Diketahui bahwa Deolipa merupakan salah satu kuasa hukum yang ditunjuk oleh pihak kepolisian untuk mendampingi tersangka Bharada E agar tidak ada cacat formil.
Deolipa Yumara menggantikan pengacara yang sebelumnya sebab penyidikan yang masih terus dilakukan sehingga dibutuhkan peran dari kuasa hukum tersangka supaya tidak terjadi cacat formil.
“Karena pengacara lama sudah mengundurkan diri, sementara penyidikan harus tetap berjalan dan tersangka melakukan tindak pidana pembunuhan, maka harus didampingi oleh pengacara supaya tidak ada cacat formil,” kata Deolipa.
Saat Deolipa bertemu dengan Bharada E, dia langsung menanyakan mengenai persoalan yang cenderung ditutup-tutupi pada saat itu.
Dalam pertemuannya tersebut, Deolipa menceritakan bahwa Bharada E telah mengungkapkan semuanya melalui secarik kertas yang sudah sengaja disiapkan oleh tim penyidik sebagai media penjelas.
Dengan berlatar pendidikan psikologi, Deolipa Yumara tahu hal yang perlu dia lakukan untuk membuat Bharada E mampu menjelaskan peristiwa yang sedang terjadi.
“Ya kan jiwanya agak terguncang, ya kan saya tahu ilmu psikologi masa kita gak pakai ilmu psikologi kita, kita bedah jiwanya,” ucapnya.
Dilansir dari pikiran-rakyat.com, Deolipa Yumara mengetahui soal kronologi yang terjadi saat penembakan antara Bharada E dan Brigadir J.
Meskipun begitu, Deolipa tidak memberitahukan mengenai siapa saja yang ikut menembak Brigadir J di lokasi kejadian. Menurutnya hal itu akan terungkap saat persidangan.***