Jika banyak komitmen ekspor tidak terpenuhi, maka Indonesia bisa terlihat seperti mitra dagang yang tidak bisa diandalkan.
Baca Juga: Media Asing Ungkap Banyak Negara Lain Menderita Usai Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng
Menurut dia, Indonesia seharusnya dapat membuktikan komitmennya untuk menjaga secara terus-menerus berjalannya kerja sama tersebut.
Kebijakan ini juga disebut Felippa tidak peka terhadap petani, karena banyak petani yang menggantungkan hidup mereka kepada harga CPO.
Produksi CPO atau minyak kelapa sawit, kata dia, mengalami penurunan sejak tahun 2019.
Pada tahun 2021 produksi CPO turun lebih lanjut sebesar 0,9 persen menjadi 46,89 juta ton.
Produksi minyak sawit Indonesia untuk semester pertama tahun 2022 kemungkinan belum mengalami peningkatan karena kesulitan pupuk dan perubahan cuaca.
Felippa menyarankan pemerintah untuk melakukan evaluasi kebijakan, untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang ada.
Baca Juga: Jokowi Larang Ekspor CPO, Malaysia Siap Ambil Alih Peluang Emas Pasar Minyak Sawit Dunia
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga perlu menyelesaikan permasalahan produktivitas kelapa sawit yang terus menurun.