Bandara tersebut telah menjadi tempat uji coba rudal, termasuk sepasang rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan pada 16 Januari.
Rudal milik negara pimpinan Kim Jong-un dilaporkan terbang ke ketinggian maksimum sekitar 620 km (390 mil), hingga jangkauan 300 km (190 mil), kata JCS.
Analis mengatakan, data penerbangan tidak cocok dengan tes sebelumnya, dan menyarankan itu bisa menjadi rudal balistik jarak menengah yang ditembakkan pada lintasan "tinggi".
“Sering ada peluncuran sejak awal tahun, dan Korea Utara terus mengembangkan teknologi rudal balistik dengan cepat,” kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi.
Menurutnya, Korea Utara mengancam keamanan Jepang, kawasan dan komunitas internasional.
Sebagaimana dilansir Portal Nganjuk dari Klik Banggai dalam artikel “Perang Rusia vs Ukraina Memanas, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Korea Selatan dan Jepang Berang”, pelucuran Rudal Korea Utara itu pun memantik reaksi Amerika Serikat.
Amerika Serikat mengutuk peluncuran terbaru dan meminta Korea Utara untuk menghentikan tindakan destabilisasi.
Namun Amerika Serikat menilai tes itu tidak menimbulkan ancaman langsung, kata Komando Indo-Pasifik militer AS.
Uji coba terakhir Korea Utara adalah pada 30 Januari 2022, ketika Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak menengah Hwasong-12.
Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina Semakin Memanas, Fasilitas Minyak dan Gas Ukraina Terbakar!