih dibawah Ferdy Sambo.

Selain itu juga ia mengungkapkan Ferdy Sambo tidak menjadi Kapolda dan tiba-tiba bis berpangkat Jenderal bintang dua.

"Saya enggak tau pikirannya Ferdy Sambo itu seperti apa, enggak pernah jadi Kapolda tiba-tiba bintang dua," terang Ricky Sitohang.

Baca Juga: Diduga Brigadir J Dipaksa Putri Candrawathi ke Kamar hingga Susi Bongkar Soal Rintihan Nyonya Sambo

Sementara kata dia masih banyak senior lain yang masih jauh dibawah dia.

"Mbok urut kacang lah kan banyak tiap angkatan yang punya pengetahuan mempuni, main loncat aja, akibatnya terjadi kecemburuan sosial," ungkapnya.

Sampai dengan saat ini, publik masih terus bertanya-tanya seperti apa perjalanan karir Ferdy Sambo.

Selain itu, publik juga bertanya-tanya ada apa dengan kasus pembunuhan Brigadir J yang penanganannya terbilang diperlambat.

Apakah ada power dari orang lain di belakangnya?

Sebelumnya publik juga dikagetkan dengan adanya dugaan kakak asuh di balik lambannya kasus  yang menjerat suami sari Putri Candrawathi tersebut.

Kasus yang tidak hanya menyeret anak buahnya di Divisi Propam Polri, kasus ini juga turut mengungkap berbagai isu baru.

Mulai dari dugaan kekaisaran Ferdy Sambo di Kepolisian, konsorsium 303, hingga adanya dugaan kakak asuh pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Melalui dugaan itu, sebelumnya guru besar politik dan keamanan Universitas Pajajaran Prof. Muradi menyebut ada sosok kakak asuh dalam perjalanan karir Ferdy Sambo, bahkan diduga diberi hukuman ringan atas perkara.

Dilansir daria akun Youtube Jejak Investigasi, Muradi mengatakan kakak asuh yang dimaksudnya itu merujuk pada baik yang sudah pensiun maupun yang masih aktif sebagai anggota Polri.

Dalam kasus Brigadir J, Muradi menyebutkan ada 3 tipe orang atau pihak yang diduga terlibat di dalamnya.

Mereka yaitu, pelaku langsung, orang yang terlibat langsung dan orang tidak terlibat langsung tapi ikut didalamnya.

"Makannya saya bilang yuk adil bersama, kalau memang proses, proses juga kakak asuhnya, siapa yah kakak asuh ini, orang yang pernah membesarkan Ferdy Sambo,'' begitu kata Muradi dalam video tersebut.

Baca Juga: Lewat Sumber Istimewa, Susi Beberkan Tindakan Putri Candrawathi, Intip Sedang Making Love hingga ...

Dalam video itu, Muradi menyebut sosok Kakak Asuh ini mencoba melobi petinggi Polri agar dapat meringankan hukuman Ferdy Sambo.

Menelisik perjalanan karir Ferdy Sambo memang mencatat sejarah.

Ferdy Sambo pun disebut sebagai Jenderal bintang dua termuda sepanjang sejarah kepolisian.

Karir Ferdy Sambo seketika anjlok ketika tersandung kasus pembunuhan berencana ajudannya sendiri Brigadir J.

Dalam kasus ini, Ferdy Sambo ditetapkan sebagi tersangka dan diduga menjadi otak pembunuhan Brigadir J.

13 anggota polisi telah menjalani sidang etik karena melanggar kode etik kepolisian khususnya dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir j.

Kapolri bahkan menyebut ada 97 orang polisi yang diperiksa terkait kasus Ferdy Sambo ini.

Dimana dalam sidang etik ini, terdapat 31 orang terbukti melanggar kode etik sebagai anggota Polri.

Tak main-main, 4 perwira Polri bahkan mendapat sanksi maksimal yakni PTDH. Sedangkan beberapa orang lainnya mendapat Sanksi penurunan jabatan hingga sanksi administrasi.

Komisi Kode Etik Polri (KKEP) pun telah menjatuhkan vonis PTDH kepada Ferdy Sambo.

Selain itu, KKEP juga telah menolak banding yang diajukan Ferdy Sambo.

Dalam video itu juga terdapat pernyataan tegas dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mengatakan bakal membabat anggota polisi siapa saja yang nakal.

Jenderal Listyo Sigit juga menyampaikan agar anggota Polri jangan ragu-ragu untuk melakukan tindakan tegas karena menurutnya hal itu untuk kepentingan organisasi.

"Mohon maaf, kalau tidak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya yang saya potong," kata Kapolri dalam unggahan Youtube tersebut.

Pengakuan Terbaru Bripka RR

Erman Umar yang merupakan kuasa hukum Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR baru saja memberikan keterangan terkait kliennya.

Erman Umar yang dipercaya keluarga Bripka RR menjadi kuasa hukumnya akhirnya membuka beberapa keterangan terkait kasus yang dihadapi kliennya.

Menurut Erman Bripka RR mulai menceritakan keajadian sebenarnya terkait kasus yang menewaskan Brigadir J.

Baca Juga: 2022 Jadi Rekor Permohonan Tertinggi ke LPSK, Indonesia Aman?

Di beberapa keterangannya Erman menyebut jika Bripka RR tak mengetahui tentang adanya dugaan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi yang terjadi di Malang.

Dikutip dari kanal Youtube Refly Harun, selain itu Erman Umar menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Ferdy Sambo pasca tewasnya Brigadir J,

Hal itu berdasar isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), meski tak hapal isi BAP tersebut Erman menduga pertemuan itu merupakan inisiasi Sambo dalam merekayasa kasus pembunuhan Brigadir J.

Hal serupa juga dijelaskan sebagaimana dikutip dari Berita Subang denga judul 'Blak-blakan, Bripka RR Bongkar Tipu-tipu Sambo untuk Bunuh Brigadir J,

Tanpa Terendus Publik', Erman Umar menyebut mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo telah melakukan langkah-langkah aktif pasca insiden berdarah Duren Tiga itu.

Salah satu langkahnya dengan meminta bawahannya berkumpul di Provost. Tujuan berkumpul tersebut adalah membuat skenario dan langkah taktis untuk memuluskan setingan awal.

Menurut Erman, Sambo mengajak berkumpul untuk memuluskan skenario agar pembunuhan Brigadir J tidak terendus dan faktanya dikaburkan

"Dikumpulkan di situ (Provost) mungkin Sambo yang berperan di situ. Saya tidak ingat betul karena saya tidak baca lengkap," jelas Erman kepada wartawan, Selasa 13 September 2022.

Namun Erman tidak menyebutkan satu per satu siapa saja yang berkumpul di Provost. Pastinya mereka merupakan loyalis atau bawahannya dalam rangka membuat skenario awal.

Menurutnya jelasnya ada yang membantu, mungkin obstruction of justice.

"Pertemuannya malam hari, Sambo mengatur semua. Tepatnya setelah penembakan. Ya jelas ada yang membantu, mungkin obstruction of justice," kata Erman.

Adapun fakta-fakta dalam BAP Bripka Ricky Rizal setidaknya sinkron dengan apa yang disampaikan oleh Bharada E atau Bharada Eliezer sebelumnya.

Diketahui Bripka RR mulai berbalik melawan kesaksian Ferdy Sambo usai dikunjungi keluarga dan istrinya.

Ia mendapat penguatan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya hingga setuju memberi kesaksian yang berbeda dari skenario Ferdy Sambo.

"Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” kata Erman.

Erman mengungkapkan, kliennya memang sempat mengikuti skenario baku tembak yang dibuat Sambo terkait kematian Brigadir J.

Namun, setelah Bripka RR mendapat kunjungan dari keluarganya, ia mengubah keterangannya.

Setelah keluarga memberikan penguatan, akhirnya Bripka RR mulai berani mengatakan yang sebenarnya.

“Mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama isteri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” ujar Erman.

Disamping itu, Erman Umar juga mengatakan bahwa Putri Candrawathi membuka rekening untuk kepentingan pribadi.

Erman Umar menyebut bahwa pembukaan rekening itu menjawab sejumlah isu soal rekening milik para ajudan Ferdy Sambo banyak aliran dana.

"Kalau masalah rekening saya dengar itu bukan rekening pribadi masing-masing (ajudan)," kata Erman di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta pada Selasa, 13 September 2022 dikutip dari PMJ News.

Begitu pun Bripka RR juga ternyata rekeningnya digunakan oleh Putri Candrawathi untuk kebutuhan rumah tangga di Magelang.

Erman mengatakan bahwa Bripka RR dan Brigadir J memiliki uang yang fantastis di rekening

Hal itu, dikatakan oleh Erman, karena memang Bripka RR bertugas di rumah Sambo di Magelang.

Kemudian atas nama Yosua, kata Erman, Putri menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga di Jakarta.

"Kalau Yosua untuk kebutuhan rumah tangga yang di Jakarta kali ya, di rumah Saguling, Duren Tiga," tandasnya.

"Kalau Yosua untuk kebutuhan rumah tangga yang di Jakarta kali ya, di rumah Saguling, Duren Tiga," kata dia.

Erman mengatakan bahwa setelah dibuat sejak 2021, seluruh ATM atau mobile banking para anak buah Sambo itu digunakan sepenuhnya oleh Putri.

Dia mengungkapkan bahwa kliennya sama sekali tidak menggunakan rekening tersebut.

Kejadian di Kamar Putri Candrawathi

Menurut pengakuan Bripka RR, orang yang menangis saat berada di rumah Ferdy Sambo di Magelang itu, bukanlah Putri Candrawathi.

Kepada kuasa hukumnya, Erman Umar, dia mengurai benang kusut terkait peristiwa yang disebut-sebut terjadi di Magelang itu.

Lewat pengakuan itu, Bripka RR menyebutkan jika dia tidak mencium adanya indikasi dugaan pelecehan, atapun mencurigai adanya tindak kekerasan sesual terhadap Putri Candrawath oleh Brigadir J.

Peristiwa yang langsung disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, hanyalah ketegangan yang terjadi antara sopir Ferdy Sambo, yakni Kuat Maruf, dengan Brigadir J.

Tak hanya itu, dalam pengakuannya kepada sang pengacara, Bripka RR menyebutkan melihat ART Susi, tengah menangis di lantai dua rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Sedangkan Putri Candrawathi sendiri, menurut kesaksiannya, tengah berbaring di dalam kamarnya.

Bahkan ketika itu, istri Jenderal bintang dua ini malah mencari dan menanyakan keberadaan Brigadir J.

Tentu saja sikap ini dinilai Bripka RR, tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda telah dilecehkan, oleh ajudan Ferdy Sambo tersebut.

Dalam peristiwa itu, justru hal ganjil yang patut dipertanyakan adalah apa yang menyebabkan ART Susi ini menangis.

“Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya. Padahal ibu PC tidak menangis dan berbaring di kamarnya,

Semuanya diam soal Susi menangis ini dan RR tidak tahu penyebab Susi menangis,” kata Erman Umar, dikutip oleh Teras Gorontalo dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 13 September 2022.

Disebutkan juga jika tugas sebenarnya dari Bripka RR ini adalah sebagai ajudan khusus, terutama untuk menjaga kedua anak Ferdy Sambo, yang mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang.

“Di mana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta,” jelasnya.

Itu sebabnya sehari sebelum kembali ke Jakarta, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2022, Bripka RR bersama Bharada E justru tengah disibukkan mengurus keperluan anak-anak Ferdy Sambo.

Di tanggal yang sama ini juga disebutkan, jika ada peristiwa dugaa pelecehan yang terjadi di Magelang.

Saat masih berada di SMA Taruna Nusantara, dia kemudian dihubungi oleh Putri Candrawathi, yang memintanya untuk pulang.

“Dia dipanggil sama ibu PC, disuruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard,” tutur Erman Harun.

Sekembalinya ke rumah, Bripka RR justru menemukan kondisi lantai 1 rumah yang kosong.

“Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa pak Kuat,

Pak Kuat jawab, ‘Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya Tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengan saya, Kenapa itu anak.’ Itu jawaban Kuat,” terangnya.

“Saat itu kata Ricky, kondisi Susi menangis,” sambung Erman Umar, menambahkan.

Diceritakan juga kalau ketika itu, Brigadir J naik ke lantai 2 untuk menengok keadaan Putri Candrawathi yang diduga tengah sakit.

“Tapi dihalangi oleh Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Josua turun lagi ke bawah,” tuturnya.

Justru Bripka RR lah yang diizinkan oleh Kuat Maruf untuk menengok keadaan Putri Candrawathi, yang tengah berbaring di kamar, di lantai 2 tersebut.

“Dia buka pintu kamar ibu, dan Tanya, ‘Ada apa bu?’. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya, ‘Josua di mana?’,” ujarnya.

Setelah itu, Ricky kemudian berencana untuk turun ke lantai 1 menemui Brigadir J.

Namun karena sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara Kuat Maruf dan Brigadir J, maka dia pun berinisiatif untuk menyembunyikan senjata api milik almarhum.

“Kemudian dia berinisiatif, yang mungkin diketahui juga sama Richard. Bagaimanapun Josua ada senjatanya,

Ada pisau dan senapan panjang. Bripka RR berinisiatif dipindahin senjatanya ke kamar anaknya Sambo. Di kunci di kamar itu senjatanya,

Karena Bripka RR khawatir ada apa-apa. Sebab sebelumnya kan ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat,” jelas Erman Umar.

Hal tersebut tentunya dilakukan agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan yang terjadi, seandainya pertengakaran antara Brigadir J dan Kuat Maruf terulang.

Setelah itu, dijelaskan jika Bripka RR turun ke lantai 1 untuk mencari Brigadir J, karena sebelumnya istri Ferdy Sambo menanyakannya.

Setelah bertemu dengan Brigadir J, dia pun lantas menanyakan masalah apa yang telah membuat adanya perselisihan dengan Kuat Maruf.

“Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Josua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya gak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Josua,” terangnya.

Setelah itu Bripka RR menyampaikan pesan dari Putri Candrawathi bahwa dirinya dipanggil oleh istri dari atasan mereka itu.

“Karena tadi kan Ibu tanya Josua dimana, maka Bripka RR berinisiatif memanggil Brigadir J. 'Kamu tadi ditanyain, Ibu' begitu kata Bripka RR ke Josua,” imbuhnya.

Kedua orang ini pun naik ke atas, untuk menemui Putri Candrawathi.

Dikatakan jika ketika itu, Brigadir J masuk ke dalam kamar dan duduk di bawah (lantai), sedangkan istri atasan mereka itu masih tetap berbaring di kasur.

“Josua masuk ke kamar dan duduk di bawah, sementara Ibu PC tetap berbaring di kasur. RR tidak ikut masuk ke kamar," kata Erman Umar.

Bripka RR sendiri, dikatakan Erman, hanya menunggu di pintu.

“Sehingga Bripka RR tidak mendengar pembicaraan Brigadir J dengan Putri Candrawathi,” ucapnya.

Tak lama kemudian almarhum Brigadir J keluar dari kamar, dan kembali ke lantai 1 bersama Bripka RR.

“Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Josua, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Kuat Maruf,

Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Josua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Josua melunak, 'Udah bang, gak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Josua bertemu Ibu,” katanya.

Berdasarkan keterangan Bripka RR ini, Erman mengatakan jika kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual, yang disebut-sebut sebagai motif yang menyebabkan Brigadir J tewas terbunuh.

 “Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu,” ungkap Erman Umar menjelaskan.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah