Matahari Membengkak Hingga 100 Kali, Akankah Kiamat Segera Terjadi? Simak Ulasannya!

- 4 Oktober 2021, 18:15 WIB
Matahari Membengkak Hingga 100 Kali, Akankah Kiamat Segera Terjadi? Simak Ulasannya!
Matahari Membengkak Hingga 100 Kali, Akankah Kiamat Segera Terjadi? Simak Ulasannya! /PIXABAY/jodylehigh

PORTAL NGANJUK – Matahari ukurannya membengkak hingga 100 kali ukuran aslinya, apakah kiamat akan segera terjadi? Simak ulasannya!

Kiamat merupakan sudah menjadi ketetapan dalam hukum fisika dan astronomi, meskipun tidak bisa diprediksi secara tepat, manusia bisa melihat tanda-tandanya.

Matahari dalam sistem tata surya kita telah berumur 10 Miliar tahun lamanya, matahari memberikan sinarnya untuk mendukung kehidupan di planet bumi.

 Baca Juga: Tanda-tanda Kekasih Sudak Tak Cinta Lagi, Salah Satunya Tanpa Disadari Sering Terjadi!

5 milliar tahun dari sekarang, matahari diprediksi akan kehabisan bahan bakarnya dan sudah tidak akan berpijar kembali.

Proses setelah kehabisan bahan bakar hidrogennya, Matahari akan mulai membakar unsur-unsur yang lebih berat dalam inti fusinya.

Saat kehabisan bahan bakarnya, Matahari akan membengkak dan meledakkan material pembentuknya melalui angin bintang yang berhembus kencang.

 Baca Juga: Rocky Gerung Dikabarkan Nekat Nyogok Segini Pada Kepolisian Agar Tidak Dipenjara, Simak Faktanya!

Ekspansi dramatis tersebut akan membuat dua planet terdekat, Merkurius dan Venus jadi 'tumbal'.

Lantas, apa yang akan terjadi pada Bumi? Apakah planet manusia --yang merupakan planet ketiga dari Matahari -- akan menemui nasib yang sama seperti Venus dan Merkurius yang ditelan lautan plasma super-panas?

Atau mungkin Bumi akan lolos dari tahap paling mengerikan dari pergolakan kematian itu dan terus mengorbit ke bintang katai merah yang tersisa dari Matahari?

 Baca Juga: Rocky Gerung Dikabarkan Tertangkap Basah di Kamar Hotel Bersama Simpanan, Cek Faktanya!

"Kita sudah tahu bahwa Matahari akan membesar dan kian terang (saat memasuki fase raksasa merah). Kondisi tersebut mungkin akan menghancurkan segala bentuk kehidupan dalam planet kita," kata Profesor Leen Decin, dari KU Leuven Institute of Astronomy dalam pernyataannya, seperti dikutip dari situs sains Space.com.

Dengan kata lain, manusia, hewan, dan tanaman lenyap. Bumi tak lagi biru. Yang tersisa tinggal intinya saja. Kering kerontang.

Lewat L2 Puppis, para ilmuwan melihat sekilas gambaran masa depan dan bagian kunci siklus hidup bintang yang mirip Matahari.

 Baca Juga: Pemuda Singapura Liburan Gratis ke Kanada Dengan Cara ‘Nebeng’, Begini Caranya!

Jika Matahari menemui akhirnya, maka Bumi mungkin tak akan tenggelam dalam neraka yang menggelegak dalam bentuk bintang yang bengkak itu. Namun, kehidupan tak akan tersisa di planet manusia.

Yang tertinggal dari Bumi adalah inti batu yang telah terkelupas dan terpanggang hebat. Mungkin, itulah gambaran kiamat bagi planet manusia.

Sementara itu semasa hidupnya Fisikawan dan ahli kosmologi terkenal Stephen Hawking mengatakan, manusia akan mati dalam waktu kurang dari 600 tahun ketika Bumi begitu padat, sehingga konsumsi energi berlebih akan membuat planet ini merah.

 

Hawking berbicara tentang hal ini Tencent WE Summit Beijing pada November2017, di mana para ilmuwan bertemu dari seluruh dunia untuk berbagi ide tentang masa depan Bumi dan manusia.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, "Pada tahun 2600, populasi dunia akan berdiri bahu-membahu, dan konsumsi listrik akan membuat Bumi panas membara".***

 

Artikel ini telah tayang sebelumnya di galamedia.pikiran-rakyat.com dengan judul “Kiamat Terjadi, Ahli Astronomi Sebut Matahari Membengkak Hingga 100 Kali Lebih Besar

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah