Strategi Full Power Putri Candrawathi Mulai Terendus hingga Disebut Kaki Tangan Rencana Ferdy Sambo

- 28 September 2022, 17:30 WIB
Strategi Full Power Putri Candrawathi Mulai Terendus hingga Disebut Kaki Tangan Rencana Ferdy Sambo
Strategi Full Power Putri Candrawathi Mulai Terendus hingga Disebut Kaki Tangan Rencana Ferdy Sambo /Diolah Dari Google

PORTAL NGANJUK - Kini diketahui mengenai strategi dari istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang merupakan salah satu tersangka pembunuhan Brigadir J.

Bahkan Putri Candrawathi ini disebut mempunyai kedudukan yang tinggi dan mempunyai kekuatan yang besar atau full power.

Dilansir PORTAL NGANJUK melalui akun Youtube Anjas Asmara di Thailand menyebutkan bahwa Putri Candrawathi merupakan kunci utama penyelesaian kasus ini.

 Baca Juga: Usai Mendengar Pengakuan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Murka, Perbuatan Brigadir J Dibongkar Sang Nyonya

Anjas menilai dengan tidak ditahannya Putri Candrawathi merupakan kesalahan besar, mengingat saat ini ruang gerak Ferdy Sambo sudah sangat dibatasi. 

Anjas juga menyebut bahwa Putri Candrawathi adalah orang yang full power yang bisa menjalankan berbagai macam strategi di luar sana. 

Dengan tak ditahannya Putri Candrawathi justru bisa menjadi tangan Ferdy Sambo untuk tetap kekeh mempertahankan skenario mereka terkait adanya dugaan pelecehan seksual. 

Baca Juga: Perbuatan Brigadir J Mulai Terungkap Melalui Pengakuan Putri Candrawathi, Ferdy Sambo Sangat Tidak Menyangka

Menurut Anjas Asmara di Thailand, jikalau dilihat dari pernyataan oleh sumber istimewa yang didapatinya.

Memang sumber istimewa ini benar-benar mendapati bocoran BAP Putri Candrawathi pada saat penyelidikan. 

Akan tetapi mengapa Putri Candrawathi masih tetap kekeh dengan dengan skenarionya? simak penjelasan berikut.

Kemungkinan besar katanya, pertama agar sidangnya tertutup. 

"Karena kan bahaya jika tindak asusila, pelecehan perempuan dan anak dianggap membahayakan negara, makannya sidang harus secara tertutup. Dan kalau itu tertutup ini akan memberikan dampak luar biasa untuk status hukum Ferdy Sambo," tutur Anjas Asmara di Thailand. 

Kemudian, Putri Candrawathi kata dia, dengan bahasa politisnya memposisikan dirinya sebagai korban dari pelecehan seksual.

Namun, tindakannya sangat bertolak belakang dengan kasus yang tengah menimpanya, saat melapor ke LPSK pun, actionnya Putri Candrawathi bukan seperti tipikal orang yang telah dilakukan pelecehan. 

Selain itu masyarakat juga tidak bisa mengawasi langsung jalannya proses persidangan. 

Jika hal itu terjadi kata dia, maka mungkin kepercayaan masyarakat indonesia terhadap kepolisian akan menurun. 

"Ini merupakan momen bagi kepolisian untuk pembersihan institusi, kendati undang-undang asusilatornya tertutup tapi semoga ada special case seperti ini, karena ada obstruction of justice dari Polres, Polda, Bareskrim bahkan sampai ke Kadiv Propam, harusnya dengan alasan ini bisa menjadi excuse agar sidangnya menjadi terbuka," kata dia.

Kedua, kalau dilihat lebih detil saat Putri Candrawathi berbicara ke media massa saat tepat didepan Mako Brimob, dirinya tidak malu sama sekali. 

"Aneh gitu kan, biasanya kalau orang yang baru habis dilecehkan pasti malu, jangankan menyebutkan namanya, memperlihatkan wajahnya aja itu mungkin udah berat banget," kata dia. 

Tak hanya itu saja, ada juga keterangan BAP yang dugaanya sudah tersebar di internet bahwa kronologi bagaimana Susi (ART) melihat Putri CandrawathiBrigadir J, Bripka RR, Kuat Maruf

Mereka semuanya sepertinya satu suara bahwa itu memang benar statement dari Putri Candrawathi bahwa telah terjadi dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J

Melihat keterangan tersebut, ia pun tidak percaya, kecuali hal ini dilakukan Brigadir J atas perintah Putri Candrawathi

"Ini hanya opini aku pribadi aku, kalian percaya atau tidak, itu adalah hak kalian," ungkap Anjas Asmara di Thailand. 

Tetapi dia saat ditemui awak media itu langsung lantang menerangkan bahwa dua Putri Candrawathi yang kesannya seperti bukan kayak korban pelecehan seksual biasanya.

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir JFerdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Kini akhirnya terungkap dua sosok yang disebut menjadi biang kerok dibalik pembunuhan Brigadir J.

Bahkan, dibalik kasus tewasnya Brigadir J, kenaikan pangkat Ferdy Sambo pun ikut disorot.

Teka-teki kasus pembunuhan Brigadir J belum semua terungkap ke publik.

Bahkan soal motif pembunuhan Brigadir J pun hingga saat ini belum diungkap secara rinci oleh Polri.

Berita dan isu terbaru dari kasus pembunuhan Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi masih terus berlanjut.

Terbaru, Irjen Purnawirawan Ricky Sitohang akhirnya juga ikut bersuara mengenai Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Ricky Sitohang mengungkap berbagai macam kejanggalan kasus pembunuhan Brigadir J.

Sosok purnawirawan ini juga memberikan analisanya soal naiknya jabatan Ferdy Sambo yang dinilainya tak wajar.

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Ayo Bandung Ricky Sitohang mengungkap bahwa ada dua orang yang jadi biang kerok kasus pembunuhan Brigadir J inii.

Menurut Ricky Sitohang, dua orang yang dimaksud adalah istri Ferdy SamboPutri Candrawathi dan sopir sekaligus ART mereka, Kuat Maruf atau Om Kuat.

Ricky Sitohang mengatakannya saat menjadi bintang tamu acara The Real Rumah Uya yang diunggah di kanal YouTube Uya Kuya TV.

"Kalau kita lihat pokok ceritanya analisis saya sementara biang keroknya dua, Kuat Ma'ruf dan Putri," tutur Ricky Sitohang dalam wawancaranya di YouTube Rumah Uya 13 September 2022 lalu.

"Karena apapun peristiwanya harus dibuktikan, tapi kalau Kuat Ma'ruf enggak memberikan informasi yang dilebih-lebihkan kepada Sambo enggak begitu,

Putri kalau jaga martabat Ferdy Sambo akan meluruskan enggak ikut di dalamnya," lanjutnya.

Tak hanya itu, Ricky Sitohang menyatakan bahwa dirinya kurang percaya dengan terjadinya pelecehan seksusal, seperti yang dituturkan Putri.

"Saya mengatakan jauh dari kemungkinan tak akan berani seorang Yosua (melakukan pelecahan)," ucap Ricky Sitohang.

"Kan suatu hal yang ironis seorang Yosua, seorang Kuat Ma'ruf bisa masuk ke kamarnya, suatu hal yang sangat luar biasa terlepas dengan kasusnya," ungkapnya.

Temuan Komnas HAM soal pelecehan seksual Putri Candrawathi mendapat tanggapan dari pihak Brigadir J.

Sebagai pengacara dari keluarga Yoshua, Johnson Panjaitan menyebut, saat pihaknya melapor ke Kabarskrim Polri. Ibu putri sudah membuat laporan atas dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga dan percobaan pembunuhan.

"Dan dengan tegas Polri menyatakan tidak ada tindak pidananya," kata Panjaitan dalam acara di ILC.

Anehnya, soal peristiwa di Magelang. Tidak ada laporan, tiba-tiba diungkapkan Komnas HAM.

"Gak ada pelaporan, tiba-tiba muncul. Jika dilihat dengan sungguh-sunggu, maka berkasnya hancur," tegas Panjaitan.

Panjaitan membeberkan, pihaknya berposisi sebagai pro justitia," tambah Panjaitan.

Menurutnya, jika memang sungguh-sungguh yah pro justitia. "Walau mengelak bahwa itu peristiwa tanggal 7, tetapi harus melihat laporan Bu Putri," kata pengacara keluarga Brigadir J itu.

Panjaitan mengaku, sudah memiliki SP3 laporan Putri Candrawathi.

Berikut isi SP3 Laporan Putry Candrawatri yang dibacakan J.Panjaitan, yang dikutip melalui Youtube TvOnews.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Kompleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

Ricky Sitohang juga heran dengan melesatnya jabatan yang diemban oleh seorang Ferdy Sambo.

Purnawirawan Irjen polisi ini juga menyebutkan bahwa pangkat Ferdy Sambo melesat jadi bintang dua.

Padahal banyak senior yang pangkatnya masih di bawah Sambo.

"Saya enggak tahu pikirannya Sambo itu apa, enggak pernah jadi Kapolda tiba-tiba bintang dua," tegas Ricky Sitohang.

"Sementara senior yang lain masih jauh di bawah dia, mbok urut kacang lah kan banyak tiap angkatan yang punya pengetahuan mumpuni."

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir JPutri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.***

 

 

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x