PORTAL NGANJUK - Sewu Dino atau yang diterjemahkan adalah seribu hari merupakan karya horor yang ditulis oleh akun Twitter Simple Man yang sebelumnya populer dengan karya KKN di Desa Penari.
Tidak kalah menyeramkan dengan KKN di Desa Penari, Sewu Dino mengangkat kisah mengenai praktek santet antara dua belah keluarga.
Sewu Dino ini merupakan kisah yang sudah pernah dibukukan oleh Simple Man dan juga diunggah melalui thread di Twitter pada 5 Agustus 2019 lalu.
Kisah ini bermula dari seorang gadis desa bernama Sri yang lahir pada weton Jumat Kliwon yang mencari pekerjaan.
Bersama dua lainnya yakni Erna dan dan Dini bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah yang disiapkan oleh Mbah Tamin di tengah hutan lebat.
Tugas Sri dan kedua pekerja lainnya yaitu merawat Dela Atmojo yang terkena santet seribu hari.
Dela yang terlihat mengenaskan dengan perutnya yang membuncit sedang mengandung ditambah luka borok ketiganya diupahkan sebesar Rp5 juta oleh Mbah Tamin, yang kal itu gaji rata-rata ART hanya berkisar Rp700 ribu hingga Rp1 juta.
Namun kehidupan Sri bersama pekerjaan lainnya terancam, mereka akan mati jika tidak menemukan seluruh boneka santet yang tersebar.