Network
Portalnganjuk.com – Presiden RI Joko Widodo membantah rumor yang beredar yang menyebutkan sebagian menteri di Kabinet Indonesia Maju, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani, akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi saat usai menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Menteri setiap hari kita ratas, setiap kita rapat terbatas, setiap hari rapat internal, setiap hari dengan semua menteri atau dengan sebagian menteri," kata Presiden Jokowi.
Menampik rumor tak berdasar tersebut,Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa setiap hari ia menggelar rapat internal bersama para menteri dari pagi hingga malam. Ia mengaku dalam setiap rapat dengan menteri yang berbeda itu tidak menemukan ada masalah.
"Ya kabarnya dari siapa? Wong kita dari pagi sampai sore, pagi siang malam, kita rapat paripurna, rapat internal, rapat terbatas, selalu enggak pernah ada jedanya. Setiap jam, setiap dua jam gonta ganti rapat, gonta ganti menteri juga enggak ada masalah," ungkap Jokowi.
Bantahan Presiden Jokowi tersebut sekaligus menegaskan bahwa Kabinet Indonesia Maju masih solid dan akan terus bekerja untuk menyelesaikan tugas-tugasnya hingga akhir masa jabatan.
Sebelumnya, muncul rumor beredar terkait mundurnya sebagian menteri dari Kabinet Indonesia Maju yang beredar di media sosial. Rumor tersebut menyebutkan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, sekaligus Keamanan Mahfud Md. akan mengundurkan diri.
Rumor tersebut muncul setelah, Ekonom senior Faisal Basri dalam sebuah acara diskusi di Jakarta baru-baru ini menyebut Sri Mulyani adalah menteri yang secara moral paling siap untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju. Selain Sri Mulyani, Faisal juga menyebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono siap mundur.
Menurut Faisal, menteri dari kalangan teknokrat siap mundur karena isu dukungan Presiden dalam pilpres. Faisal mengatakan bahwa sejumlah menteri dari kalangan teknokrat merasa tidak nyaman karena Presiden Jokowi telah memberikan dukungan kepada salah satu calon presiden.
