PORTAL NGANJUK – Ramadhan 2022 merupakan penantian yang panjang dari tahun sebelumnya.
Ramadhan 2022 kali ini merupakan bulan yang spesial, karena umat islam bisa beribadah dengan tenang.
Ramadhan 2022 memberikan momen berkesan jika melihat kondisi saat ini.
Sebelum ramadhan 2022 masyarakat telah melalui berbagai hal sulit.
Seperti merasakan pandemi Covid-19 dan merasakan adaptasi yang baru dengan kondisi.
Kebiasaan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan protokol kesehatan sulit diterapkan.
Sekitar 2 tahun masyarakat sudah beradaptasi dan terus bertahan hidup.
Sudah banyak orang yang terkena virus Covid-19 dan mereka yang tidak kuat harus kembali ke hadapan Tuhan (meninggal dunia).
Banyak kejadian yang sudah dialami, penutupan akses aktivitas masyarakat, penutupan tempat ibadah, dan lainnya.
Baca Juga: Jika Tak Berdoa Tidak Sah, Berikut Doa Niat Puasa dan Berbuka Sealama Bulan Suci Ramadhan
Umat islam setelah kasus menyebar hanya bisa mengikuti arahan dari pemerintah menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak.
Akibatnya porsi jamaah menjadi berkurang dan umat islam diberatkan dengan kondisi yang ada.
Berbeda dengan tahun ini, ramadhan 2022 menjadi berkesan karena masyarakat sudah bisa menjalankan ibadah dengan tenang.
Mulai dari salat berjamaah di masjid dan juga bisa menjalankan ibadah lain tanpa adanya pembatasan maksimal.
Kabar ini disambut baik akan menjadikan ramadhan kali ini menjadi lebih berkesan dan berbeda dengan 2 tahun sebelumnya.
Informasi hasil dari sidang isbat mengumumkan bahwa awal puasa ditetapkan Minggu, 3 April 2022.
Masyarakat berbondong-bondong menyambut kabar ini dengan bahagia dan senang.
Sebagian dari umat islam ada yang mengikuti anjuran pemerintah dan ada juga yang memiliki pandangan sendiri tentang awal puasa.
Kita tidak boleh menjelekkan dan harus menyikapi dengan baik dan bijak.
Sebelum menjalankan ibadah puasa ramadhan tentu saja melakukan niat terlebih dahulu.
Adapun untuk niat puasa ramadhan ialah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu showma ghadin an adai fardhi syahri romadhona hadzihis sanati lillahi taala.
Artinya: “saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa ramadhan tahun ini, karena Allah ta’ala”.
Niat diucapkan dan ditekankan dalam hati sebelum masuk waktu puasa ramadhan.
Niat menjadi tidak sah apabila dilakukan setelah masuk waktu puasa atau setelah adzan subuh berkumandang.
Sebaiknya niat dilakukan pada malam hari atau paling lambat setelah melakukan sahur.
Adapun bacaan untuk membatalkan puasa ramadhan ialah:
Allahumma laka shumtu wa bika amangtu wa ala rizkhika afdhortu birohmatika yaa arhamar rohimin.
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Artinya: “Ya Allah untukmu aku berpuasa, dan kepadamu aku beriman, dan dengan rizkimu aku berbuka. Dengan rahmatmu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang”.
Bacaan ini dibaca setelah adzan magrib berkumandang dan setelah itu dilanjutkan dengan membatalkan puasa.
Bisa menggunakan kurma, makanan manis, atau air putih sebagai syarat telah selesainya ibadah puasa ramadhan.***