4 Fakta Terbaru Bocah SD Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Dijadikan Konten

22 Juli 2022, 11:36 WIB
4 Fakta Terbaru Bocah SD Meninggal Usai Dipaksa Setubuhi Kucing, Dijadikan Konten /Pixabay / geralt/

PORTAL NGANJUK – 4 fakta terbaru mengenai kasus bocah SD yang meninggal dunia usai dipaksa setubuhi kucing di Tasikmalaya.

Kabar mencengkan tersebut banyak menyita perhatian publik, dimana ada beberapa fakta atas kasus bocah SD yang meninggal usai dipaksa setubuhi kucing di Tasikmalaya.

Salah satu fakta yang membuat heran publik yakni hal tersebut diduga dijadikan konten viral yang banyak pula dilakukan oleh kebanyakan remaja saat ini, simak berikut ini 4 fakta terbaru kasus bocah SD yang meninggal akibat dipaksa setubuhi kucing di Tasikmalaya.

Kisah pilu terdengar dari Tasikmalaya, dimana bocah SD yang meninggal dunia lantaran kisah dibaliknya yang membuat publik tercengang.

Kabar tersebut menyebar di berbagai platfom sosial media dan banyak menyita perhatian publik.

Bagaimana tidak, kisah dibalik meninggalnya FH (11 tahun) diketahui telah mengalami depresi setelah dirundung oleh temannya dan dipaksa untuk bersetubuh dengan kucing.

Hal tersebut di konfirmasi oleh Ato Rinanto Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya.

Ato Rinanto mengatakan bahwa kabar tersebut benar adanya dan dibenarkan pula bahwa hal tersebut dikarenakan perundingan yang dilakukan teman-temannya.

Baca Juga: Benarkah Yakjuj Makjuj Mulai Lepas? Pernah Dikabarkannya Tembok Penghalang Dzul Qarnain Telah Hancur

Berikut 4 fakta terbaru kasus bocah SD yang meninggal usai dipaksa setubuhi kucing di Tasikmalaya:

  1. Dijadikan konten

Hal tersebut bermula dari viralnya video bocah SD yang di runding oleh teman-temannya dan dipaksa untuk bersetubuh dengan kucing.

Lantaran viralnya video yang direkam oleh teman-temannya tersebut, korban merasa depresi dan enggan makan dan minum.

“Jadi ananda ini (FH) usianya 11 tahun kelas 6 SD, dia mengalami dugaan perundingan, sampai murung, depresi, akhirnya meninggal dunia,” ujar Ato Rinanto.

 

  1. Orang tua FH tahu dari video

Orang tua korban (FH) yang tidak mengetahui peristiwa tersebut merasa terenyuh ketika melihat anaknya diperlakukan demikian dengan rekan-rekannya.

Orang tua FH menanyakan hal tersebut pada FH kenapa bisa melakukan hal tersebut, FH menjawab jika tidak akan dipukul oleh teman-temanya.

Orang tua korban mengaku anaknya mengeluh sakit tenggorokan, namun ketika diberi minum dimuntahkan dan akhirnya di bawa ke rumahsakit.

"Kami bawa ke Rumah Sakit tapi meninggal dunia," ujar orang tua korban.

 Baca Juga: Download Lagu MP3 Gratis, Bukan Convert Youtube Y2MATE & Savefromnet, Coba di sini Sekarang!

  1. Diketahui identitas pelaku dari suara rekaman video

Sebelum meninggal, korban FH enggan memberikan informasi siapa pelaku perundingan dan pemaksaan dalam video tersebut.

Orang tua dan tetangga banyak yang menanyakan siapa pelaku tersebut, namun tetap FH enggan untuk menyebutkan siapa yang melakukan hal tersebut.

 

  1. Akan dilaporkan ke polisi

KPAID Tasikmalaya akan melaporkan hal tersebut ke unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya.

“Kami sedang melakukan pendampingan pemulihan psikis pada keluarga korban, kami juga sedang berkoordinasi dengan keluarga pelaku untuk pendampingan dalam kasus ini,” ujar Ato Rinanto.***

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler