Putin Beri Ancaman ke Inggris: Saya Bisa Tenggelamkan Kapal Anda Tanpa Memicu Perang Dunia

15 Maret 2022, 07:23 WIB
Putin Beri Ancaman ke Inggris: Saya Bisa Tenggelamkan Kapal Anda Tanpa Memicu Perang Dunia /Republic World

PORTAL NGANJUK – Kekhawatiran akan kondisi perang antara Rusia dan Ukraina memberi dampak yang cukup besar bagi dunia internasional.

Bahkan dari perang tersebut telah membawa beberapa nama negara besar lain seperti Amerika Serikat, Inggris serta para sekutunya di NATO.

Namun sebelum pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina, Moskow memang telah memiliki ketegangan dengan Inggris.

Bahkan Putin sempat memberi ancaman kepada Inggris bahwa ia bisa menenggelamkan kapal Inggris tanpa harus memulai perang dunia.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Berlanjut, Anggota Parlemen Ukraina: Vladimir Putin adalah Teroris

Dikutip PORTAL NGANJUK dari Express UK, hal itu ia katakan pada bulan Juni tahun 2021, dimana saat itu terdapat beberapa kapal milik Inggris memasuki wilayah perairan Rusia secara ilegal.

Saat itu Rusia telah menyatakan kemarahannya terhadap Inggris karena kapal-kapal miliknya beroperasi di wilayah Krimea tanpa izin.

Krimea sendiri adalah salah satu bagian dari Rusia, setelah Moskow mencaploknya dari Ukraina pada tahun 2014 lalu.

Akan tetapi, pihak Inggris dan beberapa negara lain mengakui bahwa wilayah Laut Hitam termasuk Krimea adalah wilayah Ukraina.

Pada saat sesi tanya jawab tahunan dengan para pemilih, Putin mengisyaratkan kemarahannya terhadap tindakan Inggris tersebut.

Baca Juga: Pasukan Nuklir Rusia dalam Siaga Tinggi, Akankah Vladimir Putin Menekan Tombol Nuklir? Ini Kata Pakar

Saat itu ia mendapat pertanyaan apakah dunia sedang berada di jalan buntu jurang perang dunia ke 3.

“Tentu saja tidak. Bahkan apabila kita telah menenggelamkan kapal, sulit untuk membayangkan dunia akan berada di ambang Perang Dunia 3,” kata Putin.

“Hal itu karena mereka yang melakukannya tahu bahwa mereka tidak dapat muncul sebagai pemenang dari perang seperti itu,” imbuhnya.

Bahkan Putin mengatakan bahwa Amerika dan Inggris telah merencanakan hal ini secara bersama-sama, dengan mengatakan bahwa sebuah pesawat mata-mata milik AS telah lepas landas dari Yunani.

Hal itu, kata Putin dilakukan pada hari yang sama, dengan tujuan untuk melihat bagaimana tanggapan Rusia terhadap kapal-kapal perang Inggris tersebut.

“Jelas bahwa kapal perusak memasuki [perairan dekat Krimea] mengejar, pertama-tama, tujuan militer,” ungkap Putin.

“Mencoba menggunakan pesawat mata-mata untuk melihat bagaimana kita akan mengatasi provokasi semacam itu, untuk melihat apa yang akan diaktifkan dan di mana, bagaimana sesuatunya bekerja dan di mana semuanya berada,” sambungnya.

Namun setelah mengetahui tindakan apa yang dilakukan oleh Rusia, alih-alih memberi tanggapan positif, mereka justru menerobos perbatasan.

“Kami lakukan ini. Tetapi alih-alih bereaksi positif terhadap ini dan berkata, ‘Oke, kami telah memahami tanggapan anda terhadap gerutuan kami’ alih-alih itu, apa yang mereka lakukan? Mereka menerobos perbatasan kita,” tuturnya.

Perseteruan antara Inggris dan Rusia kembali terjadi pada tahun 2018, dimana saat itu terjadi serangan Salisbury, yang mengakibatkan Sergei Skripal dan putrinya Yulia diracuni oleh warga Rusia dengan memanfaatkan agen saraf Novichok.

Mereka berdua akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif.

Setelah beberapa waktu, Yulia tersadar dan kondisinya membaik, sehingga ia akhirnya dipulangkan dari rumah sakit.

Sementara Sergei mengalami kondisi yang cukup kritis hingga akhirnya sadar setelah satu bulan dari serangan tersebut.

Akan tetapi salah satu wanita bernama Dawn Sturgess, yang menjalin kontak langsung dengan Novichok harus meninggal dunia.

Berselang 10 hari dari serangan itu, Perdana Menteri Theresa May memutuskan untuk mengusir sebanyak 23 diplomat Rusia dari Inggris.

Boris Johnson yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris juga memberikan pernyataan pedasnya kepada Rusia.

Usai serangan tersebut, secara pribadi Johnson menyalahkan Presiden Rusia dan mengecam Moskow.

“Pertentangan kami adalah dengan Kremlin Putin dan berbagai keputusannya, dan kami pikir sangat mungkin bahwa keputusannya untuk mengarahkan penggunaan agen saraf di jalan-jalan Inggris, di jalan-jalan Eropa, untuk pertama kali sejak Perang Dunia 2,” ucap Johnson.***

Editor: Yusuf Rafii

Sumber: Express UK

Tags

Terkini

Terpopuler