PORTAL NGANJUK - Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J hingga detik ini masih terus bergulir.
Dalam kasus penembakan terhadap Brigadir J, telah ditetapkan sebanyak lima orang tersangka diantaranya Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi lalu Bharada E, Bripka Ricky Rizal (Bripka RR) dan Kuat Maruf.
Baru-baru ini diketahui bahwa Bripka RR berbalik melawan skenario yang dirancang oleh Ferdy Sambo dan memutuskan untuk menyusul Bharada E yang sudah lebih dulu mengajukan diri sebagai justice collaborator.
Pengacara dari pihak tersangka Bripka RR yang bernama Erman Umar pun mengungkapkan bahwa kliennya masih mempertimbangkan pengajuan menjadi justice collaborator ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Informasi tersebut rupanya disampaikan oleh seorang pengamat politik yang bernama Refly Harun dan diungkapkan melalui kanal YouTubenya.
Dikutip PORTAL NGANJUK dari kanal YouTube Refly Harun pada Jumat, 16 September 2022, Refly Harun membacakan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa pada saat peristiwa di Magelang, bukan Putri Candrawathi yang menangis, melainkan ARTnya, Susi.
Ia juga mempertanyakan motif yang sebenarnya di balik pembunuhan berencana Brigadir J kalau memang bukan pelecehan seksual seperti yang digemborkan.
"Kalau misalnya tidak ada motif pelecehan lalu apa dong motif membunuh Yosua. This is the question sebenarnya," ujar Refly Harun.
"Maka orang akan bergerak pada motif non domestik yang sepertinya tidak mau ditelusuri lebih lanjut oleh pihak Kepolisian," jelasnya.
Karena itu, menurut ahli tata hukum negara, pihak kepolisian hanya melihat peristiwa Brigadir J ini sebagai pembunuhan berencana.
"Ya kalau misalnya alasan itu kan bisa saja dibuat. Alasan pelecehan itu untuk melegitimasi pembunuhan. Tapi apa iya kalau secara faktual itu tidak ada," terang Refly Harun.
Refly Harun mengatakan apabila tidak ada pelecehan di Magelang atau tidak adanya saksi yang kuat, maka motif itu bisa dikatakan gagal.
"Tapi tentu di dalam konstruksi kasus kan harus dijelaskan apa motifnya. Nah bisa jadi, motifnya hanya dua yang tahu. Jadi Bharada E tidak tahu, Bripka RR tidak tahu, Kuat Maruf tidak tahu,"sambung Refly Harun.
"Yang tahu itu adalah Sambo dan PC (Putri Candrawathi) sendiri atau Sambo sendiri. Kalau itu terkait dengan hal-hal yang sifatnya non domestik atau hal-hal yang selama ini ya katakanlah dicurigai bisnis kerjaan Sambo," tambahnya lagi.***