7 April Dirayakan sebagai Hari Jumat Agung Umat Kristiani, Begini Sejarahnya!

- 6 April 2023, 14:21 WIB
7 April Dirayakan sebagai Hari Jumat Agung Umat Kristiani, Begini Sejarahnya!
7 April Dirayakan sebagai Hari Jumat Agung Umat Kristiani, Begini Sejarahnya! /Twibbonize/

PORTAL NGANJUK – Jumat agung adalah salah satu perayaan di hari Jumat sebelum Minggu paskah yang dilakukan oleh umat Kristiani . Dilansir dari Wikipedia, perayaan tersebut bisa  juga disebut sebagai hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota.

Hari kematian itu sendiri tidak dicatat jelas di Alkitab. Ada yang menduga jatuh pada hari Rabu, tetapi lebih banyak yang menempatkan pada hari Jum'at.

Berdasarkan rincian kitab suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus, dan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jum'at, tetapi tanggal terjadinya tidak diketahui dengan pasti, dan akhir-akhir ini diperkirakan terjadi pada tahun 33 Masehi, oleh dua kelompok ilmuwan, dan sebelumnya diperkirakan terjadi pada tahun 34 Masehi oleh Isaac Newton via perhitungan selisih-selisih antara kalender Yahudi dan kalender Julian dan besarnya bulan sabit.

Perayaan Jumat Agung memiliki makna tersendiri bagi umat Kristen dan Katolik, dimana itu adalah momen Yesus Kristus atau Isa Almasih menyerahkan nyawa kepada bapa di surga dalam bentuk pengorbanan dan belas kasihnya kepada umat manusia. Dilakukan sebagai penebusan dosa yang telah dilakukan seluruh umatnya.

 

Paulus menyebutkan bahwa Yesus mati karena dosa-dosa manusia. Selanjutnya ia dikuburkan dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan apa yang dijanjikan Allah.

"Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci," (1 Korintus 15:3-4)

Tanpa hari yang mengerikan itu dengan penderitaan, kesedihan, dan darah yang tercurah di kayu salib, Allah tidak bisa menjadi "adil dan penyelamat" bagi mereka yang percaya kepada Yesus (Roma 3:26).

Dikutip dari laman Kominfo, Jumat Agung mengajarkan kepada umatnya untuk tidak pantang menyerah menghadapi segala rintangan penderitaan dalam manusia dalam hidupnya tidak berlangsung.

Mengutip dari laman Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia, seluruh perayaan yang dilakukan pada Jumat Agung adalah bentuk ibadat bukan Perayaan Ekaristi. Pada perayaan ini biasanya terdiri 3 bagian rangkaian ibadah, yaitu:

 

  1. Ibadat Sabda

Ibadat Sabda dimulai dengan Imam dan para Petugas Misa berjalan menuju Altar dalam diam dan tanpa lagu. Di depan Altar yang kosong, mereka berlutut dan berdoa dalam hati selama beberapa menit sebagai ungkapan kesedihan Gereja Katolik.

Setelahnya mereka naik ke atas Altar dan mulai membacakan bacaan pertama dan kedua serta Mazmur tanggapan tanpa menggunakan musik. Kemudian, ada bacaan kisah sengsara Yesus yang dilagukan oleh tiga petugas yang berperan sebagai narator, Yesus, dan tokoh lainnya.

Selanjutnya Imam memberikan khotbah atau waktu hening untuk merenungkan wafat Kristus. Setelah khotbah atau waktu hening, umat menyampaikan niat doa yang dipimpin oleh Imam atau Diakon, sementara umat dapat membacakan doa bersama-sama.

 

  1. Penghormatan/Penciuman Salib

Dalam upacara penghormatan salib, Imam dan para misdinar keluar dari gereja untuk mengambil kayu salib yang akan diarak ke dalam gereja. Ada tiga tempat di mana kayu salib yang ditutupi kain ungu akan dibuka dan ditunjukkan kepada umat.

Setelah kayu salib diletakkan di depan altar, Imam, diakon, dan para misdinar mencium salib sebagai tanda penghormatan terhadap Kristus. Selanjutnya, umat diberi kesempatan untuk mencium salib dan dinyanyikan lagu-lagu untuk mengenang keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita.

 

  1. Komuni

Bagian akhir dari ibadat Jumat Agung adalah upacara komuni. Misdinar akan meletakkan kain putih di atas altar yang sebelumnya kosong. Lalu bersama dengan 2 misdinar lain dan Imam, mereka pergi untuk mengambil Sakramen Maha Kudus di ruang tugur atau kapel adorasi.

Tidak ada salam damai dalam ibadat Jumat Agung. Upacara komuni dimulai dengan menyanyikan doa Bapa Kami dan dilanjutkan dengan ritus komuni.

Hosti dibagikan kepada umat dan bila ada yang sisa, Imam akan membantu menghabiskannya. Bagian terakhir adalah berkat penutup, lalu Imam dan petugas meninggalkan altar dalam suasana hening tanpa nyanyian. Salib ditinggalkan di depan altar bersama lilin yang menyala. ***

Editor: Yusuf Rafii


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah