Network
PORTAL NGANJUK - Masa jabatan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, akan mencapai akhirnya pada bulan Desember 2023.
Seiring berakhirnya masa jabatan ini, sejumlah nama mulai mencuat sebagai calon potensial yang bisa menggantikan posisi Khofifah Indar Parawansa sebagai gubernur Jawa Timur dalam pemilihan kepala daerah yang dijadwalkan pada tahun 2024.
Survei Elektabilitas dan Nama-nama Calon
Dalam survei yang diadakan oleh lembaga Surabaya Survey Center (SSC) antara tanggal 20 hingga 30 Juni 2023 di Kecamatan Kota Surabaya, beberapa nama menonjol sebagai kandidat calon gubernur Jawa Timur yang berpotensi menggantikan Khofifah Indar Parawansa.
Salah satu kandidat yang secara khusus mendapatkan perhatian adalah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa Khofifah Indar Parawansa masih mendominasi dengan elektabilitas tertinggi di Jawa Timur, mencapai angka 36,3 persen.
Namun, beberapa nama lain juga berhasil mencuri perhatian, seperti Menteri Sosial, Tri Rismaharini, yang mendapatkan elektabilitas sebesar 19,8 persen, dan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dengan angka elektabilitas 18,4 persen. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, memiliki elektabilitas sebesar 11,3 persen.
Analisis Elektabilitas dan Tantangan
Peneliti dari SSC, Surokim Abdussalam, memberikan pandangan tentang angka elektabilitas Khofifah Indar Parawansa yang mencapai 36 persen.
Menurutnya, ini bukanlah angka yang aman bagi seorang petahana. Dia juga menyatakan bahwa Menteri Sosial Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak memiliki potensi kuat sebagai penantang serius bagi Khofifah.
Namun, Abdussalam juga menyoroti perlunya adanya program-program terobosan yang bisa meraih dukungan pemilih. Tanpa adanya inovasi yang signifikan, tantangan bagi calon gubernur yang bersaing dengan petahana akan semakin berat.
