BMKG Ungkap Ancaman Gempa Megathrust Magnitudo 9 dan Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa dan Sumatra

24 Januari 2022, 07:20 WIB
BMKG Ungkap Ancaman Gempa Megathrust Magnitudo 9 dan Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa dan Sumatra /Tumisu / Pixabay

PORTAL NGANJUK – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini sampaikan potensi ancaman gempa bumi Megathrust.

Menurut BMKG, gempa bumi Megathrust tersebut berpotensi terjadi di wilayah Selatan Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.

Selain gempa bumi Megathrust, BMKG juga menyebutkan bahwa jika benar terjadi juga akan menyababkan tsunami yang dahsyat.

Baca Juga: GEMPA HARI INI! Mengguncang Bandung dan Melonguane pada Sabtu, 22 Januari 2022

Potensi ancaman gempa bumi dahsyat (Megathrust) di Selat Sunda yang dapat mencapai Magnitudo 8,7 hingga M 9.

Berdasarkan kajian dari BMKG, dari Pulau Sumatra hingga Jawa bagian barat pergeseran lempeng terdapat banyak sumber gempa.

Sumber-sumber itu bisa menjadi ancaman karena selain dari zona subduksi, sesar Pulau Sumatra dan sesar yang ada di Jawa.

Tak hanya itu, erupsi 1883 menyebabkan tsunami paling fenomenal dengan ketinggiannya mencapai 30 meter.

Baca Juga: Breaking News! Gempa Berkekuatan 6.1 Magnitudo Mengguncang Melonguane Sulawesi Utara

"Jawa bagian barat ada ibu kota, penduduk tinggi, daerah wisata. Tugas kita semua meningkatkan kesiapsiagaan kita meningkatkan adaptasi dengan fenomena alam," katanya, Sabtu 22 Januari 2022.

Karakter gempa Banten yang terjadi pada 14 Januari 2022 itu terbilang merusak apabila dibandingkan dengan gempa di Malang dengan magnitudo 6,0.

Gempa yang dikabarkan terjadi selama lebih dari 12 detik itu menyebabkan lebih dari 3.000 rumah mengalami kerusakan.

Meski begitu gempa Banten tidak menghasilkan Tsunami karena dinilai tidak cukup kuat untuk deformasi signifikan di permukaan bawah laut.

"Gempa selatan Banten, menurut BMKG, terjadi di zona subduksi masih kita diskusikan lagi di zona interplane atau transisi karena selain kedalamannya menengah, karakternya antara keduanya," ujarnya.

Menurut Ramadhan, fenomena alam seperti gempa, tsunami, dan erupsi di Selat Sunda, Banten bisa berpotensi menjadi bencana apabila masyarakat tidak mampu beradaptasi.

Baca Juga: Gempa Hari Ini Mengguncang Tobelo Halmahera Utara pada Rabu, 19 Januari 2022

Dia menilai adaptasi menjadi penting karena kawasan Selat Sunda memiliki potensi gempa maksimal hingga magnitudo 8,7.

Gempa dengan kekuatan tersebut dinilai berpotensi menimbulkan tsunami yang tingginya bisa mencapai 20 meter.

Ramadhan mengatakan apabila fenomena alam itu terjadi, maka seluruh pihak harus siap dan memikirkan cara beradaptasinya.

"Seandainya terjadi kita harus siap, gempa bumi, tsunami, dan erupsi untuk memikirkan bagaimana beradaptasi," kata Ramadhan, sebagaimana dilansir dari Desk Jabar dalam artikel “POTENSI GEMPA MEGATRUST Capai M 8,7 di Selat Sunda, BMKG Minta Siap Siap”.

Baca Juga: Gempa Hari Ini Mengguncang Tobelo Halmahera Utara pada Rabu, 19 Januari 2022

Menyinggung soal bencana yang terjadi di Kabupaten Pandeglang beberapa waktu lalu, Ramadhan menilai bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,6 itu merupakan foreschock.

Ada energi yang dirilis sedikit-sedikit sebelum energi maksimal gempa (main shock) terjadi.

Untuk itu, perlu ditingkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan dan mitigasi secara terstruktur maupun kultural terhadap bencana gempa bumi dan tsunami perlu terus ditingkatan.

Baca Juga: [HOAKS] Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun, Dorce Gamalama Dikabarkan Meninggal Dunia? Cek Faktanya

Jadi Selat Sunda berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami dengan sekala besar dahsyat atau gempa besar (Megathrust), hal itu merupakan hasil penelitian dari para ilmuan kegempaan.***(Ririn Fitri Astuti/Desk Jabar)

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Desk Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler