Hal tersebut berarti pemerintah sudah sangat peduli agar di Garut terwujud suasana aman dan nyaman.
Beberapa hari lalu, Kemenag Garut bersama pemerintah daerah, MUI, Densus 88, dan para penyuluh agama, melaksanakan deklarasi kembalinya warga yang terpapar paham radikal itu ke NKRI.
Ini sebuah langkah yang penting, dan hasil dari kerja sama berbagai pihak.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Sebuah SPBU Hangus Terbakar Akibat Membayar Pakai HP
"Ada sebuah kejadian yang kami alami. Saat deklarasi 200 warga di Selatan itu, saya berbincang dengan seorang ibu, yang tidak mengakui sebagai WNI,
Dia diajari gurunya tidak shalat. Sebagai gantinya, cukup membayar infaq Rp25.000. Dijamin akan selamat dan masuk surga," kata Cece Hidayat.
"Ini merupakan pembodohan kepada umat," ucapnya menambahkan, dikutip dari Kemenag Jabar, Selasa, 5 Juli 2022.
Mereka ada di bagian pelosok Garut selatan, yang hanya bisa dijangkau dengan naik ojek beberapa kali dan berjalan kaki.
Ini menjadi tugas berbagai pihak terkait untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat yang mudah dibodohi itu, dan harus terus menerus tanpa batas waktu.
Pada kesempatan itu, Cece Hidayat juga memberikan penghargaan kepada 10 tokoh agama dan tokoh masyarakat yang berperan aktif, mengajak dan merangkul kembali warga terpapar radikalisme atau aliran sesat untuk dapat kembali ke pangkuan NKRI.***