Viral! Suporter Arema Ini Bongkar Kronologi Soal Tragedi Berdarah Kanjuruhan : Batako, Besi, Bambu Beterbangan

- 2 Oktober 2022, 08:51 WIB
Viral! Suporter Arema Ini Bongkar Kronologi Soal Tragedi Berdarah Kanjuruhan : Batako, Besi, Bambu Beterbangan
Viral! Suporter Arema Ini Bongkar Kronologi Soal Tragedi Berdarah Kanjuruhan : Batako, Besi, Bambu Beterbangan /instagram /

PORTAL NGANJUK - Kabar duka kembali menyelimuti masyarakat Indonesia terlebih para pecinta sepak bola.

Kini diketahui pertandingan Arema VS Persebaya justru berubah menjadi tragedi berdarah.

Terdapat salah seorang suporter Arema yang membagikan kronologi terkait tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan itu dan viral di Twitter.

Baca Juga: Terulang Lagi? Tragedi Kerusuhan Sepak Bola di Stadion Kanjuruhan Malang Renggut 127 Nyawa

Dalam sebuah unggahan di sosial media, kabar mengenai kronologi ricuh dari suporter Arema VS Persebaya terus bergulir.

Mulai dari kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya yang terjadi saat Arema tidak mendapat kemenangan atas Persebaya, penonton yang nekat turun ke lapangan, hingga gas air mata yang membuat penonton semakin panik. 

Dalam Regulasi FIFA soal Keselamatan dan Keamanan Stadion, FIFA menyebutkan penggunaan gas air mata atau gas pengendali massa dilarang.

Baca Juga: Kronologi Ricuh Suporter Arema VS Persebaya Semalam! Aremania Turun Lapangan, Gas Air Mata, Sesak, Terjebak?

Karena bentrok dan kerusuhan Arema VS Persebaya yang terjadi pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) menghentikan Liga 1 2022 selama sepekan.

Dalam sebuah unggahan Twitter mengenai pertandingan Arema VS Persebaya diungkapkan oleh suporter Arema.

Sebuah akun Twitter bernama @RezqyWahyu_05 menuliskan sebuah thread yang menuai banyak komentar warganet, mulai dari yang positif hingga negatif. 

Assalamualaikum Sebelumnya saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan pertandingan Arema vs Persebaya Yg kedua syukur alhamdulillah, sy di beri keselamatan sampai dirumah.. dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi disini, "

"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi.." tulisnya mengawali thread yang dibuat pada 2 Oktober 2022 pada pukul 2.41 dini hari atau beberapa jam pasca insiden tersebut terjadi.

Aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan Silih berganti supporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara, "

"Tapi saat aparat memukul mundur supporter di sisi selatan, supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.. Karena semakin banyaknya supporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif, "

"Yang ahirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak"an gas air mata ke arah suporter," tulisnya lagi.

"Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah supporter, disetial sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata... Ada juga yang langsung dk tembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10," 

"Para supporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata," 

"Banyak ibu-ibu, wanita, orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata.... Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet, "

"Di dalam stadion mereka sesak krna gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah Sedangkan untuk keluar stadionpun gak bisa karena macet Penuh sesak di pintu keluar Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata, "

"Dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat yang Dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata," 

"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion.. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan". 

"Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam.. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita.. supporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata" makian dan amarah... Batu batako, besi dan bambu beterbangan."

Dan selama saya jadi supporter Arema. Saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter Saya masih belum percaya menyaksikan saudara" saya dengan kondisi seperti ini" tulisnya lagi.

Dalam beberapa jam, thread tersebut dibanjiri komentar dan juga respon dari warganet yang tak kalah terkejut dengan insiden Arema VS Persebaya semalam. 

Kini diketahui bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan kembali bertambah. 

Terakhir, Komunitas Peduli Malang kembali melaporkan bahwa tambahan jumlah orang yang meninggal dunia kini menjadi 153 orang.

Mereka juga menuturkan situasi di stadion setelah laga BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tersebut berakhir.

"Stadion dalam kondisi padat berdesakan, sedangkan stadion Kanjuruhan itu ada tribun berdiri," ucap Komunitas Peduli Malang.

"Jadi karena ada tembakan gas air mata yang mengarah ke penonton membuat penonton berhamburan keluar dan berdesak-desakan hingga terjatuh dan terinjak yang membuat banyak korban berjatuhan," tuturnya menambahkan.

Tragedi Kanjuruhan ini bermula saat ribuan suporter Arema FC, Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.

Pertandingan yang dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 tersebut berlangsung pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Diketahui bahwa tragedi ini telah menewaskan ratusan korban jiwa, hingga akhirnya Bupati Malang pun angkat bicara menyikapi hal tersebut.

Beberapa utas mengungkapkan pengalaman pribadi dan kronologi bentrok suporter Arema VS Persebaya hal ini menuai duka yang sangat mendalam baik dari fans bahkan masyarakat luas. 

Namun diketahui bahwa penonton yang menonton pertandingan adalah suporter Arema, alias Aremania yang diijinkan menonton. 

Dan suporter Persebaya tidak menonton, mengingat diketahui bahwa sejarah rivalitas kedua tim ini memang sangat kental. 

Dirangkum PORTAL NGANJUK dari berbagai sumber, kronologi ricuh suporter Arema VS Persebaya yang kecewa atas kekalahan Arema tak hanya menginvasi lapangan, mereka juga merusak mobil polisi dan membakar benda-benda yang ada didalam Stadion Kanjuruhan.

Sampai saat artikel ini ditulis jumlah korban jiwa sudah mencapai lebih dari 120 meninggal dunia pasca pertandingan Arema VS Persebaya

Pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 kemarin tampaknya menjadi sejarah terkelam dalam sepakbola Indonesia.

Bagaimana tidak? pertandingan BRI Liga 1 tersebut diwarnai aksi kerusuhan hingga menimbulkan ratusan korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Komunitas Peduli Malang juga menuturkan bahwa tembakan gas air mata yang dilakukan aparat justru membuat situasi semakin runyam.

"Biasanya yang turun dalmas Polri dan TNI, ditambah unit K9 udah bisa pukul mundur suporter," ungkapnya.

"Kalau dihajar gas air mata di tribun, apalagi penuh orang, ya selesai," ucap Komunitas Peduli Malang menambahkan, dikutip PORTAL NGANJUK dari akun Instagram @aslimalang.official.

Dilansir PORTAL NGANJUK dari Antara News, sebelumnya terlihat ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut. Terlihat juga dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar.

Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.

Pemain Persebaya  Surabaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Sementara itu, beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan langsung diserbu suporter yang merasa kecewa.

Kerusuhan tersebut semakin membesar karena sejumlah flare dan benda-benda lainnya dilemparkan Aremania.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah dari ribuan suporter Arema FC, petugas lalu menembakkan gas air mata didalam lapangan.

Gas air mata mendadak trending di media sosial Twitter usai kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Sebagaimana diketahui, polisi melakukan penembakan gas air mata saat membubarkan kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Gas air mata dituding menjadi penyebab banyaknya korban jiwa karena kerusuhan di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas, hingga menimbulkan kepanikan di area Stadion Kanjuruhan.

Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata hingga terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion dengan panik.

Mereka berusaha untuk pergi dari stadion dan nampak berhamburan.

Hingga Minggu, 2 Oktober 2022 dini hari, kurang lebih pukul 00.23 WIB, kondisi di luar stadion terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan.

Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.

"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," ujarnya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memastikan ada 127 orang yang meninggal dunia karena kerusuhan di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut.

Nico Afinta menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sedangkan sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Sementara itu, sampai saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

Korban yang gugur usai pertandingan itu berasal dari Aremania dan petugas kepolisian yang tengah bertugas.

Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Dalam Regulasi FIFA soal Keselamatan dan Keamanan Stadion, FIFA menyebutkan penggunaan gas air mata atau gas pengendali massa dilarang.

Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan kembali bertambah.

Setelah sebelumnya Polisi mengonfirmasi 127 orang kehilangan nyawa, angka tersebut kembali mengalami penambahan.

Berdasarkan informasi dari Komunitas Peduli Malang pada Minggu, 2 Oktober 2022 pagi, angka korban tewas akibat kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu awalnya bertambah menjadi 137 orang.

Setelah itu, jumlah suporter yang menjadi korban terus diperbaharui hingga menyentuh angka 149 orang.

Lebih dari 60 orang tewas karena kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, dan tindakan aparat kepolisian memperparah situasi dengan menembakkan gas air mata yang dilarang oleh peraturan FIFA,” kata pemilik akun @wxxxx.

Hingga kini diduga korban yang sudah teridentifikasi berjumlah 153 orang dan kemungkinan masih akan terus bertambah.

Dalam kejadian tersebut diketahui meninggal sebanyak 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)," kata Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang pada Minggu, 2 Oktober 2022 pagi, dikutip PORTAL NGANJUK dari Instagram @jurnalwarga.

Menurutnya, pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar.

Sayangnya, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata, karena para pendukung tim yang dijuluki Singo Edan merasa tidak puas, akhirnya turun ke lapangan dan melakukan tindakan anarkis bahkan membahayakan keselamatan para pemain dan official.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tutur Nico Afinta.

Kondisi stadion yang mencekam tak kalah dengan situasi rumah sakit Kanjuruhan, Malang.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, tampak puluhan orang tergeletak diduga di rumah sakit Kanjuruhan.

Yang udah terdata ini udah 110 orang, ini rumah sakit umum daerah Kanjuruhan, ini kok yang wafat segitu, aku gak bisa ngomong gemeteran, ini mayat-mayat bergeletakan,” kata seorang saksi yang menyaksikan kengerian kerusuhan suporter dan polisi.***

 

 

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah