Ceritakan Kembali Insiden Pengeroyokan, Ade Armando: Terlambat 5 Menit, Saya Sudah Meninggal Dunia

- 16 Mei 2022, 08:10 WIB
Ade Armando ceritakan kembali insiden pengeroyokan terhadap dirinya
Ade Armando ceritakan kembali insiden pengeroyokan terhadap dirinya /Tangkapan Layar Twitter/@Hasan06108822

PORTAL NGANJUK – Pegiat media sosial sekaligus Dosen dari Universitas Indonesia (UI), Ade Armando yang menjadi korban pengeroyokan oleh oknum massa demonstrasi pada 11 April 2022 silam.

Ade Armando dikeroyok pada saat aksi unjuk rasa mahasiswa berlangsung di depan gedung DPR/MPR Jakarta.

Akibat dari pengeroyokan itu, Ade Armando akhirnya harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Siloam Semanggi.

Satu bulan pasca kejadian itu, kondisi kesehatan Ade Armando secara perlahan berangsur pulih, dia kemudian menceritakan kembali tentang insiden pengeroyokan yang dialaminya.

Baca Juga: Kasus Penculikan Disertai Pencabulan terhadap Belasan Anak, Puan Maharani: Hati Saya seperti Tersayat

Melalui tayangan YouTube Cokro TV yang tayang pada Sabtu, 14 Mei 2022, Ade Armando menceritakan insiden pengeroyokan itu.

Dia mengatakan bahwa dirinya mungkin sudah tak bernyawa jika tidak ditolong oleh para polisi yang menerobos dan menghentikan insiden pengeroyokan tersebut.

Apabila terlambat 5 sampai 10 menit saja, kata dia, mungkin dia sudah meninggal dunia jika tidak mendapat pertolongan.

"Ketika itu dokter bilang, kondisi terparahnya saya bisa mati. Dokter bilang kalau saja terlambat, barangkali 5 menit sampai 10 menit polisi tidak berhasil menerobos para pengeroyok, ada kemungkinan bahwa saya akhirnya sudah meninggal dunia, kalau tidak ditolong oleh para polisi itu," ujar Ade Armando.

Baca Juga: Jaksa Agung Tegaskan Tidak Takut Hadapi Mafia Minyak Goreng, Burhanuddin: Bekingan Saya Lebih Kuat

Ade Armando mengatakan, bantuan dari para polisi yang berupaya mengehentikan pengeroyokan itulah yang membuat dirinya selamat.

Kemudian, kemungkinan terburuk yakni mengalami kondisi terparah akibat dari pemukulan itu juga tidak sampai terjadi.

"Kemungkinan kedua adalah damage ya, jadi brain damage yang paling parah tentu bisa sampai lumpuh kehilangan ingatan, bisa lupa dan seterusnya itu juga tidak terjadi," kata dia.

Ade Armando bercerita bahwa saat insiden pengeroyokan berlangsung, rekan-rekan lain yang ada di lapangan sudah berusaha untuk menghentikan pertikaian tersebut.

Baca Juga: Berhasil Ungkap Mafia Minyak Goreng, Jaksa Agung Akhirnya Buka Suara: Kita Tidak Bisa Mundur

Akan tetapi, mereka terlempar karena massa yang mengeroyok juga begitu masif dan sangat membabi buta.

Rekan-rekan dan para jurnalis yang berada di lapangan saat itu, kemudian langsung berlari dan berteriak untuk meminta bantuan polisi.

Ade Armando juga mengungkap jika saat itu polisi tidak mengetahui adanya insiden pengeroyokan, karena mereka tenga berupaya untuk membubarkan massa aksi demonstrasi.

"Dan mereka lah yang menyelamatkan saya, seperti yang dikatakan dokter tadi terlambat 5 menit 10 menit, ini bisa fatal. Dan polisi terus menjaga saya ya sampai sekarang," ucapnya.

Baca Juga: Ketua DPR RI Soroti Kasus Penculikan Belasan Anak Disertai Pencabulan: Ini Persoalan yang Sangat Serius

"Para mahasiswa juga sebagian juga berusaha menolong saya ya. Walaupun juga lagi-lagi terlambat oleh banyaknya orang," tambahnya.

Lantas, polisi sudah menetapkan sembilan orang tersangka terkait dengan pengeroyokan terhadap Ade Armando, dua tersangka lainnya diketahui saat ini masih buron.

Polda Metro Jaya masih memburu dua terduga pelaku pengeroyokan, yang pertama adalah pria bertopi yang sebelumnya disangka sebagai Abdul Manaf dan terduga lainnya diketahui bernama Ade Purnama.

"Masih ada dua orang lagi, pertama atas nama Ade Purnama sama satu lagi yang pria pakai topi itu," kata Zulpan pada Senin, 18 April 2022.

"Iya masih dalam pengejaran. Oleh penyidik di lapangan masih dikejar lah," ujar Zulpan.***

Editor: Christian Rangga Bagaskara

Sumber: YouTube Cokro TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah