Hingga sejak tahun 2017 ini makna klitih telah mengalami pergeseran arti menjadi berkonotasi negatif. Pada waktu belakangan ini klitih merupakan akronim dari ‘Keliling Golek Getih’.
Dalam hal ini tentu berkaitan dengan orang-orang yang suka berbuat onar dan melukai orang lain tanpa sebab atau motif yang jelas dengan menggunakan senjata tajam.
Siapakah pelaku klitih
Pelaku klitih terbagi menjadi 3 jenis, yang pertama para remaja yang sedang mencari jati diri. Bagi mereka melukai orang lain adalah kepuasan dan hanya untuk bersenang-senang.
Kebanyakan para remaja ini tidak memiliki motif yang jelas, tidak mencuri, bukan begal, dan tidak ada dendam apapun terdahap korban sasaran. Namun semua yang dilakukan murni karena untuk kepuasan.
Kedua, Geng pelajar tawuran yang tidak menemukan musuhnya di jalan. Sehingga mereka melakukan penyerangan secara acak terhadap korban yang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka. Tujuannya adalah hanya murni sebagai pelampiasan.
Ketiga, Geng pelajar yang ingin memperoleh pengakuan dan menunjukkan harga diri di depan geng lain. Penyerangan dilakukan pada geng musuh, dan ditujukan pada orang yang mereka kenal.
Banyak diantara kasus yang terjadi akibat ulah klitih. Belakangan ramai kejadian yang sedang viral klitih di jogja yang baru banyak dibahas belakangan ini.
Misalnya kasus yang terjadi pada mahasiswa UGM berusia 25 tahun bernama Herlangga tahun 2018 silam. Herlangga dibacok orang tidak dikenal hingga menembus paru-paru. Selain Herlangga, tentu masih banyak lagi kasus serupa yang telah terjadi pada beberapa waktu yang lalu.