Fakta Baru! Brigadir RR Tahu Persis Kejadian Pembunuhan Brigadir J: Sembunyi Di Balik Kulkas

11 Agustus 2022, 10:58 WIB
Fakta Baru! Brigadir RR Tahu Persis Kejadian Pembunuhan Brigadir J: Sembunyi Di Balik Kulkas /Tangkapan layar YouTube Wahyu sEno

PORTAL NGANJUK - Kejanggalan mengenai kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J mulai menemukan titik terang.

Brigadir Ricky Rizal Wibowo atau Brigadir RR diawal pengakuannya, ia mengakui bahwa dirinya saat peristiwa itu sembunyi di balik kulkas, dan ternyata dia tahu persis atas rencana pembunuhan Brigadir J setelah polisi menjelaskan peran Ricky setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Ferdy Sambo disebut telah merekayasa peristiwa penembakkan terhadap Brigadir J..

"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, Saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik Saudara J ke dinding berkali-kali," ujar Jenderal Listyo Sigit Prabowo selaku pihak Kapolri saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta pada Selasa malam, 9 Agustus 2022.

Komjen Agus Andrianto selaku Kabareskrim Polri mengungkapkan, Brigadir R serta Kuat (KM) juga telah memberikan kesempatan penembakan itu terjadi. Keduanya berada di lokasi kejadian disaat Bharada E diperintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Baca Juga: Apa Motif Pembunuhan Brigadir J? Tersangka Ferdy Sambo Dijatuhi Hukuman Pasal 340 KUHP

Lalu mereka berdua yakni, Ricky dan Kuat tidak melaporkan rencana pembunuhan tersebut.

"Memberi kesempatan penembakan terjadi, ikut hadir bersama Kuat, Richard saat diarahkan FS," ujar Agus. Dikutip PORTAL NGANJUK pada Rabu, 10 Agustus 2022

"Tidak melaporkan rencana pembunuhan itu," imbuhnya.

Pada Jumat sore, 7 Agustus 2022 Brigadir J tewas di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Pada awalnya Kematian Brigadir J dilaporkan terjadi baku tembak, akan tetapi fakta yang ada tidak ada insiden baku tembak antara Bharada E dan Brigadir J.

Kini, Tim khusus Polri telah menetapkan 4 orang sebagai  tersangka dalam kasus kematian Brigadir J salah satunya adalah Ferdy Sambo yang diduga otak pembunuhan Brigadir J.

Tiga diantaranya adalah dua ajudan Ferdy Sambo yakni Bharada Richard Eliezer atau Bharada E (RE), Brigadir Ricky Rizal (RR) dan seorang sopir bernama Kuat Ma'ruf (KM).

Kemudian Komnas HAM yang turut mengusut kasus ini dan telah meminta keterangan kepada sejumlah ajudan Ferdy Sambo. Berdasarkan keterangan resmi dari Komnas HAM mengungkapkan, bahwa Brigadir Ricky turut berada di lokasi kejadian atau TKP  saat Brigadir J tewas.

Tidak hanya Brigadir Ricky saja yang ada di TKP, akan tetapi ada lima orang saat Brigadir J tewas. Selain korban (Brigadir J) serta Bharada E disebutkan pula yang ada di TKP yakni Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), dan S (asisten rumah tangga) serta Bripka Ricky (ajudan).

Brigadir Ricky pada keterangan awal kepada Komnas HAM Ricky mengaku bahwa ia mendengar Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo teriak dan meminta tolong dengan memanggil namanya serta Bharada E. Pada saat itu Ricky berada di lantai yang sama dengan istri Ferdy Sambo dan kemudian ia berlari menuju ruang utama di lokasi istri Sambo berteriak.

Sesampai di lokasi, Brigadir Ricky mengaku melihat Brigadir J yang sedang mengacungkan senjata ke arah tangga,  akan tetapi ia tidak melihat siapa sosok yang dibidik oleh Brigadir J.

Baca Juga: Komnas HAM Temukan Rekaman CCTV Kasus Pembunuhan Brigadir J, Ini Dia Rekaman CCTV yang Bocor ke Publik

Lalu, saat Brigadir J melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky kemudian langsung bersembunyi di balik kulkas.

"Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua)," jelas Taufan Damanik selaku Ketua Komnas HAM saat menceritakan ulang pengakuan Ricky.

Kata Taufan, pengakuan Ricky tersebut mirip dengan keterangan awal yang telah disampaikan oleh Bharada E kepada Komnas HAM. Bharada E saat itu mengaku membantu ART berinisial S bersih-bersih kamar di lantai dua.

Ia mendengar istri Sambo, Putri Candrawathi berteriak minta tolong serta memanggil-manggil namanya. Kemudian Bharada E berlari menuruni tangga dan melihat Brigadir J sedang berada di ruang utama.

Yang saat itu masih dalam pengakuan awal, Bharada E bertanya kepada  Brigadir J akan tetapi Brigadir J langsung mengacungkan senjatanya dengan kedua tangannya dan menembakkan ke arahnya yang kemudian Bharada E berlari ke atas.

Lalu, Bharada E saat itu juga mengakui bahwa ia mengeluarkan pistol Glock 17 yang kemudian menuruni tangga dan membalas tembakan kapada Brigadir J.

Tembakan pertama Bharada E langsung mengenai Brigadir J sehingga membuatnya mundur dan membentur kursi pijat yang membuat Brigadir J sempoyongan dan tubuhnya berputar ke belakang.

Setelah suasana mulai sunyi, kemudian Ricky datang dan bertanya kepada Bharada E.

"Ada apa?" tanya Brigadir Ricky. Tetapi, Bharada E hanya terdiam dan tidak menjawab lantaran dia masih syok dengan peristiwa yang dialaminya.

"Kemudian tiba-tiba sudah datang Pak Sambo karena ditelepon istrinya. Baru setelah itu, Pak Sambo telepon macam-macam itu, tidak tahu ia telepon ke mana saja. Tapi, setelah itu ada petugas datang, Provos datang," jelas Taufan, Ketua Komnas HAM.

"Perkara percaya atau tidak, kita cek lagi nanti. Saya juga tidak akan serta-merta percaya juga," imbuhnya.

Disisi lain, Muhammad Boerhanuddin pengacara baru Bharada E mengungkapkan bahwa kliennya dinyatakan tidak ada baku tembak dalam peristiwa tewasnya Brigadir J tersebut.

Berdasarkan penyataan ini telah menepis kronologi awal yang disebutkan adanya baku tembak Brigadir J dengan Bharada E.

"Tidak ada memang, kalau informasi tidak ada baku tembak. Pengakuan dia tidak ada baku tembak," ujar Boerhanuddin, Senin, 8 Agustus 2022.

Bharada E juga mengungkapkan kepada pengacaranya itu mengenai bekas proyektil yang ada di lokasi kejadian yakni di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, hanya alibi semata.

Pistol milik Brigadir J, katanya sengaja ditembakkan ke arah dinding agar terkesan adanya peristiwa baku tembak.***

Editor: Yusuf Rafii

Tags

Terkini

Terpopuler