Kemudian, kemungkinan terburuk yakni mengalami kondisi terparah akibat dari pemukulan itu juga tidak sampai terjadi.
"Kemungkinan kedua adalah damage ya, jadi brain damage yang paling parah tentu bisa sampai lumpuh kehilangan ingatan, bisa lupa dan seterusnya itu juga tidak terjadi," kata dia.
Ade Armando bercerita bahwa saat insiden pengeroyokan berlangsung, rekan-rekan lain yang ada di lapangan sudah berusaha untuk menghentikan pertikaian tersebut.
Akan tetapi, mereka terlempar karena massa yang mengeroyok juga begitu masif dan sangat membabi buta.
Rekan-rekan dan para jurnalis yang berada di lapangan saat itu, kemudian langsung berlari dan berteriak untuk meminta bantuan polisi.
Ade Armando juga mengungkap jika saat itu polisi tidak mengetahui adanya insiden pengeroyokan, karena mereka tenga berupaya untuk membubarkan massa aksi demonstrasi.
"Dan mereka lah yang menyelamatkan saya, seperti yang dikatakan dokter tadi terlambat 5 menit 10 menit, ini bisa fatal. Dan polisi terus menjaga saya ya sampai sekarang," ucapnya.
"Para mahasiswa juga sebagian juga berusaha menolong saya ya. Walaupun juga lagi-lagi terlambat oleh banyaknya orang," tambahnya.