“Kebijakan ini pada dasarnya adalah ukuran kesejahteraan,” ungkap profesor ilmu politik di Universitas Myongji di Seoul Korea Selatan Shin Yul.
“Meskipun baik untuk mencoba berbagai pendekatan untuk meningkatkan populasi usia kerja, itu tidak dapat dilihat sebagai solusi jangka panjang untuk memperbaiki masalah populasi di sini,” lanjutnya.
Presiden Yoon Suk-yeol menyatakan jika angka kelahiran sebagai “agenda nasional yang penting” pada Maret 2023. dan tahun ini, Korea Selatan telah menjadi satu-satunya negara Asia di dunia dengan tingkat kesuburan dibawah nilai satu, yang memiliki rata-rata wanita sekitar 0,78 anak.
Berbagai alasan di balik para wanita enggan memiliki anak, salah satunya merupakan masalah ekonomi, tingginya biaya membesarkan seorang anak, perlambatan ekonomi, prospek kerja yang cenderung terbatas, dan meningkatnya biaya rumah tempat tinggal.***
Sumber artikel, melalui laman pikiranrakyat.com dengan judul artikel: “Anak Muda di Korea Selatan Mager Akut, Pemerintah Beri Rp7,4 Juta Agar Mau Keluar Rumah”