Ia mengatakan, Ferdy Sambo juga terlibat dalam penembakan itu.
Pada awalnya, Bharada E mengakui jika dirinya yang telah menembak Brigadir Yosua atau Brigadir J.
Namun terkini, Bharada E menyebut jika kala itu Ferdy Sambo juga turut menembak ajudannya yakni Brigadir Yosua.
Terkait hal itu, Ferdy Sambo bersikeras menentang keterangan Bharada E jika dirinya tidak ikut menembak Brigadir J saat itu.
Yang lebih mengejutkan dari pengakuan Bharada E ketika ia menerima perintah Ferdy Sambo yang sesat itu, ia sempat menolak.
Bahkan, Bharada E setelah adanya perintah menembak Brigadir Yosua, Ia sempat mengurung diri serta berdoa di dalam toilet.
Sementara itu, Ronny Talapessy mengungkapkan jika kliennya itu sudah mengakui bahwa telah menembak Brigadir J pertama kali, kemudian diakhiri oleh Ferdy Sambo.
Ronny Talapessy mengatakan, Bharada E sempat berdoa dalam toilet lantaran ketakutan saat ia menerima perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir Yosua.
Menanggapi hal itu, Refly Harun seorang Ahli Hukum Tata Negara menilai meski Bharada E mengubah keterangannya itu, namun belum jelas tembakan dari siapa yang menyebabkan Brigadir Yosua tewas.
"Hanya memang yang belum jelas apakah tembakan dia yang membunuh Brigadir J ataukah tembakan terakhir Ferdy Sambo, terutama siapa yang menembak kepala ya, belum terlalu jelas," ujar Refly Harun.