Bahkan videonya tersebar ke media sosial yang mengakibatkan korban merasa tertekan hingga merasa depresi.
Setelah kejadian itu bocah SD itu tidak makan dan minum dan berakibat buruk pada kesehatannya baik fisik maupun psikis, hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan berujung meninggal dunia dalam perawatan pada Minggu 18 Juli 2022.
“Kami berharap kasus perundungan di kalangan anak-anak, baik di lingkungan sekolah atau manapun semoga kasus serupa tidak terjadi lagi,” kata Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari saat dihubungi melalui telepon.
Ineu menjelaskan bahwa kasus perundungan yang terjadi sangat memprihatinkan dan sangat menyesalkan adanya kasus bully yang dinilai tidak etis ini.
Hal ini tentu saja menjadi tugas bersama baik dari pihak orang tua maupun sekolah. Peran dari guru BP juga harus ada untuk bimbingan konseling pada pelajar.
Pendampingan untuk anak sangat penting baik dari keluarga dan lingkungan sekolah perlu ditingkatkan lagi sehingga kasus serupa tidak terulang kembali.***