Network
PORTAL NGANJUK-Kasus pembunuhan dan penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J satu per satu mulai terkuak dan menunjukkan titik terang.
Usai nama Bharada E ditetapkan sebagai tersangka, pihak Polri sudah menetapkan Brigadir Ricky Rizal atau Brigadir RR menjadi pelaku selanjutnya.
Diketahui Brigadir Ricky Rizal atau Brigadir RR, ini adalah ajudan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi
Sedangkan Brigadir RR ditangkap dan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri pada hari Minggu, 7 Agustus 2022.
Sedangkan Iirjen Ferdy Sambo sudah ditangkap dan ditempatkan di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Kota Depok, pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
Mantan Kadiv Propam tersebut ditangkap usai diduga telah melakukan pelanggaran kode etik yang berkaitan dengan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ferdy Sambo dianggap telah menghalangi proses penyidikan kasus penembakan Brigadir J yang dilakukan oleh kepolisian.
Selain itu, Ferdy Sambo juga disebut sebagai otak dari pelanggaran kode etik di tempat kejadian perkara (TKP) kematian Brigadir J.
Bahkan, Ferdy Sambo diduga dengan sengaja mengaburkan fakta-fakta kejadian yang ada di TKP.
Hal ini disampaikan oleh pengamat politik, Refly Harun di kanal YouTubenya, pada Minggu, 7 Agustus 2022.
Dikutip Portal Nganjuk dari kanal YouTube Refly Harun, ia menyebut bahwa Irsus sudah memeriksa 10 orang saksi dan beberapa bukti.
Dalam proses tersebut, pihaknya mengatakan bahwa Ferdy Sambo diduga melakukan pelanggaran ketidakprofesionalan olah TKP.
Refly Harun yang merupakan ahli tata hukum negara ini berharap Polri bisa diandalkan, solid, kredibel, bertanggung jawab, dan bersih untuk mengungkap kasus kematian Brigadir J.
Dari pernyataan 10 personel, ia mempunyai dugaan bahwa ferdy Sambo berada di TKP.
"Ada 10 orang yang paling tidak membenarkan perintahkan rusak TKP, ini mengonfirmasi bahwa sesungguhnya Ferdy Sambo ada di TKP," ungkap Refly.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa lawan yang sedang dihadapi dalam kasus kematian Brigadir J ini penjahat professional.
"Bagaimana dengan CCTV yang dilihat oleh Komnas HAM, yang kita hadapi adalah seorang yang profesional," imbuhnya.
Namun Refly Harun mengatakan bahwa kita harus tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah di kasus Brigadir J yang penuh dengan teka-teki ini.
Asas tersebut dalam artian bukan berarti Ferdy Sambo pasti bersalah, namun harus dilihat perkembangan-perkembangan kedepannya.
Demikianlah informasi mengenai pendapat Refly Harun mengenai 10 Personil yang menyebut nama Ferdy Sambo ikut terlibat dalam kasus Brigadir J ***
