Celah Ferdy Sambo Untuk Lolos Dari Hukuman Mulai Terungkap, Ketua IPW Bongkar Fakta Pahit Soal Hukuman FS

26 September 2022, 16:54 WIB
Celah Ferdy Sambo Untuk Lolos Dari Hukuman Mulai Terungkap, Ketua IPW Bongkar Permasalahan Berkas Ferdy Sambo /Sumber Istimewa

PORTAL NGANJUK – Belakangan ini mulai terkuak soal potensi Ferdy sambo untuk terhindar dari hukuman mencuat.

Ferdy Sambo seolah memiliki ‘Tameng Hukum’ yang siap untuk meringankannya dari jeratan hukuman.

Seperti yang diketahui bahwa Ferdy Sambo dikenai pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.

Baca Juga: Luar Biasa! Artis Ini Blak-blakan Ngaku Kecanduan Seks, Bahkan Meniduri 700 Pria

Ferdy Sambo sudah 74 hari mendekam dipenjara, hal itu terhitung sejak 9 Agustus 2022 lalu.

Sementara itu, berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, sampai sekarang dikatakan masih diping-pong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW ) Sugeng Teguh Santoso menduga, berkas perkara yang tak kunjung beres menjadi celah bagi Ferdy Sambo untuk lolos dari jeratan hukum dugaan pembunuhan berencana.

Menurut Sugeng Teguh, ini kabar buruk bagi keluarga Brigadir J yang jadi korban pembunuhan Ferdy Sambo.

Kabar buruk tersebut juga ditujukan kepada masyarakat Indonesia yang menginginkan keadilan atas kasus ini.

Ketua IPW membongkar fakta mengejutkan soal potensi besar Ferdy Sambo untuk dapat terbebas dari hukuman.

Tentu hal tersebut sangat membuat banyak masyarakat yang berpihak kepada Brigadir J menjadi cukup kecewa.

Lantas apakah kabar buruk tersebut?

Berikut adlah keterangan Ketua IPW terkait dengan celah hukum Ferdy sambo.

"Kalau lewat 120 hari, kalau masih belum lengkap maka Sambo akan bebas,"Kata Sugeng di akun Youtube MimbarTube.

Dikutip dari Berita Subang, seperti diketahui, berkas perkara tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan tersangka Ferdy Sambo yang hingga kini belum lengkap.

Berkas perkara eks Kadiv Propam Polri itu, hingga masih dipimpong kesana-kemari alias bolak balik dari kejaksaan ke Mabes Polri.

Baca Juga: Wajib Tahu! Simak 5 Tips Untuk Ketahui Jika Seseorang Telah Blokir Nomor WhatsApp Anda

Sugeng mengatakan, saat ini jika kasus Ferdy Sambo telah memasuki 20 hari perpanjangan penahanan kedua.

Jika sampai batas waktu 120 hari kasus Ferdy Sambo belum P21 alias final, Ferdy Sambo bisa bebas demi hukum.

"Sambo punya waktu 120 hari, kalau sampai 120 hari berkas belum selesai, Sambo bisa bebas demi hukum,

Kita berhitung, Sambo menjadi tersangka sejak 9 Agustus, kalau sekarang tgl 21, sudah 71 hari, dia sudah memasuki perpanjangan kedua untuk 20 hari," ujar Sugeng.

Kalau Kejaksaan mengembalikan lagi dalam waktu 14 hari, ditambah 85 hari yang sudah dilalui, Sugeng menduga, Kepolisian hanya punya waktu 35 hari untuk kembali melengkapi berkas Ferdy Sambo.

Meski begitu Sugeng Teguh Santoso optimistis penyidik dapat menyelesaikannya sebelum 120 hari.

"Menurut saya sebelum 120 hari berkas ini akan P21," tuturnya.

Motif Asli Ferdy Sambo Mulai Terkuak

Akhirnya perlahan kini mulai terungkap petunjuk dan fakta baru soal motif asli Ferdy Sambo membunuh Brigadir J.

Hal motif yang selama ini menjadi misteri itu, kini melalui pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang merupakan pengacara keluarga Brigadir J akhirnya mulai dapat terungkap.

Pernyataan Kamaruddin itu ternyata sangat menghebohkan masyarakat, bahkan ancaman tak terduga Putri Candrawathi akhirnya terbongkar.

Kamaruddin Simanjuntak membongkar terkait dugaan perselingkuhan Ferdy Sambo dengan wanita yang disebut sebagai 'Si Cantik'.

Kemudian Brigadir J disebut berperan sebagai ajudan yang dipercaya Ferdy Sambo, ia diduga menjadi informan kepada Putri Candrawathi.

Baca Juga: Roger Federer Memutuskan Pensiun Setelah Kekalahan Laver Cup

Didapatkan dari pernyataan pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, menyebut jika suami Putri Candrawathi, Ferdy Sambo sudah menikah lagi dengan wanita yang disebut sebagai 'Si Cantik'.

Sehingga hal tersebut yang memicu pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi yang perselingkuhan tersebut dibongkar oleh Brigadir J.

Kemudian, muncul kabar perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf diduga dari rasa kesal Putri Candrawathi dengan sang suami, Ferdy Sambo.

Lalu, Kamarudin Simanjuntak dalam perbincangannya dengan Uya Kuya menyebutkan pertengkaran antara Ferdy Sambo dengan sang istri, Putri Candrawathi terjadi sejak bulan Juni 2022 tepatnya pada tanggal 21.

“Jadi pertengkaran itu tanggal 21 Juni 2022, pertengkarannya antara Ferdy Sambo dan Putri akibat si cantik cantik itu,” tutur Kamaruddin Simanjuntak yang dikutip SeputarTangsel.Com melalui Channel YouTube Uya Kuya Tv pada Rabu, 22 September 2022.

Menurut yang dikatakan Kamaruddin, setelah terjadi pertengkaran hebat antara Putri Candrawathi dengan sang suami, Putri mengancam Ferdy Sambo akan melaporkan suaminya atas bisnis mafianya.

“Putri Candrawathi mengancam Ferdy Sambo akan melaporkan keatasannya dan membuka bisnis mafianya itu yang antara lain Judi, kemudian tata niaga sabu-sabu atau narkoba termasuk prostitusi,” lanjutnya.

Pengacara Brigadir J juga menuturkan bahwa alasan Brigadir J dibunuh disebabkan karena almarhum Brigadir J yang diduga sebagai informan memberikan informasi terkait suami Putri Candrawathi, Ferdy Sambo sudah menikah lagi.

“Almarhum (Brigadir J) diduga sebagai informannya ibu Putri, maka dia diancam dibunuh, dia sudah tau bakal dibunuh karena ancaman itu sangat kencang dari Ferdy Sambo,” ungkap pengacara Brigadir J.

Lebih jauh lagi, Kamaruddin Simanjuntak pun membeberkan bahwa terkait pernikahan Ferdy Sambo sudah dibenarkan oleh Kabareskrim.

Baca Juga: Lahir Bulan Oktober, Ini 14 Nama Bay iLaki-Laki Islami Pembawa Rezeki

"Si cantik itu saya konfirmasi ke Bareskrim dibenarkan bahwa mereka telah menikah dan dinikahkan oleh rohaniawan,

Maka saya bilang 'tangkap rohaniawan itu kenapa menikahkan polisi perwira yang sudah menikah'," tegas Kamaruddin Simanjuntak.

Keterangan baru Bripka RR Soal Skenario Ferdy Sambo

Erman Umar yang merupakan kuasa hukum Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR baru saja memberikan keterangan terkait kliennya.

Erman Umar yang dipercaya keluarga Bripka RR menjadi kuasa hukumnya akhirnya membuka beberapa keterangan terkait kasus yang dihadapi kliennya.

Menurut Erman Bripka RR mulai menceritakan keajadian sebenarnya terkait kasus yang menewaskan Brigadir J.

Di beberapa keterangannya Erman menyebut jika Bripka RR tak mengetahui tentang adanya dugaan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi yang terjadi di Malang.

Dikutip dari kanal Youtube Refly Harun, selain itu Erman Umar menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Ferdy Sambo pasca tewasnya Brigadir J,

Hal itu berdasar isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP), meski tak hapal isi BAP tersebut Erman menduga pertemuan itu merupakan inisiasi Sambo dalam merekayasa kasus pembunuhan Brigadir J.

Hal serupa juga dijelaskan sebagaimana dikutip dari Berita Subang denga judul 'Blak-blakan, Bripka RR Bongkar Tipu-tipu Sambo untuk Bunuh Brigadir J,

Tanpa Terendus Publik', Erman Umar menyebut mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo telah melakukan langkah-langkah aktif pasca insiden berdarah Duren Tiga itu.

Baca Juga: Dalam Keterangannya, Susi Ungkap Brigadir J dan Putri Candrawathi Berada di Kamar, Adegan Mengejutkan Mencuat

Salah satu langkahnya dengan meminta bawahannya berkumpul di Provost. Tujuan berkumpul tersebut adalah membuat skenario dan langkah taktis untuk memuluskan setingan awal.

Menurut Erman, Sambo mengajak berkumpul untuk memuluskan skenario agar pembunuhan Brigadir J tidak terendus dan faktanya dikaburkan

"Dikumpulkan di situ (Provost) mungkin Sambo yang berperan di situ. Saya tidak ingat betul karena saya tidak baca lengkap," jelas Erman kepada wartawan, Selasa 13 September 2022.

Namun Erman tidak menyebutkan satu per satu siapa saja yang berkumpul di Provost. Pastinya mereka merupakan loyalis atau bawahannya dalam rangka membuat skenario awal.

Menurutnya jelasnya ada yang membantu, mungkin obstruction of justice.

"Pertemuannya malam hari, Sambo mengatur semua. Tepatnya setelah penembakan. Ya jelas ada yang membantu, mungkin obstruction of justice," kata Erman.

Adapun fakta-fakta dalam BAP Bripka Ricky Rizal setidaknya sinkron dengan apa yang disampaikan oleh Bharada E atau Bharada Eliezer sebelumnya.

Diketahui Bripka RR mulai berbalik melawan kesaksian Ferdy Sambo usai dikunjungi keluarga dan istrinya.

Ia mendapat penguatan dan dukungan dari orang-orang terdekatnya hingga setuju memberi kesaksian yang berbeda dari skenario Ferdy Sambo.

"Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” kata Erman.

Erman mengungkapkan, kliennya memang sempat mengikuti skenario baku tembak yang dibuat Sambo terkait kematian Brigadir J.

Namun, setelah Bripka RR mendapat kunjungan dari keluarganya, ia mengubah keterangannya.

Setelah keluarga memberikan penguatan, akhirnya Bripka RR mulai berani mengatakan yang sebenarnya.

Baca Juga: Awas! Tren NyQuil Chicken yang Viral di TikTok Berbahaya , Cara Masak yang Mengancam Kematian

“Mungkin dia didatangi keluarga, adik kandung sama isteri agar mereka minta bicara benar. Pada saat itu, dia sudah mulai bicara benar,” ujar Erman.

Disamping itu, Erman Umar juga mengatakan bahwa Putri Candrawathi membuka rekening untuk kepentingan pribadi.

Erman Umar menyebut bahwa pembukaan rekening itu menjawab sejumlah isu soal rekening milik para ajudan Ferdy Sambo banyak aliran dana.

"Kalau masalah rekening saya dengar itu bukan rekening pribadi masing-masing (ajudan)," kata Erman di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta pada Selasa, 13 September 2022 dikutip dari PMJ News.

Begitu pun Bripka RR juga ternyata rekeningnya digunakan oleh Putri Candrawathi untuk kebutuhan rumah tangga di Magelang.

Erman mengatakan bahwa Bripka RR dan Brigadir J memiliki uang yang fantastis di rekening

Hal itu, dikatakan oleh Erman, karena memang Bripka RR bertugas di rumah Sambo di Magelang.

Kemudian atas nama Yosua, kata Erman, Putri menggunakannya untuk kebutuhan rumah tangga di Jakarta.

"Kalau Yosua untuk kebutuhan rumah tangga yang di Jakarta kali ya, di rumah Saguling, Duren Tiga," tandasnya.

"Kalau Yosua untuk kebutuhan rumah tangga yang di Jakarta kali ya, di rumah Saguling, Duren Tiga," kata dia.

Erman mengatakan bahwa setelah dibuat sejak 2021, seluruh ATM atau mobile banking para anak buah Sambo itu digunakan sepenuhnya oleh Putri.

Dia mengungkapkan bahwa kliennya sama sekali tidak menggunakan rekening tersebut.

Kejadian di Kamar Putri Candrawathi

Menurut pengakuan Bripka RR, orang yang menangis saat berada di rumah Ferdy Sambo di Magelang itu, bukanlah Putri Candrawathi.

Kepada kuasa hukumnya, Erman Umar, dia mengurai benang kusut terkait peristiwa yang disebut-sebut terjadi di Magelang itu.

Lewat pengakuan itu, Bripka RR menyebutkan jika dia tidak mencium adanya indikasi dugaan pelecehan, atapun mencurigai adanya tindak kekerasan sesual terhadap Putri Candrawath oleh Brigadir J.

Peristiwa yang langsung disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, hanyalah ketegangan yang terjadi antara sopir Ferdy Sambo, yakni Kuat Maruf, dengan Brigadir J.

Tak hanya itu, dalam pengakuannya kepada sang pengacara, Bripka RR menyebutkan melihat ART Susi, tengah menangis di lantai dua rumah Ferdy Sambo di Magelang.

Sedangkan Putri Candrawathi sendiri, menurut kesaksiannya, tengah berbaring di dalam kamarnya.

Baca Juga: Raffi Ahmad Dan Nagita Slavina Bebaskan Anaknya, Rafathar Borong 11 Pasang Sepatu Di New York

Bahkan ketika itu, istri Jenderal bintang dua ini malah mencari dan menanyakan keberadaan Brigadir J.

Tentu saja sikap ini dinilai Bripka RR, tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda telah dilecehkan, oleh ajudan Ferdy Sambo tersebut.

Dalam peristiwa itu, justru hal ganjil yang patut dipertanyakan adalah apa yang menyebabkan ART Susi ini menangis.

“Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya. Padahal ibu PC tidak menangis dan berbaring di kamarnya,

Semuanya diam soal Susi menangis ini dan RR tidak tahu penyebab Susi menangis,” kata Erman Umar, dikutip oleh Teras Gorontalo dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 13 September 2022.

Disebutkan juga jika tugas sebenarnya dari Bripka RR ini adalah sebagai ajudan khusus, terutama untuk menjaga kedua anak Ferdy Sambo, yang mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang.

“Di mana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta,” jelasnya.

Itu sebabnya sehari sebelum kembali ke Jakarta, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2022, Bripka RR bersama Bharada E justru tengah disibukkan mengurus keperluan anak-anak Ferdy Sambo.

Di tanggal yang sama ini juga disebutkan, jika ada peristiwa dugaa pelecehan yang terjadi di Magelang.

Saat masih berada di SMA Taruna Nusantara, dia kemudian dihubungi oleh Putri Candrawathi, yang memintanya untuk pulang.

“Dia dipanggil sama ibu PC, disuruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard,” tutur Erman Harun.

Sekembalinya ke rumah, Bripka RR justru menemukan kondisi lantai 1 rumah yang kosong.

“Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa pak Kuat,

Pak Kuat jawab, ‘Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya Tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengan saya, Kenapa itu anak.’ Itu jawaban Kuat,” terangnya.

Baca Juga: Viral! Ojol di Semarang Dipukuli hingga Bersimbah Darah Lantaran Hal Ini, Simak Kronologinya

“Saat itu kata Ricky, kondisi Susi menangis,” sambung Erman Umar, menambahkan.

Diceritakan juga kalau ketika itu, Brigadir J naik ke lantai 2 untuk menengok keadaan Putri Candrawathi yang diduga tengah sakit.

“Tapi dihalangi oleh Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Josua turun lagi ke bawah,” tuturnya.

Justru Bripka RR lah yang diizinkan oleh Kuat Maruf untuk menengok keadaan Putri Candrawathi, yang tengah berbaring di kamar, di lantai 2 tersebut.

“Dia buka pintu kamar ibu, dan Tanya, ‘Ada apa bu?’. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya, ‘Josua di mana?’,” ujarnya.

Setelah itu, Ricky kemudian berencana untuk turun ke lantai 1 menemui Brigadir J.

Namun karena sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara Kuat Maruf dan Brigadir J, maka dia pun berinisiatif untuk menyembunyikan senjata api milik almarhum.

“Kemudian dia berinisiatif, yang mungkin diketahui juga sama Richard. Bagaimanapun Josua ada senjatanya,

Ada pisau dan senapan panjang. Bripka RR berinisiatif dipindahin senjatanya ke kamar anaknya Sambo. Di kunci di kamar itu senjatanya,

Karena Bripka RR khawatir ada apa-apa. Sebab sebelumnya kan ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat,” jelas Erman Umar.

Hal tersebut tentunya dilakukan agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan yang terjadi, seandainya pertengakaran antara Brigadir J dan Kuat Maruf terulang.

Setelah itu, dijelaskan jika Bripka RR turun ke lantai 1 untuk mencari Brigadir J, karena sebelumnya istri Ferdy Sambo menanyakannya.

Setelah bertemu dengan Brigadir J, dia pun lantas menanyakan masalah apa yang telah membuat adanya perselisihan dengan Kuat Maruf.

“Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Josua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya gak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Josua,” terangnya.

Setelah itu Bripka RR menyampaikan pesan dari Putri Candrawathi bahwa dirinya dipanggil oleh istri dari atasan mereka itu.

“Karena tadi kan Ibu tanya Josua dimana, maka Bripka RR berinisiatif memanggil Brigadir J. 'Kamu tadi ditanyain, Ibu' begitu kata Bripka RR ke Josua,” imbuhnya.

Kedua orang ini pun naik ke atas, untuk menemui Putri Candrawathi.

Dikatakan jika ketika itu, Brigadir J masuk ke dalam kamar dan duduk di bawah (lantai), sedangkan istri atasan mereka itu masih tetap berbaring di kasur.

“Josua masuk ke kamar dan duduk di bawah, sementara Ibu PC tetap berbaring di kasur. RR tidak ikut masuk ke kamar," kata Erman Umar.

Bripka RR sendiri, dikatakan Erman, hanya menunggu di pintu.

“Sehingga Bripka RR tidak mendengar pembicaraan Brigadir J dengan Putri Candrawathi,” ucapnya.

Tak lama kemudian almarhum Brigadir J keluar dari kamar, dan kembali ke lantai 1 bersama Bripka RR.

“Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Josua, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Kuat Maruf,

Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Josua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Josua melunak, 'Udah bang, gak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Josua bertemu Ibu,” katanya.

Berdasarkan keterangan Bripka RR ini, Erman mengatakan jika kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual, yang disebut-sebut sebagai motif yang menyebabkan Brigadir J tewas terbunuh.

 “Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu,” ujarnya.

Sosok Putri Candrawathi disebut Lebih berbahaya Dari Ferdy Sambo

Istri Ferdy Sambo tersebut dikabarkan memiliki kuasa penuh atas kebutuhan Ferdy Sambo, para ajudan hingga dugaan mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin Ferdy Sambo.

Bahkan Putri Candrawathi disebut lebih berbahaya dari Ferdy Sambo.

Pengacara Brigadir J, Johnson Panjaitan menduga Putri Candrawathi ikut mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh suaminya.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini terungkap soal rekening gendut para ajudan yang disebut disetor oleh Putri Candrawathi.

Belakangan motif pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi kembali dimunculkan.

Padahal, sebelumnya laporan pelecehan seksual terhadap Brigadir J sudah dihentikan oleh tim penyidik karena tidak ditemukannya unsur pidana.

Hal ini dicurigai oleh koordinator kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak sebagai upaya untuk menyelamatkan Ferdy Sambo.

Sementara itu, pengacara Brigadir J, Johnson Simanjuntak mengatakan motif di balik pembunuhan Brigadir J sudah sangat berbau busuk.

"Sudah dijelaskan juga bahwa tidak ada motif itu (pelecehan seksual), cuma waktu itu sudah sangat bau busuk dan becek motif itu," kata Johnson Panjaitan.

Kemudian, Johnson kembali menyinggung pengusiran dirinya dan pengacara Brigadir J yang lain dari lokasi rekonstruksi pada Selasa, 30 Agustus 2022 lalu.

Ia mengaku menyayangkan hal itu karena pihaknya telah berkomitmen untuk mendukung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan semua pihak yang memperjuangkan marwah institusi Polri.

"Setelah Kapolri ngomong dimana-mana dan mendapat dukungan dari masyarakat, kami pun berkomitmen mendukung Kapolri dan semua pihak yang ingin institusi ini berdiri tegak dan marwahnya ada," tegasnya.

"Bukan orang-orang yang hanya menjalankan rekonstruksi dan mengusir kami yang memperjuangkan itu. Kami juga memperjuangkan itu. Jadi itu bukan lembaga nenek moyangnya. Jadi jangan suka-suka, ngomong sembarangan, manis-manis tapi menipu," ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut, Johnson Panjaitan juga menyinggung Komnas HAM yang terkesan mendukung motif pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Ia mengaku heran dengan sikap Komnas HAM yang menurutnya sejak awal sudah membahas motif di balik pembunuhan Brigadir J.

"Komnas (HAM) yang gak punya laboratorium forensik, cuma mungkin dapat data dari baca-baca saja, bahkan dia juga tahu di mana TKP sudah hancur-hancuran, alat bukti hilang," tuturnya.

"Saya ngomong gini karena ini sudah terbukti karena salah satunya obstruction of justice. Extra judicial killing itu berlanjut dengan obstruction of justice, bukan pelecehan seksual. Ingat itu," kata Johnson Panjaitan menambahkan, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Jumat, 16 September 2022.

Johnson Panjaitan menegaskan, legitimasi, nyawa, dan kewibawaan Komnas HAM sedang dipertaruhkan dalam kasus ini.

Menurutnya, hal-hal itu dibangun dari darah dan air mata orang-orang yang saat ini tak kunjung ditemukan.

Pengacara Brigadir J itu juga merasa heran dengan dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi yang terus berubah-ubah tempat kejadian perkaranya.

Terlebih, laporan pelecehan seksual itu sudah dihentikan penyidikannya oleh tim penyidik.

"Yang pro justitia sudah di-SP3, gak ada jalannya pro justitia, tahu-tahu yang gak pro justitia ngomong soal pelecehan. Canggih kan permainan ini?" ucapnya.

"Yang lebih canggih lagi orang yang sudah jadi tersangka, jadi kayak bintang film. Istri orang kaya, dari keluarga terhormat dan sejahtera, calon Kapolri di masa depan, pelukan, ciuman sambil rekonstruksi. Betapa pedihnya saya," sambungnya.

Johnson menuturkan, ketika melihat itu, ia hanya membayangkan tangis ibu Brigadir J sehingga tidak bisa menyampaikan hal yang penting dari rekonstruksi tersebut ke media.

Karenanya, menurutnya Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan jaringan mereka berhasil menekannya.

"Menurut saya Sambo dan istrinya dan jaringannya itu berhasil menekan saya karena saya gak bisa jawab dengan jernih sebagaimana yang selalu teman-teman komunikasikan dengan saya," tuturnya.

"Kalau ditanya substansi, pasti saya jawab substansi. Tapi akibat rekonstruksi yang kayak begitu, saya gak bisa melayaninya," lanjutnya.

Johnson Panjaitan pun meyakini Tuhan akan menjawab doa para ibu yang didiskriminasi dan ditahan, kebalikan dari Putri Candrawathi yang tak kunjung ditahan lantaran kondisi kesehatan yang kurang stabil dan masih memiliki anak kecil.

"PC itu menunjukkan bagaimana kelasnya dia, kemudian memunculkan lagi isu pelecehan seksual hanya dari sebuah pengakuan atau cerita-cerita entah dimana itu. Entah berdasarkan BAP atau bagaimana," tuturnya.

Johnson Panjaitan mengingatkan, Ferdy Sambo cs bisa membuat peradilan sesat sehingga akhirnya kebenaran sulit didapatkan.

Terlebih, kebohongan dalam pemeriksaan polisi juga didukung oleh Undang-Undang.

Kemudian, kuasa hukum Brigadir J itu mencurigai bahwa Putri Candrawathi ikut mengatur Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh suaminya.

"Di dalam praktik, secara resmi memang Kadiv Propamnya Sambo, tapi yang mengontrol semua apa segala macam, uang rumah tangga, termasuk ajudan dan lain sebagainya kan Putri," ujarnya.

"Pertanyaan saya, apakah Putri juga mengatur semua Satgasus, kebutuhan-kebutuhan Satgasus?" imbuhnya.

Namun, pengacara Brigadir J itu mengatakan keterlibatan Putri Candrawathi sulit dibuktikan karena DPR tidak menggunakan hak konstitusionalnya untuk memeriksa hal tersebut.***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler