PPN naik 11 Persen Tahun 2022, Diduga Siasat Pemerintah Pulihkan Ekonomi!

- 12 April 2022, 09:50 WIB
PPN naik 11% Tahun 2022, Diduga Siasat Pemerintah  Pulihkan Ekonomi
PPN naik 11% Tahun 2022, Diduga Siasat Pemerintah Pulihkan Ekonomi /PIXABAY/@geralt"

PORTAL NGANJUK- PPN adalah Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan pada setiap transaksi jual beli barang atau jasa yang terjadi pada wajib pajak orang pribadi atau badan usaha yang mendapat status Pengusaha Kena Pajak.

PPN merupakan jenis pajak konsumsi yang dalam bahasa Inggris disebut Value Added Tax atau Goods and Services Tax.

Pada tanggal 1 April 2022 Pemerintah resmi menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen.

Kenaikan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Dikutip  PORTAL NGANJUK  dari laman Berita Pikiran Rakyat.com

Baca Juga: Bacaan Doa Zakat Fitrah, Dibaca dan di Zakatkan Sebelum Idul Fitri

Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan jika kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen pada tanggal 1 April 2022 ditujukan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi.

Sebagai hasil dari redistribusi kekayaan masyarakat kurang mampu dalam bentuk bantuan sosial.

Tenaga Ahli Utama KSP Edy Priyono menjelaskan bahwa kenaikan PPN memiliki tujuan untuk membangun pondasi perpajakan.

Hasilnya, penerimaan negara dalam bentuk pajak dapat diredistribusi dan dinikmati oleh kelompok masyarakat tidak mampu dan masyarakat yang lebih membutuhkan.

Jadi dalam hal ini dimaksudkan setelah nilai PPN dinaikkan menjadi 11% dari angka awalnya 10%.

Mengalami kenaikan 1% dari PPN awal, hal ini dimaksudkan agar dapat memperbaiki ketimpangan ekonomi di masyarakat.

Baca Juga: Catat! Aturan Baru dari Pemerintah, Mulai April 2022 Transaksi Jual Beli Motor dan Mobil Bekas Kena PPN

Dapat menolong perekonomian negara sehingga dapat mendistribusikan pajak kepada rakyat dengan memberikan bantuan kepada orang yang tidak mampu atau membutuhkan.

Sebenarnya PPN ingi dinaikkan lebih dari 1%, hanya saja saat ini perekonomian Indonesia masih berada pada tahap pemuihan pasca pandemi.

Di beberapa negara Eropa, Edi Priyono mengatakan jika pada negara tersebut memiliki nilai pajak yang sangat tinggi.

Seperti halnya negara Uni Eropa masing-masing 15 persen, Turki sebesar 18 persen, bahkan Argentina cukup tinggi sebesar 21 persen.

Jadi jika Indonesia hanya mengambil pajak hanya 11% dari rakyat itu dinilai masih rendah dari negara lain tukasnya.

Artikel ini dilansir dari laman Berita Pikiran Rakyat.com dengan judul”PPN Naik 11 Persen, Siasat Pemerintah Kurangi Ketimpangan Ekonomi”***

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah