Network
PORTAL NGANJUK – Kasus tewasnya Brigadir J atau Brigadir Yosua alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat sedikit demi sedikit akan menemukan titik terang.
Motif kasus pembunuhan Brigadir J masih menjadi misteri, meski sebelumnya telah ditetapkan empat orang tersangka yaitu Ferdy Sambo, Bharada E, Brigadir RR dan KM.
Sebelumnya, Bharada E berhasil mematahkan asumsi penyidik Polri dan publik, lantaran ternyata keterangan sebelumnya adalah skenario belaka.
Tak kuat menanggung beban sendirian, akhirnya Bharada E memilih untuk berbicara soal kronologi kasus Brigadir J yang sebenarnya kepada penyidik.
Baca Juga: Cek Fakta: Luhut Pandjaitan Cari Bekingan Ferdy Sambo, Tidak Ada Urusan Siapa Dia
Terkait kronologi di Magelang terjadi berdasarkan keterangan atau sudut padang dari Bharada E yang di sampaikan mantan pengacaranya yakni Dheolipa Yumara.
Dheolipa Yumara memaparkan, bahwa Bharada E dan Bripka RR diperintahkan membawa makanan kepada anak Ferdy Sambo di sekolah Taruna Nusantara pada 7 Juli 2022 sore.
Itu bertepatan juga Bharada E ditelepon langdung oleh Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo sambil menangis.
"Sekitar jam 5 atau 6 sore, antara itu, ditelponlah oleh bu Putri, bu Putri bilang ‘Richard itu Riki (Brigadir RR) di mana tolong kemari,’ sembari nangis-nangis," ujarnya.
Kemudian, setelah di angkat oleh Bharada E diberikanlah telepon tersebut kepada Riki.
"Putri yang telepon, Richard kemudian ngasih handphone ini ke Riki, diterimalah oleh Riki, kemudian Riki buru-buru sama Richard pulang,” ujar Deolipa Yumara menuturkan keterangan Bharada E.
Baca Juga: Viral! Sosok Wanita ‘Bertemu’ Orang Tuanya Yang Sudah Meninggal Dengan Lakukan Hal Ini
Lantas, mereka berdua buru-buru pulang menuju kediaman Putri Candrawathi berada. Kemudian Bharada E dan Bripka Riki (RR) langsung menuju ke lantai dua tempat istri Ferdy Sambo berada.
Namun, saat akan menemui Putri Candrawathi yang berada dilantai dua itu keduanya dihalangi oleh ajudan pribadi keluarga Ferdy Sambo sehingga Bharada E turun kembali.
"Ada yang namanya Kuat (KM), kemudian 'udah Richard (Bharada E) jangan ikut campur, " ucap Kuat, akan tetapi Yoshua (Brigadir J) ada di bawah, karena Richard (Bharada E) ini gak mau ikut campur, makanya dia pergi ke bawah,” ucap Deolipa Yumara.
Di tengah kecurigaan publik, muncul isu yang menyebut nama Bharada E beredar di media sosial YouTube.
Baru-baru ini beredar informasi yang menyebut bahwa Bharada E disuap uang sebanyak 5 milyar.
Dikatakan juga dalam isu itu, uang berjumlah 5 milyar tersebut diberikan oleh Ferdy Sambo dan istrinya usai dibocorkan ke publik oleh Bharada E.
Kabar tersebut menjadi viral setelah kanal YouTube POJOK DUNIA mengunggah video berjudul "Berita Terkini ~ Dijanjikan Uang 5 Miliar – Barada E Bongkar Peran Istri & Ferdy Sambo" pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Baca Juga: Samuel Hutabarat Meminta Keadilan Anaknya, Ramos Hutabarat Usut Kasus Kliennya
Dalam thumbnail video itu terlihat sosok pria berpakaian berwarna oranye tengah duduk lesu di hadapan para polisi.
Tepat didepan pria itu ada sejumlah uang yang terletak di atas meja, serta dikelilingi oleh polisi yang menginterogasinya.
“DIJANJIKAN 5 MILIAR
BARADA E BONGKAR PERAN ISTRI & FERDY SAMBO”
Benarkah demikian? Mari melakukan penelusuran untuk membuktikan apakah benar kabar tersebut.
Mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara menyebut bahwa istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi memiliki peran khusus dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Peran khusus istri Ferdy Sambo yang dimaksudkan itu adalah menyiapkan uang tutup mulut sebesar Rp2 Miliar.
Rencananya uang tutup mulut tersebut akan diberikan kepada tiga orang yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka yaitu Bharada E, Bripka Ricky, hingga Kuwat Ma'ruf.
Pernyataan mengenai uang tutup mulut yang disiapkan istri Ferdy Sambo tersebut dikatakan Deolipa saat berada di sebuah program acara televisi.
"Jadi ibu putri memanggil si pak Kuat, Richard, Ricky. Dateng mereka. Ini skenario pertama berhasil.
Kalo ini sudah beres lu jangan buka mulut, tutup mulut ye. Ni bahasa kasarnya begitu," ucap Deolipa menjelaskan dikutip PORTAL NGANJUK dari kanal YouTube TV RAKYAT, Minggu, 14 Agustus 2022.
Uang tutup mulut yang dijanjikan oleh istri Ferdy Sambo tersebut rencananya akan diberikan pada bulan Agustus 2022.
Baca Juga: Viral! Sosok Wanita ‘Bertemu’ Orang Tuanya Yang Sudah Meninggal Dengan Lakukan Hal Ini
Tepatnya saat kasus pembunuhan Brigadir J yang terjadi pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Ferdy Sambo itu sudah dihentikan.
Namun, dugaan yang disebut oleh mantan pengacara Bharada E itu belum dibuktikan dan Polri sedang melakukan pengusutan lebih lanjut.
Orang tua dari Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E pun mengunggah surat terbuka dimedia sosial hingga isi dari surat tersebut viral.
Adapun alasan orang tua Bharada E menulis surat tersebut karena alasan yang mendesak. Sebab Bharada E merupakan sebagai saksi kunci dalam kasus kematian Brigadir J.
Surat terbuka tersebut diklaim ditulis langsung oleh kedua orang tua Bharada E yakni Junus Lumiu sang Ayah serta Ibunya, Rynecke Pudihang yang kemudian surat terbuka itu diunggah pertama kali oleh akun media sosial milik saudari sepupu Bharada E, Anastasya Lila.
"Orang tua meminta perlindungan untuk anaknya ke Presiden, Kapolri, dan pemerintah. Karena di situ kan posisinya Icad (Richard) itu saksi kunci, jadi orang tua meminta keamanan dengan keluarga," ucap Anastasya Lila pada Selasa malam, 9 Agustus 2022.
Anastasya mengungkapkan, Ibu Bharada E sangat khawatir mengenai keselamatan putranya. Oleh karena itu, orang tua Bharada E menulis surat terbuka yang kemudian surat itu viral di media sosial.
"Mama Bharada E kirim surat itu ke saya, dan dia minta saya unggah di sosial media," ucapnya, sebagaimana dikutip PORTAL NGANJUK.
Baca Juga: BCL dan Ariel NOAH Diam-diam Dikabarkan Segera Menikah, Foto Fitting Baju Pengantin Bocor
"Harapan saya, itu surat itu bisa tembus ke Presiden," lanjut Anastasya.
Mahfud Md selaku Menko Polhukam sebelumnya juga sudah meminta pihak Polri untuk memfasilitasi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan bertemu dengan Bharada E.
Dia juga tengah meminta Bharada E agar dilindungi dari hal apa pun itu.
"Melalui mimbar ini, saya juga sampaikan agar Polri memfasilitasi LPSK untuk memberi perlindungan kepada Bharada (E) agar dia selamat dari penganiayaan, dari racun, atau dari apapun," ucap Mahfud saat jumpa pers di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta pada Selasa malam, 9 Agustus 2022.
Bharada E sendiri juga telah ditetapkan Polri sebagai tersangka terkait penembakan Brigadir J. Listyo Sigit selaku Kapolri Jenderal menjelaskan, bahwa Bharada Eliezer atau Bharada E melepaskan tembakan terhadap Brigadir J atas perintah sang atasan yakni mantan Kadiv Propram Polri Irjen Ferdy Sambo.
Sementara itu menurut Deolipa Yumara selaku pengacara baru Bharada E, bahwa kliennya tersebut telah mengaku bersalah. Ia disebut hanya menjalankan perintah sebagai seorang bawahan Ferdy Sambo.
"Mengaku salah paling enggak. (Bharada E) ini kan Polisi Brimob, dan menjalankan perintah atasan," ujar Deolipa Yumara pada Selasa, 9 Agustus 2022.
Bharada Eliezer atau Bharada E pada saat peristiwa tersebut rupanya tidak bisa menolak perintah dari Ferdy Sambo. Jika menolak ia kemungkinan akan ditembak.
"Tapi 'saya juga takut' kata dia kan, tapi ketakutan juga kalau saya tidak menembak (Brigadir J), saya yang ditembak. Kan gitu. Sama yang nyuruh nembak," ucap Deolipa seraya menirukan ucapan Bharada E.
Berikut Isi Surat Terbuka Orang Tua Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu Atau Bharada E Yang Viral Dimedia Sosial.
Kepada yth:
- Bapak Presiden Republik Indonesia
- Bapak Kapolri
- Bapak Menko Polhukam
Baca Juga: Cek Fakta: Luhut Pandjaitan Cari Bekingan Ferdy Sambo, Tidak Ada Urusan Siapa Dia
Salam sejahterah,
Pertama-pertama kami selaku ayah dan Ibu dari Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, turut berbela sungkawa kepada keluarga almarhum Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menko Polhukam yang kami hormati, kami mengirimkan surat terbuka ini, karena kami merasa putus asa dalam menghadapi proses hukum yang saat ini sedang dihadapi anak kami.
Rasa kuatir dan takut selalu ada dalam hati kami. Saat ini kami memohon perlindungan hukum dan ham untuk anak kami Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, juga untuk kami sebagai orang tua, keluarga dan tunangannya.
Dan kami juga meminta keadilan dan perlindungan dari Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menko Polhukam. Sekiranya surat terbuka ini bisa sampai kepada bapak-bapak yg kami hormati, kami mohon bapak-bapak dapat bertindak secara bijaksana, untuk memenuhi permohonan kami.
Baca Juga: Berikut 7 Rekomendasi Film Bertema Kemerdekaan Paling Menyayat Hati
Kami juga percaya bahwa setiap warga negara berhak mendapat perlindungan. Dan kami keluarga tetap menghormati proses hukum yang sedang berjalan saat ini.
Demikianlah surat terbuka ini kami buat dari hati kami yg paling dalam, untuk disampaikan kepada Bapak Presiden, Bapak Kapolri, dan Bapak Menko Polhukam.
Terimakasih.
Kami yang bermohon:
Orang Tua
Ayah: S Junus Lumiu
Ibu: Rynecke. A. Pudihang
Faktanya, dari keseluruhan isi video yang berdurasi 8 menit 5 detik tersebut tak mengandung informasi yang seperti dituliskan dalam judul bahkan juga sampul.
Dalam kanal YouTube POJOK DUNIA, video tersebut hanya berisi cuplikan-cuplikan video kasus pembunuhan Brigadir J yang sudah dijadikan satu.
Ironinya, sampai berita ini diterbitkan video viral itu telah ditonton lebih dari 48 ribu kali dan mendapatkan total 119 suka dari warganet.
Kemudian, kanal YouTube POJOK DUNIA yang mengunggah video itu juga tidak diketahui secara jelas siapa pemiliknya.
Sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan kanal YouTube tersebut bukan sumber berita yang layak dipercaya.
Berdasarkan hasil penelusuran di atas, informasi menyebut Bharada E disuap 5 miliar oleh Ferdy Sambo dan istrinya ialah kategori konten menyesatkan alias hoaks.
Masyarakat Indonesia dihimbau untuk lebih bijak dalam menerima informasi yang belum jelas sumber dan asalnya
Lakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayai sebuah kabar atau berita yang belum tentu benar adanya.
Carilah sumber kredibel untuk meneliti apakah kabar yang diterima sudah benar atau hanya sebuah berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Agar informasi yang dibagikan atau diberikan kepada orang lain tidak menjadi salah satu kabar simpang siur.***
