PORTAL NGANJUK - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terus mendapatkan atensi publik, tidak hanya dari Indonesia, banyak ucapan duka dan miris dari dunia.
Dalam tragedi Kanjuruhan yang menjadi perhatian adalah jumlah korban yang banyak, bahkan sampai diperbincangkan oleh Federation International de Football Association (FIFA).
Persoalan yang masih menjadi tanda tanya besar adalah tembakan gas air mata yang diarahkan untuk melerai penonton.
Tidak hanya ditujukan untuk penonton yang anarkis, bagian tribun ikut menjadi sasaran petugas dalam menembak gas air mata.
Tentu saja ini memicu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk langsung turun tangan mengatasi persoalan ini.
Gas air mata yang ditembakkan akan dipertanyakan oleh Sigit, dia berjanji akan ada tim yang melakukan audit mengenai prosedur operasional standar atau SOP yang diberlakukan oleh petugas yang berjaga di lokasi stadion.
Sigit menyebut akan ada audit di berbagai bagian, mulai dari SOP yang dipakai, tahapan pengamanan, serta dipastikan apakah telah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Memang sulit untuk menangani kasus ini, pasalnya kekalahan Arema FC yang menyulut amarah dari suporter Aremania.
Selain itu penembakan gas air mata ke bagian tribun penonton membuat orang-orang berhamburan tanpa tahu arah.
Berdesakan di pintu keluar, sesak nafas, diinjak-injak, mata pedih merupakan kesakitan yang dirasakan para penonton.
Tidak heran dari kejadian itu ada ratusan suporter dan beberapa anggota polisi menjadi korban, nyawa mereka tidak bisa diselamatkan alias telah meninggal dunia.
Kejadian Kanjuruhan sangat miris, banyak spekulasi yang berkembang, kebanyakan netizen menyalahkan petugas karena dengan sengaja menembak gas air mata ke bagian tribun penonton.
Tidak ingin mengambil kesimpulan dangkal, Kapolri tetap akan memastikan dengan prosedur, profesional, serta dilakukan oleh tenaga yang berkompeten.
Sigit menyebut akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, mulai dari para pemain, serta pihak official Persebaya maupun Arema FC.
Ada tantangan tersendiri, sulit dalam mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam aksi rusuh itu, namun polisi berupaya mendalami dan akan memeriksa semua orang yang terlibat.
Aksi serupa diharapkan tidak akan terjadi lagi, memang sering kali hiburan sepak bola menyulut api amarah.
Meskipun demikian tidak ada yang patut dibandingkan dengan ratusan nyawa yang telah gugur dalam insiden Kanjuruhan.
Sigit akan melakukan proses pidana kepada semua pihak yang terlibat, aksi ini tidak main-main, harus diusut tuntas, dari kalangan suporter maupun kaitan dengan petugas yang ada di lokasi.
Untuk sementara polisi masih fokus pada pengumpulan bukti, keterangan, serta melakukan audit.
Belum ada keterangan resmi petugas yang terlibat akan dicopot dari jabatan, hanya akan dilaksanakan audit untuk saat ini.
Besar harapan semua orang tragedi Kanjuruhan Malang segera usai.***