PORTAL NGANJUK - United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia mengungkapkan sebagian besar air minum di Indonesia tercemar oleh limbah tinja.
Hal tersebut disampaikan pada Kampanye Indonesia Sehat Berseri dari SoKlin Antisep bersama dengan UNICEF Indonesia di Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Kampanye tersebut bertujuan untuk percepatan imunisasi rutin dan edukasi perilaku hidup bersih sehat bagi keluarga di 11 provinsi.
Baca Juga: Wartawan Sebut ‘Leslar Bersemi Kembali’, Netizen : Wajah Billar Seperti Menyimpan Dendam
11 provinsi tersebut adalah Riau, Sumatera Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, hampir 70 persen sumber air minum rumah tangga di Indonesia terindikasikan tercemar oleh tinja.
Specialist UNICEF Indonesia, Maraita Listyasari dalam konferensi pers pada Rabu, 19 Oktober 2022 mengatakan bahwa dari rumah tangga yang menjadi sampel tersebut, hampir 70 persennya terindikasi ada pencemaran tinja.
"Aduh ini sebenernya kalau cerita ini agak menyedihkan, karena ternyata ceritanya betul, studinya dari Kementerian Kesehatan yang dilakukan untuk mengukur kualitas air minum di Indonesia di sekitar 25.000 rumah tangga di Indonesia di 34 Provinsi," tutur Water Sanitation and Hygiene (WASH).
Spesialis Air, Sanitasi, dan Kebersihan itu pun mengaku prihatin dengan hasil temuan Kemenkes terkait kualitas air minum di Indonesia.
Dengan mengkonsumsi air minum tersebut dikatakan dapat meningkatkan risiko timbulnya berbagai macam penyakit.
Penularan penyakit dapat bermula dari toilet yang kotor, air tanah yang terkontaminasi tinja karena toilet tidak terhubung dengan tangki septik sesuai standar.
Ia juga menambahkan tangan yang tidak dicuci menggunakan sabun di bawah air mengalir, serta makanan yang tidak ditutup dengan baik sehingga mudah dihinggapi lalat atau serangga juga dapat menularkan berbagai penyakit.
Untuk meminimalkan risiko munculnya penyakit, dia mengimbau masyarakat untuk mencoba mengelola sanitasi atau air limbah lebih baik.
"Pastikan toilet terhubung dengan sistem pipa air limbah atau terhubung dengan septic tank yang kedap sesuai standar dan selalu disedot minimal sekali tiga hingga lima tahun, tidak perlu tunggu penuh," ujar Maraita dilansir PORTAL NGANJUK dari Antara. ***