Biografi Tokoh Muhammadiyah KH Abdul Rozak Fachruddin dan Kontribusi Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia

- 8 November 2022, 12:09 WIB
Biografi Tokoh Muhammadiyah KH Abdul Rozak Fachruddin dan Kontribusi Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia
Biografi Tokoh Muhammadiyah KH Abdul Rozak Fachruddin dan Kontribusi Terhadap Pendidikan Islam di Indonesia /

PORTAL NGANJUK - Pak AR demikian nama panggilan akrab Kiai Haji Abdur Rozak Fachruddin, merupakan pemegang rekor sangat lama mengetuai Muhammadiyah, ialah selama 22 tahun( 1968- 1990).

Pak AR lahir 14 Februari 1916 di Cilangkap, Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta. Pak A. R mengabdikan sebagian besar hidupnya buat memajukan umat Islam lewat organisasi Muhammadiyah.

Di Muhammadiyah, Pak AR mengawali berdakwah dari pimpinan Pemuda Muhammadiyah( 1938- 1941). Berikutnya, Pak AR pula jadi pimpinan mulai di tingkatan ranting, cabang, daerah, sampai selaku Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Jabatan selaku pimpinan PP Muhammadiyah dipegangnya pada 1968 sehabis di fait accompli mengambil alih KH Faqih Usman, yang wafat. Keterlibatan A. R. Fachruddin di pusat Muham­madiyah menjadikan dia selaku Pimpinan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, setelah itu jadi Pimpinan Pimpinan Daerah Muhammadiyah DIY, berikutnya jadi anggota Dzawil Qurba Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hingga pada kesimpulannya dipercaya buat mengetuai Muham­madiyah sepanjang ku22 tahun( 1968- 1990).

Dalam Persidangan Tanwir di Ponorogo( Jawa Timur) pada tahun 1969, kesimpulannya Pak AR dikukuhkan jadi Pimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah hingga Muktamar Muhammadiyah ke- 38 di Makassar pada tahun 1971.

Sejak saat itu ia terpilih secara berturut-turut dalam empat kali Muktamar Muhammadiyah berikutnya untuk periode 1971-1974, 1974-1978, 1978-1985 dan terakhir 1985-1990. Dari riwayat perjalanan dakwahnya, dapat ditarik kesimpulan, Pak AR meniti karir di Muhammadiyah sejak dari bawah, yaitu menjadi anggota, menjadi muballigh yang ditugaskan di pelosok Sumatera Selatan dan di kampungnya sendiri, sampai pada pimpinan puncak yakni dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pak A.R. menjadi pemimpin setelah melalui proses yang amat panjang.

Pak AR adalah ulama besar yang berwajah sejuk dan bersahaja. Pak A.R. adalah tokoh panutan bagi siapa saja dari Kalangan Muhammadiyah, maupun di luar Muhammadiyah, Pak A.R. pernah diundang oleh pengurus salah satu masjid Muhammadiyah, tetapi Pak A.R. salah masjid, yang didatangi yaitu masjid Nadhatul Ulama.

Oleh jamaah, A.R. yang disuruh menjadi imam dan mengisi pengajian. Sedangkan jamaah masjid Muhammadiyah diminta menunggu pada malam berikutnya.

 

 

Foto KH A.R. Fachruddin saat diminta untuk mengisi yasinan
Foto KH A.R. Fachruddin saat diminta untuk mengisi yasinan

Dedikasi Pak A.R. dalam mengenalkan muhammadiyah yaitu melalui pengajian, Pak A.R. pernah diminta mengisi yasinan. Tentu saja Pak A.R. selalu datang, dan memanfaatkan kesempatan itu untuk berintegrasi dengan masyarakat.

Tetapi, secara perlahan mengubah yasinan itu menjadi pengajian, diawali dengan yasinan ‘gaya baru’, yaitu dengan menerjemahkan dan memahami kandungan surat Yasin. Tidak hanya membaca surat Yasin saja perkumpulan yasinan itu menjadi semacam majelis pengajian Al-Qur’an.

Pak AR melaksanakan tugas berdakwah di Sumatera Selatan selama hampir 10 tahun, berpindah dari satu cabang ke cabang yang lain, hari-harinya dipenuhi dengan kegiatan mengajar di madrasah-madrasah Muhammadiyah, mengisi pengajian ranting dan cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, aktif memimpin kepanduan Hizbul Wathan, melatih tabligh di Pemuda Muhammadiyah dan berbagai kegiatan lainnya. Karena kegiatannya itu, lambat laun muncul kaderkader Muhammadiyah di cabang-cabang yang pernah ditinggali AR. Di tempat-tempat itu Muhammadiyah juga mulai dikenal, tumbuh dan berkembang.

Dedikasi lain ke Muhammadiyah yang dilakukan oleh Pak A.R. yaitu menjadi PP Muhammadiyah, perjalanan Pak A.R. menjadi seorang Ketua Umum diawali dari bawah, tidak langsung berada pada posisi yang paling atas. Pak A.R pernah menjadi pembantu PP Muhammadiyah.

Pada tahun 1956, AR. menjadi anggota PP Muhammadiyah dan sebagai wakil ketua. Dalam setiap Muktamar, seperti Muktamar, ke-35 (setengah abad Muhammadiyah) di Jakarta, Muktamar ke-36 di Bandung tahun 1965, A.R. Tetap terpilih dan dipercaya dalam jajaran PP Muhammadiyah.

Kontribusi Abdur Rozak Fachruddin Dalam Pendidikan Islam, sebagai seorang tokoh di Muhammadiyah, Pak A.R. memberikan dedikasi dan pengabdian terhadap Muhammadiyah, khususnya dalam bidang pendidikan, antara lain: penentangan larangan berhijab di sekolah umum bagi siswi-siswi muslim terjadi pada masa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef.

Kebijakan tersebut dikeluarkan melalui Direktur Jenderal Pendidikan dan Menengah oleh Darji Darmodiharjo, melalui Surat Keputusan 052/C/Kep/D.82, tentang tata tertib seragam sekolah nasional pada tanggal 17 Maret 1982.

Pemberlakuan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa persamaan dengan menghilangkan sekat perbedaan ras, suku dan agama, sehingga perlu membuat seragam sekolah secara nasional.

Munculnya peraturan tersebut sudah meresahkan umat Islam, terutama dari kalangan orang tua yang mempertahankan anaknya tetap memakai busana islami.

Sebagai seorang muslim Pak A.R. selalu berkecimpung dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan. sebagai ketua PP Muhammadiyah beliau telah memberi contooh teladan yang baik untuk para pengikutnya.

Sebagai contoh, dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin beliau selalu menempuh cara kologikal, yaitu memusyawarahkan segala tindakan yang akan ditempuh organisasi, sekalipun dalam hal yang kecil.

Sikap yang selalu rendah hati dan optimis serta berserah diri kepada Allah SWT menjadikan beliau sebagai pemimpin yang lebih berwibawa.***

*Penulis : AHMAD ROMADHONI, S.Pd Mahasiswa Pascasarjana Progam Studi Magister Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x