Setelah melakukan penelusuran, ternyata hal tersebut tidaklah benar.
Chonpivat Treepong, seorang dokter di Neurological Institute of Thailand, mengatakan berdiri dengan satu kaki bukan metode yang akurat dan bukan metode yang digunakan dokter untuk mendiagnosis masalah otak ataupun Stroke.
Baca Juga: Cek Fakta: Presiden Jokowi Dikabarkan Terjebak di Gorong-gorong Usai Kejar Biawak, Begini Faktanya
"Ketidakmampuan berdiri dengan satu kaki bisa jadi akibat masalah sendi atau saraf. Oleh karena itu, tes ini bukan cara yang akurat untuk menguji apakah seseorang memiliki masalah otak," kata Treepong dikutip dari Antara.
Bahkan Presiden Neurological Society of Thailand Dr Tassanee Tantirittisak mengungkapkan bahwa untuk mendiagnosis stroke membutuhkan bantuan teknologi medis seperti rontgen otak atau MRI yang lebih akurat.
Bukan dengan melakukan metode bertumpu pada satu kaki selama 20 detik.
Berdasarakan penelusuran, dapat disimpulkan bahwa kabar mengenai hanya dengan metode berdiri dengan satu kaki ternyata dapat mendeksi penyakit Stroke merupakan berita bohong dan menyesatkan.
Faktanya untuk mendiagnosis stroke membutuhkan bantuan teknologi medis seperti rontgen otak atau MRI yang lebih akurat.***