PORTAL NGANJUK – Masyarakat baru-baru ini dihebohkan dengan kabar telah dibagikan Quran Nusantara dengan terjemahan palsu.
Kabar mengenai dibagikan Quran Nusantara dengan terjemahan palsu tersebut beredar luas di platform Whatsapp.
Ramai beredar di Whatsapp tentang kabar dibagikan Quran Nusantara dengan terjemahan palsu dengan dalih Wakaf Al-Quran.
Begini cuplikan narasinya :
"Innalillahi wa innaillaihi roojiuun....
Ya Allah ampunilah kami dan selamatkan kami dan Anak Cucu kami dari api neraka
Telah dibagikan Al-Quran dengan terjemahan PALSU ke sekolah2 dg dalih wakaf Al-Quran.
tolong Jika ada WAKAF QUR'AN PALSU
dicek surat Al-Maidah ayat 51 dst telah diganti terjemahannya.
Gerak cepat, Laporkan!!!!!!!!!''...
ada Al Qur'an Palsu.. sekarang sudah beredar, Al Quran terjemahan baru Al Maidah 51, "pemimpin" sudah berganti dengan "teman setia".
Namun benarkah kabar beredarnya Al-Quran Nusantara dengan terjemahan palsu?
Setelah melakukan penelusuran ternyata hal tersebut tidaklah benar.
Kabar bohong tersebut ternyata hoaks lama yang kini muncul kembali.
Kementrian Agama pun kala itu telah meluruskan berita bohong mengenai Al-Quran Nusantara dengan terjemahan palsu tersebut.
"Tidak benar kabar yang menyatakan bahwa telah terjadi pengeditan terjemahan Al-Quran belakangan ini," ujar Muhclis dalam pernyataannya yang dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, pada Minggu, 23 Oktober 2016 silam.
Tuduhan pengeditan dilakukan atas instruksi Kementerian Agama, kata Muchlis, juga tidak berdasar. Menurut Muchlis, kata awliya di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 42 kali dan diterjemahkan beragam sesuai konteksnya. Merujuk pada Terjemahan Al-Quran Kementerian Agama edisi revisi 1998-2002, pada Surat Ali Imran 3: 28, QS An-Nisa 4: 139, dan 144 serta QS Al-Maidah 5: 57, misalnya, kata awliya diterjemahkan dengan pemimpin.
Sedangkan pada QS Al-Maidah 5: 51 dan QS Al-Mumtahanah 60: 1 diartikan dengan teman setia. Adapun pada QS Al-Taubah 9: 23 dimaknai dengan pelindung, dan pada QS An-Nisa 4: 89 diterjemahkan dengan teman-teman. Muchlis menambahkan, terjemahan Al-Quran Kementerian Agama pertama kali terbit pada 1965. Pada perkembangannya, terjemahan ini telah mengalami dua kali proses perbaikan dan penyempurnaan, yaitu pada 1989-1990 dan 1998-2002.
Setelah melakukan penelusuran, dapat disimpulkan bahwa kabar mengenai telah dibagikan Quran Nusantara dengan terjemahan palsu adalah berita bohong dan menyesatkan.
Faktanya hal tersebut merupakan hoaks lama yang kini beredar kembalinamun telah di klarifikasi oleh kemenag kala itu pada tahun 2016 silam.***