PORTAL NGANJUK – Alasan kenapa perang antara Rusiaversus Ukraina tidak kunjung selesai, diungkap oleh MenteriPariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, karena Rusia justru meraup keuntungan sampai sekitar Rp 74,3 triliun per hari dari penjualan minyak.
Hal itu diungkapnya lewat unggahan video di instagram@sandiuno pada 19 Agustus 2022.
Perang yang terjadi antara Rusia dna Ukraina membuat hargaminyak dunia naik.
Hal tersebut kemudian membuat Rusia mendulang keuntungandari kenaikan tersebut karena negeri beruang merah itumerupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Baca Juga: Nonton dan Download Anime Vermeil in Gold Episode 8 Sub Indo Resmi Bukan dari Otakudesu SUMMER 2022
Walaupun Rusia menjual minyak itu di bawah harga pasar, namun tetap cuan yang mereka dapatkan tetaplah besar.
Menurut Sandi, Rusia memperoleh keuntungan sekitar USD 6 miliar atau sekitar Rp 89 triliun per hari (dengan kurs Rp 14.878 per dollar US).
Hal itulah yang menurut Sandi membuat perang antara keduanegara bakal berlangsung lama.
"Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Karena ini sangat profitable," kata Sandiaga lewat videonya di IG itu.
Harga minyak mentah berjangka Brent, saat ini berada di posisiUS$96,72 per barel, sementara untuk minyak mentah berjangkaWest Texas Intermediate (WTI) AS naik 27 sen menjadiUS$90,77 per barel.
Sandi menambahkan, biaya perang Rusia itu sekitar USD 1 miliar per hari, sehingga negara itu masih memperolehkeuntungan sebesar USD 5 miliar atau sekitar Rp 74,3 triliun per hari.
"Untungnya US$6 miliar per hari, cost of war US$1 miliar. JadiRusia profit setiap hari US$5 miliar," tuturnya.
Harga minyak Rusia ditambahkan Sandi saat ini 30 persen lebihmurah dibanding dengan harga internasional.
Baca Juga: Download Anime Classroom of The Elite Season 2 Episode 8 Sub Indo TERBARU SUMMER 2022 360p-1080p
Oleh karena itu, Indonesia dikabarkan setuju untuk membeliminyak dari negara tersebut.
Memang kemudian ada tantangan lain yang dihadapi Indonesia seperti embargo Amerika Serikat.
Akan tetapi menurutnya hal itu tidak perlu terlalu dipusingkan.
"Kalau kita diembargo ya biarin aja lah, paling kita enggak bisamakan McDonalds," tandasnya.***