Pemerintah Korea Utara juga terus memerintahkan untuk mendistribusikan cadangan obat-obatan yang dimiliki dan memberikan intruksi untuk membuka apotik selama 24 jam.
Dalam waktu 2,5 tahun Korea Utara telah meyatakan negara bebas akan pandemi yang terjadi di seluruh dunia ini.
Namun kini Korea Utara harus bergelut dengan pandemi Covid-19 disaat negara lain sudah mereda.
Kini Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan 10.000 pasukan medis nya untuk melacak keberadaan warganya yang mengalami demam serupa agar cepat mendapatkan penanganan dan dapat menjalankan karantina.
Kini Korea Utara melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat, dengan penutup perbatasan dengan sangat ketat dan memutuskan untuk melaksanakan lockdown.
Akibat melonjaknya angka Covid-19 dan lambatnya penanganan yang dilakukan Korea Utara, kini terhitung kasus Covid-19 mencapai angka 1,48 juta, dengan kasus kematian yang terus meningkat, untuk saat ini 56 orang dikabarkan meninggal akibat virus corona.
Namun data ini dikatakan belum akurat karena Korea Utara tidak pernah melakukan sensus penduduk yang dilakukan setiap tahun seperti negara lain.
Hal ini yang dinilai menyulitkan untuk mendata secara akurat warga yang terdampak kasus corona.
"Jumlahnya mustahil akurat, yang jelas jumlah orang yang mengalami demam sangat mengkhawatirkan," ujar profesor penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Hallym Korea Selatan, Lee Jae-gap, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.